• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

5 Tips Mengatasi Rasa Takut akan Masa Depan ala Ayesha Nadeera

Kita perlu membuat rencana hidup kita. Membuat target dan tujuan hidup juga bisa membantu kita untuk bisa menemukan arah dan jalan hidup yang tepat

Tasnim Qiy Tasnim Qiy
13/05/2024
in Publik
0
Takut Masa Depan

Takut Masa Depan

784
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebagai generasi Z, sepertinya banyak hal yang aku khawatirkan, termasuk soal masa depan. Aku takut dan khawatir masa depanku tidak akan cerah. Aku takut akan mengecewakan banyak orang. Juga terkadang aku merasa cemas, karena tidak bisa menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tuaku.

Perasaan-perasaan ini terus menghantuiku. Makanya enggak heran jika tiap malam aku hampir sulit tidur karena overthinking.

Di sisi lain, aku juga jadi mudah insecure ketika melihat pencapaian-pencapaian orang lain di media sosial. Rasa takut dan khawatirku juga semakin besar, aku takut tidak mampu sekeren dan sukses seperti orang lain.

Jujur aku merasa tersiksa dengan perasaan ini. Semakin hari, perasaan ini semakin kuat dan menjadi beban bagiku. Padahal aku tahu, bahwa masa depan itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku prediksi dan atur sendiri. Karena sebagai manusia kita memang hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.

Tetapi tetap saja, meski begitu, aku selalu merasa takut dan khawatir terhadap masa depanku. Karena kegalauan ini lah, aku mencoba untuk membaca beberapa buku terkait kesehatan mental pada anak generasi Z.

Baca Juga:

Cara Mengatasi Rasa Jenuh dalam Kehidupan Rumah Tangga

Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat

Konstruksi Kemandirian Anak dalam Bayang-bayang Ekspektasi Figur Ayah

Hampa dan Rasa yang Tertinggal dari Hari Raya

Salah satunya adalah buku Kak Ayesha Nadeera yang berjudul “Berdamai dengan Masa Depan yang Tak Pasti”.

Meski buku ini tidak terlalu tebal, tapi isi buku ini cukup menenangkan kegalauanku pada masa depan. Kata kak Ayesha Nadeera, setidaknya ada lima tips supaya generasi Z tidak mudah takut dan khawatir pada masa depan.

Lima Tips

Pertama, satu hal yang kerap membuat kita takut dan cemas soal masa depan adalah tidak tahu apa yang dituju. Maka, kita perlu membuat rencana hidup kita. Membuat target dan tujuan hidup juga bisa membantu kita untuk bisa menemukan arah dan jalan hidup yang tepat.

Sehingga kita akan lebih disibukkan dengan hal-hal produktif pada masa kini daripada mencemaskan masa depan. Misalnya dengan menargetkan kelulusan kuliah tepat waktu. Meskipun belum pasti terjadi, setidaknya kita memiliki impian atau tujuan yang ingin dicapai.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa masa depan ada dalam setiap langkah yang kita ambil. Tidak perlu selalu mengumumkan rencana kita kepada orang lain, karena tidak semua orang akan mendukung kita.

Oleh karena itu, penting untuk tidak terlalu mempedulikan pendapat negatif yang dapat menghambat impian kita. Kita harus terus maju dan membuktikan bahwa kita mampu mencapai apa yang kita impikan.

Ketiga, meskipun rencana itu penting, kita tidak boleh terlalu larut dalam pemikiran tentang masa depan hingga mengabaikan realitas saat ini. Rencana untuk masa depan perlu dibuat, namun jangan sampai membuat kita terbebani oleh ketakutan yang hanya akan merusak pikiran kita.

Keempat, pilihlah sesuatu dan jalani dengan sungguh-sungguh, meskipun ada kemungkinan gagal atau berhasil. Melalui proses tersebut, kita akan belajar apakah kita harus tetap berada di jalur yang sama atau mencari jalur lain yang lebih baik untuk diri kita sendiri.

Jangan Takut

Kelima, jangan takut untuk melangkah maju dan mengambil risiko. Lebih baik takut akan stagnasi daripada menyesal karena tidak pernah mencoba. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, namun merupakan bagian dari proses menuju kesuksesan.

Lima tips di atas, menurutku sangat bagus banget untuk dipraktikkan oleh semua anak-anak seusiaku. Karena aku yakin, perasaan insecure, takut dan khawatir akan masa depan itu banyak juga dirasakan oleh teman-teman yang lain.

Karena itu, yuk bareng-bareng membuat langkah-langkah positif supaya kita bisa terlepas dari perasaan takut dan khawatir akan masa depan.

Masa depan kita, ada pada tangan kita sendiri. Maka dari itu, mulailah dengan apapun yang kita inginkan. Jangan takut mencoba hal-hal baru dan tetap semangat. []

Tags: Ayesha NadeeraMasa DepanRasatakutTips. Mengatasi
Tasnim Qiy

Tasnim Qiy

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID