Mubadalah.id – Puluhan ribu santri Yogyakarta yang mengikuti aksi damai “Santri Menggugat” atas maraknya tindak kriminal dan peredaran miras yang semakin bebas pada Selasa, 29 Oktober 2024 di Polda DIY. Peserta aksi mengakhirinya tanpa meninggalkan jejak sampah.
Sikap ini membuktikan bahwa para santri tidak hanya membawa tuntutan, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab dan kesadaran lingkungan.
Aksi damai ini dimulai pada pukul 09.00 dan berlangsung hingga pukul 11.00, dengan halaman Polda DIY dipadati oleh puluhan ribu santri. Selain santri, hadir pula para Ibu Nyai, Kiai, serta kader-kader Badan Otonom (Banom) PWNU DIY.
Para santri tampak bersemangat mengikuti aksi, yang mereka tunjukkan dengan banyaknya poster yang menolak kekerasan dan peredaran miras yang semakin marak di Yogyakarta.
Salah satu koordinator kebersihan dalam aksi tersebut adalah Andika, pembimbing santri Pondok Ali Maksum Krapyak. Andika mengoordinasi tim kebersihan dan para santri untuk menyusur area guna memastikan tak ada sampah yang tertinggal di halaman Polda DIY.
“Mohon perhatian, untuk tim kebersihan dari Pondok Krapyak maupun pondok lain. Karena kita datang dalam keadaan bersih, maka pulang juga harus lebih bersih,” ujar Andika.
Mencegah Sampah
Kita bisa mengganti barang-barang yang biasanya sekali pakai menjadi barang yang masa pakainya lama atau berulang kali. Lalu beralih menggunakan barang yang ramah lingkungan. Misalnya, memakai sabun natural yang aman bagi tubuh dan lingkungan.
Lalu membawa botol minum agar kita tidak membeli minum kemasan. Memakai sikat gigi bambu, pembersih telinga, sedotan. Saat menstruasi bisa memakai mens cup, mens pad, mens disc, atau celana menstruasi. Memakai selotip kertas untuk membungkus paket. Mencuci baju menggunakan lerak. Membawa tas belanja.
Memilah Sampah
Kita bisa memilah dengan memisahkan sisa konsumsi organik dan anorganik. Sampah organik bisa kita kompos. Sedang sampah anorganik kita pilah berdasarkan jenisnya. Kita perlu memilah kertas, botol plastik, kardus, kaleng, dan menyetorkannya ke bank sampah atau pengepul sampah.
Merawat Alam, Menyelamatkan Generasi
Pengelolaan sampah domestik sudah saatnya kita negosiasikan dengan pasangan. Jika tugas pengelolaan sampah identik dengan tangan dingin feminin maka tidaklah bijak dan tentu jauh dari kata adil. Baik perempuan dan laki-laki memiliki kebutuhan yang sama. Dari papan, sandang, pangan, dan kebutuhan lain yang berpotensi menghasilkan sampah.
Sudah saatnya baik laki-laki dan perempuan mulai terbuka pada kenyataan akan kerusakan alam, dan sampah bisa menjauhkan manusia mendapatkan ridla-Nya. Hal ini relate dengan berfirman Allah SWT, QS. Al-A’raf ayat 56-58 yang menyampaikan tentang larangan melakukan kerusakan di bumi karena dari bumi Allah menurunkan rizki seperti buah-buahan dan yang lain.
Betapa Allah SWT sudah gamblang (clear) menyeru kepada kita untuk tidak merusak bumi. Tanah yang baik akan tumbuh di atasnya buah yang berkualitas. Buah itu akan generasi kita nikmati.
Oleh karena itu, menjaga alam adalah cara merawat generasi. Laki-laki dan perempuan menyepakati berumah tangga tidak hanya sekedar menyatukan hati dua insan yang saling mencinta. Maka menikah juga harus bisa memastikan keturunan lahir sehat, berkembang baik serta menjaga kemaslahatan di dunia maupun akhirat.
Perintah Menjaga Lingkungan Dalam Al-Qur’an
Di dalam surat ar-Rum ayat 41, secara eksplisit al-Qur’an menegaskan bahwa kerusakan lingkungan hidup adalah bersumber dari aktivitas manusia. Allah SWT akan membuat manusia merasakan akibat perbuatannya itu, agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS. ar-Rum ayat 41).
Ayat tersebut menunjukkan larangan membuat kerusakan lingkungan hidup yang digambarkan dengan kerusakan di darat dan laut dan manusia diseru agar menghentikan aktivitasnya yang merusak itu.
Alih-alih merusak, manusia sebagai khalifah fil ardl harus merawat dan melestarikan lingkungan yang sehat (QS. al-Baqarah ayat 30)
Demikian pula sunnah Nabi SAW menegaskan, bahwa semua manusia adalah pemimpin dalam hidupnya dan harus mempertanggungjawabkan aktivitasnya. (Rilis)
Berkat kesadaran lingkungan, kerja sama, dan kepedulian para santri, sampah minuman dan makanan yang dibawa oleh puluhan ribu peserta aksi damai ini tidak meninggalkan jejak di halaman Polda DIY. []