Senin, 6 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

    Jaringan WPS

    5 Tuntutan Jaringan WPS Indonesia atas Penangkapan Perempuan Pasca Demonstrasi

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Feminis Sejati

    Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

    Anak Difabel

    Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

    Program MBG

    Protes Program MBG; Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    Reproduktif Perempuan yang

    Ketika Peran Reproduktif Perempuan Menjadi Tanggung Jawab Bersama

    Tubuh Perempuan

    Tubuh Perempuan dalam Pandangan Islam

    Musik Inklusif

    Mari Kita Perjuangkan Dunia Musik Yang Inklusif Itu!

    Trauma Kolektif

    Membaca Trauma Kolektif dalam Rumah Tangga Kontemporer

    Reproduktif Perempuan

    Peran Reproduktif Perempuan Bukan Kelemahan, Tapi Kemuliaan

    Poligami

    QS. An-Nisaa (4): 3 Bukan Soal Poligami, Tapi Tentang Melindungi yang Rentan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Khadijah Ra yang

    Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

    Membaca Mubadalah

    Membaca Khadijah Ra dalam Spirit Mubadalah

    Khadijah Ra meneguhkan

    Khadijah Ra: Perempuan Pertama yang Meneguhkan Misi Kenabian

    keadilan hakiki

    Keadilan Hakiki dalam Relasi Keluarga

    Keluarga Mubadalah

    Keluarga dalam Perspektif Mubadalah

    Syafaat Nabi

    Lima Syafaat Nabi di Tengah Lesunya Ekonomi

    Akhlak Nabi

    Dakwah Nabi di Makkah: Menang dengan Akhlak, Bukan Kekerasan

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Akhlak Nabi yang

    Akhlak Nabi Tak Pernah Berubah, Meski pada yang Berbeda Agama

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

    Jaringan WPS

    5 Tuntutan Jaringan WPS Indonesia atas Penangkapan Perempuan Pasca Demonstrasi

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Feminis Sejati

    Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

    Anak Difabel

    Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

    Program MBG

    Protes Program MBG; Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    Reproduktif Perempuan yang

    Ketika Peran Reproduktif Perempuan Menjadi Tanggung Jawab Bersama

    Tubuh Perempuan

    Tubuh Perempuan dalam Pandangan Islam

    Musik Inklusif

    Mari Kita Perjuangkan Dunia Musik Yang Inklusif Itu!

    Trauma Kolektif

    Membaca Trauma Kolektif dalam Rumah Tangga Kontemporer

    Reproduktif Perempuan

    Peran Reproduktif Perempuan Bukan Kelemahan, Tapi Kemuliaan

    Poligami

    QS. An-Nisaa (4): 3 Bukan Soal Poligami, Tapi Tentang Melindungi yang Rentan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Khadijah Ra yang

    Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

    Membaca Mubadalah

    Membaca Khadijah Ra dalam Spirit Mubadalah

    Khadijah Ra meneguhkan

    Khadijah Ra: Perempuan Pertama yang Meneguhkan Misi Kenabian

    keadilan hakiki

    Keadilan Hakiki dalam Relasi Keluarga

    Keluarga Mubadalah

    Keluarga dalam Perspektif Mubadalah

    Syafaat Nabi

    Lima Syafaat Nabi di Tengah Lesunya Ekonomi

    Akhlak Nabi

    Dakwah Nabi di Makkah: Menang dengan Akhlak, Bukan Kekerasan

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Akhlak Nabi yang

    Akhlak Nabi Tak Pernah Berubah, Meski pada yang Berbeda Agama

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Belajar Kehidupan dari Film Jembatan Pensil

Cerita yang ada di film tidak sepenuhnya fiktif. Nyatanya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini memang belum merata

Khoerotul Awaliah Khoerotul Awaliah
6 Januari 2024
in Film
0
Film Jembatan Pensil

Film Jembatan Pensil

3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam rangka mengisi waktu akhir semester 1 tahun ini, sekolahku mengadakan kegiatan nonton bareng (nobar). Film yang kami putar berjudul Jembatan Pensil.

Sebenarnya film ini sudah rilis sejak tahun 2017. Namun, masih sangat relevan sekali untuk ditayangkan sekarang. Apalagi banyak hikmah yang bisa kita petik dari film tersebut. Aku rasa setelah menonton film ini anak-anak akan sedikit banyak termotivasi.

Di antara pelajaran yang bisa anak-anak ambil dari film tersebut yaitu tentang perjuangan dalam menempuh pendidikan, ketulusan, persahabatan, adab terhadap orang tua, tentang alam, dan masih banyak yang lainnya.

Film Jembatan Pensil ini mengisahkan tokoh utamanya yaitu seorang anak penyandang disabilitas yang tetap semangat menjalani kehidupan terutama dalam menempuh pendidikan. Namanya Ondeng.

Ondeng merupakan seorang anak yang mengalami keterbelakangan mental. Walau begitu, ia tetap semangat untuk sekolah agar bisa mencapai cita-citanya. Ia memiliki keinginan untuk membangun jembatan yang biasa dilalui oleh temannya untuk pergi ke sekolah. Jembatan yang sudah rusak dan menunjukkan tanda-tanda akan roboh.

Tetap Semangat dalam Keterbatasan

Belajar dari Ondeng, walalupun ia mengalami keterbelakangan mental ia tetap bersemangat untuk belajar di sekolah. Sedangkan banyak anak-anak yang normal dan memiliki fisik yang sempurna yang bermalas-malasan dalam belajar.

Bersama teman-temannya, Ondeng melewati perjalanan yang cukup jauh dan melalui berbagai rintangan untuk sampai di sekolah. Termasuk melalui jembatan yang sudah rusak.

Berjalan melewati hutan dengan sepatu yang mereka kalungkan ke leher. Bahkan sepatu robek juga masih mereka pakai. Inal, salah satu teman Ondeng yang mengalami keterbatasan penglihatan juga terlihat begitu antusias dalam belajar.

Apa kabar dengan beberapa anak generasi sekarang yang sudah diberikan fasilitas begitu baik namun hanya sesuka hati saja ketika sekolah. Bolos sekolah misalnya. Mereka harus bisa introspeksi diri.

Cobalah lihat saudara kita yang berada di pedalaman melalui film ini. Bangunan tempat mereka menuntut ilmu memang tidak sebagus di daerah yang maju. Hanya berbentuk bilik yang terbuat dari papan. Namun, mereka tetap menunjukkan semangat belajar yang tinggi.

Kepedulian Ondeng

Aku merasa trenyuh saat film ini menampilkan adegan di mana jembatan yang dilalui oleh teman-teman Ondeng ini roboh saat akan berangkat sekolah. semua temannya terjatuh ke sungai.

Ondeng yang selalu menunggu teman-temannya di ujung jembatan panik. Ia langsung terjun ke sungai dan berenang untuk menolong mereka. Setelah memastikan semua temannya selamat, mereka masih harus berjalan jauh dengan baju yang basah kuyup menuju ke sekolah.

Belajar dari film ini bahwa keterbatasan tidak menjamin baik buruknya akhlak atau karakter seseorang. Ondeng sebagai tokoh utama yang mengalami keterbelakangan mental justru memiliki rasa empati dan kepedulian yang tinggi kepada teman-temannya.

Disabilitas Selalu Dipandang Sebelah Mata

Ondeng yang memiliki keterbelakangan mental selalu dipandang sebelah mata. Tak jarang ia menjadi bahan bullyan teman-temannya yang merasa mempunyai fisik dan mental yang sempurna. Padahal di balik keterbatasan tersebut, Ondeng memiliki sifat kepedulian yang tinggi.

Mereka mengolok- olok Ondeng yang tidak lulus-lulus dari sekolah. Namun, Ondeng yang menerima bullyan dari temannya tak pernah menyimpan dendam kepada mereka. Bahkan Ia tak segan untuk menolong teman yang sudah mengejeknya ketika mereka memerlukan bantuan.

Terlihat jelas relasi kuasa yang muncul dari film ini. Mereka anak-anak yang tidak memiliki keterbatasan fisik merasa berhak untuk mengejek temannya yang berkebutuhan khusus, yang berbeda dari mereka.

Padahal, Allah saja tidak membedakan hamba-Nya hanya dari bentuk fisik, kekayaan, ataupun jabatannya saja. Yang membedakan hanya tingkat ketaqwaan seseorang. Walaupun Ondeng memiliki keterbatasan ia tak pernah lupa untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu melaksanakan salat.

Pendidikan di Indonesia yang Belum Merata

Sebuah tamparan keras datang dari film ini. Cerita yang ada di film tidak sepenuhnya fiktif. Nyatanya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini memang belum merata. Apalagi untuk daerah pedalaman yang sangat sulit menerima akses pendidikan.

Selain itu, pendidikan anak disabilitas hendaknya mendapatkan perhatian khusus. Sangat kita sayangkan sekali jika anak-anak yang memiliki keterbatasan tidak bisa maksimal dalam memperoleh pendidikan karena harus belajar bersama teman yang normal.

Metode dan cara yang digunakan seharusnya berbeda karena tingkat pemahaman mereka juga tidak sama. Harus kita berikan ruang khusus untuk penyandang disabiltas. Rasanya sedih sekali jika mereka tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama dengan anak-anak normal yang tidak memiliki keterbatasan fisik.

Pesan yang Sampai ke Hati

Film ini diakhiri dengan meninggalnya Ondeng. Semua teman sekolah, guru, maupun orang yang dekat dengan Ondeng merasa kehilangan. Ondeng begitu baik. Ia pernah membantu teman yang sudah mengejeknya ketika terjatuh. Ondeng pernah memotong satu pensilnya untuk dibagikan kepada beberapa temannya yang tidak membawa. Ia pernah menggendong Inal ke sekolah sehabis jatuh dari sungai.

Ondeng selalu terkenang. Ia adalah sosok teman yang setia dan peduli, anak yang berbakti dan murid yang menghormati guru. Setelah kepergiannya, semua orang bergotong royong membangun jembatan yang pernah roboh. Itu adalah cita-cita Ondeng, membangun jembatan. Karena jembatan tersebut adalah satu-satunya jalan yang bisa dilalui oleh ke empat temannya untuk pergi ke sekolah.

Di sesi akhir film ini, aku terpaku menatap seorang siswa laki-laki yang duduk beberapa meter di depanku. Bahunya bergetar. Oh ternyata Ia menangis tepat di mana tokoh utama dalam film ini yaitu Ondeng meninggal dunia. Dari sini aku tersenyum kecil, ternyata pesan dalam Film Jembatan Pensil ini sampai ke hati anak. []

 

 

 

Tags: belajar kehidupanFilm Jembatan Pensilketulusanrelasi kuasaReview Film
Khoerotul Awaliah

Khoerotul Awaliah

Masih belajar

Terkait Posts

Film PK
Film

Menyoal Esensi Beragama, Film PK Mengajarkan Soal Cinta dan Kemanusiaan

1 Oktober 2025
Film Taare Zameen Par
Film

Film Taare Zameen Par: Setiap Anak Istimewa

19 September 2025
Love Untangled
Film

Love Untangled: Haruskah Menjadi Cantik untuk Dicintai?

6 September 2025
Squid Game
Film

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Film Azzamine
Film

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

20 Juni 2025
Bela Negara
Film

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

14 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Program MBG

    Protes Program MBG; Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mari Kita Perjuangkan Dunia Musik Yang Inklusif Itu!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Trauma Kolektif dalam Rumah Tangga Kontemporer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tubuh Perempuan dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal
  • Game of Thrones dan Queen Bee Syndrome: Warisan Patriarki dalam Konflik Ibu dan Menantu
  • Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas
  • Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati
  • Membaca Khadijah Ra dalam Spirit Mubadalah

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID