Mubadalah.id – Mesra bisa kapan saja. Simak cerita berikut:
“Dia jatuh cinta padamu bukan karena kamu mengingat hari ulang tahunnya, atau karena kamu memberinya bunga di Hari Kasih Sayang. Dia mencintaimu karena, ketika kamu bangun pagi, kamu katakan, “Selamat pagi” padanya, sebelum kamu mengecek handphone-mu.
Dia mencintaimu karena, ketika kamu membuka kulkas untuk mengambil minuman, kamu mengambil minuman untuknya juga, bahkan tanpa diminta. Dia jatuh cinta padamu karena, ketika kamu melewati hari yang menyenangkan di tempat kerja, dan dia pulang—setelah melewati hari yang buruk di tempat kerjanya, kamu tidak berkata, “Sini, sini. Biarkan aku bercerita tentang hariku.”
Kamu duduk, dan mendengarkan dia menceritakan hari sialnya, dan kamu tidak mengungkit soal harimu yang menyenangkan, sama sekali. Itulah alasan mengapa dia mencintaimu; bukan karena hari tertentu, bukan karena hal istimewa yang kamu lakukan, tapi akumulasi dari semua perlakukan kecil itu. Bukan soal momen khusus, bukan soal intensitas, tapi soal konsistensi.” – Simon Sinek
Salah satu cara ampuh untuk merawat hubungan suami-istri adalah dengan menjaga keakraban dan kemesraan di antara keduanya. Karena, seperti yang kita tahu, kemesraan selalu bisa menjadi pupuk yang tepat untuk menumbuhkan cinta.
Hanya,yang perlu digarisbawahi, kemesraan tidak melulu harus ditunjukkan pada momen-momen tertentu saja, seperti piknik bersama, cincin di saat anniversary, atau dengan tindakan-tindakan yang bagi sebagian orang, lebay jika dilakukan di tempat umum.
Seperti bergandengan tangan/merangkul pasangan di mana pun dan kapan pun, memanggil pasangan dengan panggilan-panggilan yang menggelikan. Kemesraan bisa dimunculkan dari hal-hal sederhana di sekitar kita, bahkan tanpa biaya sepeser pun.
Suatu hari, seorang Habasyah (negro) sedang menari adat, dan anak-anak di sekitar melihatnya. Rasulullah pun memanggil, “Wahai Aisyah, kemarilah. Lihatlah.” Aisyah pun bersegera datang, lantas ia menaruh dagunya di pundak Rasulullah. Ia pun ikut serta melihat tarian orang Habasyah itu, di antara pundak dan kepala Rasulullah. Rasul pun berkata, “Belum selesai melihatnya?”, Aisyah pun menjawab, “Belum, belum.” (HR. Al-Bukhari dan At-Tirmidzi).
Bang Miqo, di dalam bukunya yang berjudul Sebelum Cahaya (2015), meyakini bahwa potret saat Aisyah dipanggil oleh Rasulullah untuk melihat pertunjukan menarik bersama-sama adalah suatu bentuk perhatian dari Rasulullah untuk sang istri.
Dan di waktu yang sama, itu juga bentuk kemesraan yang ditunjukkan dan dicontohkan oleh seorang suamiyang cerdas: hanya dengan melihat bersama, menonton bersama, juga bisa menjadi momen berharga untuk menunjukkan kemesraan.
Jadi kita nggak harus mengajak pasangan hidup kita untuk nonton bioskop bersama dengan biaya lagi. Bahkan menonton TV bersama di ruang tengah rumah pun bisa menjadi media untuk menunjukkan dan memunculkan kemesraan.
Lalu ketika Aisyah menempelkan dagunya pada pundak Rasulullah, tentu bisa kita bayangkan betapa so sweet-nya pasangan paling bahagia itu. Aisyah mendekati, dan Sang Suami menyambut hangat. Hanya dengan gerakan kecil saja, Aisyah sanggup menunjukkan sikap romantis seorang istri, yang tentu bisa melanggengkan keharmonisan di antara keduanya.
Hal ini tak jauh dengan sebuah kisah, ketika Shafiyyah binti Huyyay, salah seorang istri Rasul lainnya, yang mendapatkan perlakuan romantis dari Nabi. Ketika itu Shafiyyah akan menaiki untanya, dan Rasulullah pun duduk agar Shafiyyah menginjakkan kakinya pada lutut Rasul, agar ia lebih mudah menaiki untanya.
Subhanallah, seperti ini Rasulullah menunjukkan rasa cinta dan perhatian pada Sang Istri: tidak berlebihan, tapi terlihat begitu besar perhatian beliau kepada istrinya.
Intinya, memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memunculkan keromantisan, akan membuat relasi suami-istri makin ajeg, rekat, dan tentuakan memudahkan keduanya mencapai impian tiap keluarga: sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Kalau kita sudah menyadari bahwa kemesraan tidak harus dimunculkan dari sesuatu yang mahal, maka kita bisa mempunyai banyak momen untuk menunjukkan kemesraan itu di tengah indah kehidupan berkeluarga.
Bagaimana jika suami membukakan pintu untuk istri saat datang dari perjalanan bersamanya?
Atau ketika suami memegang tangan istri untuk membantunya naik saat akan memboncengnya di sepeda motor?
Atau saat suami/istri mengatakan pada pasangannya, “jangan terlalu lelah untuk hari ini, aku khawatir dengan kesehatanmu.”
Atau membelikan sebuah hadiah sederhana untuk pasangan, dan katakan bahwa itu benar-benar dari hatimu, untuknya.
Wah, masih banyak lagi contoh sederhana untuk menunjukkan rasa mesra pada pasangan tercinta kita. Dan jangan lupa, bahwa itu adalah hal yang juga diajarkan dan dicontohkan Rasulullah SAW untuk kita.
Jadi, suami tak perlu merasa ‘tak jantan’ ketika harus menunjukkan kemesraan pada istri. Istri juga tak perlu malu saat ingin menunjukkan sisi romantis kepada suami. Semakin besar rasa cinta yang tumbuh di antara keduanya, semakin langgeng pula rumah tangga yang dibina bersama. Wallahu a’lam.[]