Mubadalah.id – Hari ini, Senin, 20 Mei 2024, saya seperti mendapatkan kejutan, tetapi yang tidak mengenakan. Bagaimana bisa, seorang teman, yang telah menjadi suami, mempunyai anak, tetapi selama bertahun-tahun mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT) dari perempuan yang paling ia sayangi, yakni istrinya.
Biasanya kan yang melakukan KdRT itu suami kepada istri, tetapi ini terjadi istri KDRT terhadap suami. Sungguh, ini kejadian yang langka, bagaimana bisa istri lebih galak daripada suaminya?
Tidak hanya itu, ia sebagai suami, malah diusir dari rumah tinggalnya, dipukul sampai menyebabkan luka fisik, diancam, dan sering kali meminta cerai. Ini benar-benar kelewatan. Teman saya itu jadi tidak berdaya, dan melalui catatan harian ini, saya akan berusaha mengatasinya, dengan harapan siapapun bisa membacanya, barang kali di luar sana, ada yang tengah mengalami hal serupa. Meskipun jujur, mengatasi persoalan ini tidak mudah dicarikan solusi.
Rasulullah Saw., pernah bersabda:
وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ
“Janganlah engkau memukul istrimu di wajahnya, jangan pula menjelek-jelekkannya dan jangan mendiamkan istri (ketika cekcok) selain di rumah.” (HR. Abu Daud).
Mencari Penyebab Masalah
Sudah saya katakan di awal, biasanya suami yang sering berani memukul istrinya. Namun begitu bukan berarti istri boleh memukul suami. Hadis ini berlaku bagi siapapun, bahwa dalam rumah tangga tidak boleh memakai cara kekerasan dalam mengatasi masalah sepelik apapun.
Tidak basa-basi lagi. Saya mengatakan agar ia tetap tenang, ada Allah. Semua terjadi atas kehendak Allah. Segala kejadian pasti ada penyebabnya. Penting, mencari apa penyebab yang menjadikan istrinya sekeras batu. Sudah pasti istri terdapat unek-unek yang selama ini sulit tersampaikan. Sehingga bawaannya emosi dan marah manakala melihat suaminya. Sementara ini, yang terbaik berpisah rumah dulu, untuk meredakan suasana. Agar ketegangan ini menjadi ketenangan.
Berikutnya, mintalah petunjuk sama Allah. Allah yang Maha Berkuasa. Istikamahkan sampai kapanpun. Sambil tetap fokus bekerja, menafkahi keluarga. Jangan lupa selalu minta do’a kepada orang tua dan mertua apabila masih ada. Apabila telah mentok, suami bisa meminta bantuan kepada sosok yang dipercaya, untuk bisa menjembatani masalah berat bersama istrinya.
Saya sendiri berkali-kali menjembati setiap persoalan pelik dalam rumah tangga. Nantinya akan dipertemukan antara istri dan suami, masing-masing diberi kesempatan untuk bicara secara jujur. Setelah itu, baru diberi wejangan dan solusi agar ke depan bisa semakin hati-hati dalam menjalankan rumah tangga.
Setiap Masalah Ada Solusinya
Saya meyakini setiap masalah pasti ada solusinya. Siapapun, istri maupun suami berpotensi melakukan kesalahan. Bisa istri yang salah, suami yang salah atau kedua-duanya salah. Seberat apapun kesalahannya, kalau kita akui secara jujur dan mau berjanji tidak akan mengulanginya, insya Allah rumah tangganya akan tetap berlanjut.
Manakala satu sama lain saling jujur, saling memaklumi, di sinilah kenikmatan rumah tangga akan kita rasakan. Ke depan, kualitas rumah tangganya akan semakin baik.
Begitulah rumah tangga. Setiap episodenya seperti misteri. Sering kali di luar dugaan. Bahkan bisa membuat kita kesal dan kewalahan. Namun, yakinlah, kalau segala urusan kita serahkan kepada ahlinya, yakni Allah Swt. Tidak ada yang sulit bagi Allah.
Masalah diberikan kepada setiap pasangan. Kalau kita sikapi dengan tawakal, justru akan menjadi penguat keutuhan rumah tangga. Dan ini pelajaran bagi siapapun yang masih mengayuh roda rumah tangga, agar jangan sampai lengah. Karena masalah akan bisa datang, tanpa sekalipun kita undang. []