• Login
  • Register
Kamis, 17 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Kemenangan sejati tidak mengundang kebisingan. Ia tenang, diam, tapi menetap, lalu meresap.

Thoah Jafar Thoah Jafar
09/04/2025
in Hikmah, Rekomendasi
0
Hari Kemenangan

Hari Kemenangan

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ada yang tak pernah dikatakan Ramadan, tapi terasa jelas di saat ia mulai melenggang. Di kala gema takbir mereda, kekhawatiran terlambat sahur tak lagi ada, dan barisan di masjid hanya berisi orang-orang itu saja. Sejatinya, sebenar-benarnya perjuangan baru saja bermula.

Manusia, tak lagi teruji dengan lapar atau dahaga, melainkan kembali dirayu godaan dunia dan hawa nafsunya sendiri.

Inilah awal dari hari kemenangan di medan peperangan sunyi. Pertempuran melawan nafsu tanpa pasukan, tak lagi bersama suasana dan iklim yang serba mendukung.

Nasihat KH Said Aqil Siraj

Untungnya, mengutip nasihat Ami KH Said Aqil Siraj, diri manusia sejatinya teranugerahi tiga kekuatan. Pertama, Quwwah Nāṭiqah, kemampuan menimbang, mengurai makna, dan memintal hikmah dari segala yang ada.

Kedua, Quwwah Mutakhayyilah, kekuatan nafsu, tempat segala kehendak berasal. Jika diarahkan lurus, kekuatan ini berpotensi menjadi himmah dari amarah yang terkendali, serta ‘azīmah dari syahwat yang diberi makna tinggi. Berikutnya, ketiga Quwwah Rūḥāniyyah, cahaya sunyi dari langit, yang menyala dalam diam dan menuntun tanpa suara.

Baca Juga:

Refleksi Hari Raya Iduladha: Setiap Kita Adalah Ibrahim, Setiap Ibrahim punya Ismail

Refleksi Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab: Apakah Perempuan Tak Boleh Keluar Malam?

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Ramadan, sejatinya, telah membangunkan ketiganya. Namun, pertanyaan yang tersisa kini, apakah manusia, terutama saya, akan bisa tetap berjaga, atau kembali tertidur bersama godaan yang menyamar sebagai kebiasaan?

Sebab, bukankah Allah Swt pun sebenarnya telah menyindir kita?

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًا

“Dan janganlah kamu seperti perempuan yang menguraikan benangnya setelah ia memintalnya dengan kuat.” (QS. An-Nahl: 92)

Rasa malu pun akhirnya tumbuh saat mengenang para pendahulu. Yang senantiasa tetap tenang, hanyut dalam doa, nyaris di sepanjang usianya.

Dalam Lathâ’if al-Ma’ârif, Mu’alla bin al-Fadhl RA bercerita:

كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان، ويدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم

“Dulu, para salaf berdoa selama enam bulan agar Allah berkenan mempertemukan mereka dengan Ramadan, dan enam bulan setelahnya agar amal mereka diterima.”

Menjaga Kebaikan

Mereka tahu, yang sulit bukan berbuat baik saat suasana mendukung, melainkan terus menjaga agar kebaikan itu tak turut luluh di saat dunia kembali menjelma soal ujian dan fitnah seperti sedia kala.

Duh, Gusti. Ramadan telah benar-benar membuka pintu, lalu mempersilakan kami bergerak ke sebelas bulan ke depan. Ia mengajari bahwa menahan bukan berarti kehilangan, tetapi menemukan. Ramadan mengajarkan bahwa kemenangan adalah bagi mereka yang mampu senantiasa merawat kesadaran.

Karena sejatinya, yang menang bukan lantaran mengkhatamkan Al-Qur’an, tetapi yang tetap mengingat makna Ramadan di sepanjang bulan usai Lebaran. Yang fitri bukan yang terlama menyerukan takbir dalam gema, tapi mereka yang tetap menundukkan mata saat tak ada siapa-siapa.

Karena, memang, kemenangan sejati tidak mengundang kebisingan. Ia tenang, diam, tapi menetap, lalu meresap.

Wallāhu a‘lam. []

Tags: Hari KemenanganHari Raya Idulfitri 1446 HHikmahKH Said Aqiel SirajlebaranRefleksi
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

Merendahkan Perempuan

Merendahkan Perempuan adalah Tanda Pikiran yang Sempit

16 Juli 2025
Fitnah

Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?

16 Juli 2025
trafficking

Trafficking adalah Wajah Baru dari Perbudakan

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Trafficking

Trafficking dan Dosa Kemanusiaan

16 Juli 2025
Perkosaan

Mengapa Kasus Perkosaan Terhadap Perempuan Masih Sering Terjadi?

15 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Representasi Difabel

    Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merendahkan Perempuan adalah Tanda Pikiran yang Sempit
  • Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?
  • Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?
  • Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan
  • Trafficking adalah Wajah Baru dari Perbudakan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID