Mubadalah.id – Setiap 12 November, seluruh dunia memperingati Hari Ayah. Sebuah perayaan yang nampaknya tidak cukup mencolok dibandingkan perayaan Hari Ibu. Padahal, sebagaimana ibu, ayah juga memiliki peran yang sangat central dalam keluarga.
Lebih dari sebuah perayaan, sejatinya Hari Ayah mengandung makna yang mendalam tentang bagaimana figur ayah sangatlah penting dalam sebuah keluarga. Termasuk dalam konteks keislaman, peran ayah lebih dari sekadar kepala keluarga, tetapi juga sebagai guru yang memberikan ilmu, kasih sayang dan keteladanan bagi keluarga.
Hari Ayah seharusnya menjadi momen untuk merenungkan kembali pengorbanan dan kasih sayang yang telah ayah berikan kepada anaknya. Dalam sebuah keluarga penting adanya kesalingan dalam mengasuh anak, kedua orang tua harus menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi tumbuh kembang anaknya. Sehingga anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak lepas dari figur Ayah dan Ibu.
Peran Ayah dalam Islam
Dalam Islam, Ayah maupun Ibu sama-sama memiliki kewajiban dalam membesarkan, mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Baik ayah maupun ibu,harus saling bekerja sama dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak.
Tentu keduanya dapat berbagi tugas sesuai dengan porsinya masing-masing. Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa orang tua-ayah maupun ibu sudah seharusnya memberikan ekspresi kasih sayang kepada anak-anaknya.
Kasih sayang orang tua terhadap anak merupakan sebuah fondasi utama dalam membentuk kepribadian dan karakter anak-anak. Dengan mengikuti jejak Rasulullah SAW dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak, terciptalah lingkungan keluarga yang penuh cinta dan harmonis sesuai dengan ajaran Islam.
Hadits Tentang Peran Ayah dalam Islam
Banyak hadist yang menceritakan bagaimana Rasulullah SAW ikut berperan dalam pengasuhan cucu beliau-Hasan dan Husein. Salah satu hadistnya datang dari Abu Buraidah:
عن أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْطُبُنَا إِذْ جَاءَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ الْمِنْبَرِ فَحَمَلَهُمَا وَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ (سنن الترمذي، سنن النسائي، ومسند أحمد).
Dari Abu Buraidah, bercerita: Bahwa suatu saat Rasulullah saw. sedang berkhutbah di hadapan kami, lalu datang Hasan dan Husein berbaju merah berjalan dan terjatuh. Nabi saw. turun dari mimbar, menggendong dan membawa mereka di pangkuan baginda. (Sunan Turmudzi, no. 4143; Sunan Nasa’i, no. 1424 dan 1526; dan Musnad Ahmad, no. 23461).
Hadist tersebut memperlihatkan kedalaman kasih sayang dan perhatian Rasulullah terhadap anak-anak, serta sikap beliau yang penuh kelembutan dan pengasuhan yang baik. Tindakan tersebut mengingatkan kembali akan pentingnya peran orang tua-ayah maupun ibu sebagai pembimbing, teladan, dan pelindung bagi anak-anak.
Sikap Rasulullah SAW yang penuh kasih sayang terhadap cucu-cucunya mencerminkan nilai-nilai keislaman yang mengajarkan orah tua untuk menjadi teladan yang baik dalam keluarga dan masyarakat.
Peran Ayah dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menekankan pentingnya peran ayah dalam memberikan nasehat yang baik dan bijak. Salah satu ayat yang menggarisbawahi hal ini adalah dalam Surah Luqman ayat 17,
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
“Wahai anakku, dirikanlah shalat, suruhlah berbuat yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.”
Dalam Ayat tersebut dapat kita ambil hikmahnya yakni, seorang ayah sebaiknya aktif memberikan nasehat kepada anak-anaknya. Tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai pemimpin keluarga, tetapi juga sebagai pendidik yang bertanggung jawab dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat.
Kesungguhan dan kebijaksanaan dalam memberikan nasehat akan membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kuat, beriman, dan berakhlak terpuji. Selain itu, ayat tersebut menunjukan kedekatan dan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.
Peran Ayah dalam Kisah Para Nabi Yusuf
Dalam cerita Nabi Yusuf AS, peran ayah, Nabi Ya’qub AS, sangatlah penting dalam memberikan contoh kepemimpinan yang bijaksana dan kasih sayang yang mendalam kepada anak-anaknya. Nabi Ya’qub AS mengajarkan nilai-nilai kesabaran, kepercayaan kepada Allah, dan keteguhan iman kepada Nabi Yusuf AS serta saudara-saudaranya.
Meskipun dihadapkan pada cobaan dan kesulitan, Nabi Ya’qub AS tetap menjaga hubungan yang harmonis dengan anak-anaknya. Beliau juga memberikan teladan yang baik dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Nabi Ya’qub AS menggambarkan pentingnya memiliki kesabaran, kebijaksanaan, dan keteguhan iman dalam mendidik anak-anaknya. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi generasi yang taat kepada Allah dan bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu, dalam kisah tersebut Nabi Ya’qup AS menunjukkan kasih sayang yang begitu besar kepada anak-anaknya. Nabi Ya’qup AS merawat, menjaga, serta membesarkan anak-anaknya dengan sepenuh hati. Hal itu terlihat saat Nabi Ya’qup AS melarang saudara-saudara Nabi Yusuf AS membawa Nabi Yusuf ke hutan karena khawatir.
Perayaan Hari Ayah seharusnya menjadi saat yang penting untuk menghargai peran ayah dalam keluarga. Dalam Islam, ayah tidak hanya sebagai pemimpin keluarga, tetapi juga sebagai pendidik dan teladan bagi anak-anak. Kisah Nabi Yusuf AS juga mengajarkan betapa pentingnya kasih sayang dan kesabaran seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya. []