• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Seputar Alpha Female Mitos dan Realitasnya

Dari istilah Perempuan Alfa, penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki peran dan kekuatan yang unik dalam masyarakat

Dewi Safitri Dewi Safitri
21/03/2024
in Personal
0
alpha female

alpha female

603
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berdiskusi mengenai definisi dan karakteristik seorang Alpha Female seringkali beriringan dengan berbagai mitos yang muncul. Analisis dalam bagian pertama buku “The Alpha Girl’s Guide Apa itu Alpha Female” karya Henry Manampiring menggali beberapa mitos yang perlu kita singkap.

Mitos Pertama: Alpha Female adalah Perempuan yang Dihormati

Ada anggapan bahwa seorang Perempuan Alfa identik dengan sosok yang memiliki kualitas baik dan terpandang. Namun, kenyataannya menjadi Perempuan Alfa bukanlah jaminan untuk selalu dihormati. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan seorang Alpha tidak selalu mengindikasikan penerimaan positif dari lingkungan sekitarnya.

Mitos Kedua: Alpha Female Tidak Pasif

Salah satu mitos yang sering muncul adalah bahwa Perempuan Alfa tidak pernah bersikap pasif. Namun, dalam realitasnya, setiap individu tentu memiliki hak untuk memilih sikapnya, termasuk bersikap pasif jika itu adalah pilihan yang kita ambil.

Mitos Ketiga: Alpha Female Memiliki Daya Tarik Fisik yang Di Atas Rata-rata

Terdapat keyakinan bahwa Perempuan Alfa yang memiliki daya tarik fisik ini rata-rata akan lebih banyak yang suka. Namun, hal ini sebenarnya justru lebih berkaitan dengan stereotipe gender yang masih terpengaruh oleh ideologi patriarkal.

Realita: Perempuan juga Bisa Aktif dan Memiliki Pengaruh

Manampiring berupaya untuk menaturalisasi beberapa konsep mengenai Alpha Female. Ini termasuk pemahaman bahwa perempuan memiliki hak untuk menjadi aktif seperti halnya laki-laki, serta memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan pemikiran mereka dan menggunakan pola pikirnya sebagai alat pengaruh.

Baca Juga:

Menjadi Perempuan Berdaya, Mencegah Feminisasi Kemiskinan

Perempuan Mandiri, Artinya Bukan Ingin Mengalahkan Laki-laki

Pemberdayaan Perempuan di Era Modern

S Petchiammal, Ibu Tunggal yang Melawan Patriarki

Namun, penting untuk diingat bahwa naturalisasi ini dapat memberikan pemberdayaan kepada perempuan namun juga berpotensi membatasi mereka. Tekanan untuk selalu aktif dan menarik secara fisik tentunya masih merupakan bagian dari ideologi patriarkal yang harus kita sadari.

Menggali Makna Sebenarnya dari Alpha Female

Diskusi mengenai Perempuan Alfa memang memunculkan berbagai mitos yang perlu kita singkap. Meskipun upaya untuk membebaskan perempuan dari stereotipe adalah langkah yang positif, namun perlu kita ingat bahwa setiap individu, termasuk Perempuan Alfa, juga memiliki hak untuk memilih dan menjalani kehidupannya sesuai dengan pilihannya.

Mitos ketiga tentang daya tarik fisik yang di atas rata-rata bagi seorang Perempuan Alfa juga perlu kita singkap. Pandangan ini tidak hanya mempersempit gagasan kecantikan menjadi standar yang harus terpenuhi oleh perempuan.

Tetapi juga menekankan bahwa nilai seorang perempuan terletak pada penampilannya. Ini hanya memperkuat stereotipe yang mengikat perempuan dalam kerangka penilaian fisik yang sempit, mengabaikan kekayaan nilai-nilai dan kontribusi yang mereka miliki di luar penampilan mereka.

Dalam menyelami makna sebenarnya dari istilah Perempuan Alfa, penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki peran dan kekuatan yang unik dalam masyarakat. Saling mendukung untuk membebaskan perempuan dari ekspektasi yang terlalu sempit atau terlalu berlebihan.

Dalam menjelajahi dinamika Perempuan Alfa, kita juga harus memperhatikan bahwa konsep ini tidaklah statis dan dapat bervariasi di antara individu. Sementara beberapa perempuan mungkin merasa nyaman dengan label ini dan menggunakan kekuatannya untuk membawa perubahan positif, yang lain mungkin merasa terbatas oleh stereotip yang melekat padanya.

Oleh karena itu, penting untuk menghargai keragaman pengalaman dan perspektif perempuan dalam menjalani kehidupan mereka, dan mengakui bahwa definisi seorang Perempuan Alfa tidak boleh terbatas menjadi kriteria yang kaku dan tidak fleksibel.

Dengan demikian, melalui dialog terbuka, pemahaman yang lebih mendalam, dan dukungan bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua individu, tanpa memandang jenis kelamin, untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. []

Tags: alpha femaleAlpha WomenPerempuan Berdayaperempuan berdikariPerempuan Mandiri
Dewi Safitri

Dewi Safitri

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID