• Login
  • Register
Selasa, 29 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah

Fitnah menurut pendekatan Mubadalah adalah dengan meletakkan ajaran Islam bahwa seluruh kehidupan ini adalah fitnah, yakni ujian atau cobaan

Redaksi Redaksi
27/07/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Fitnah Perempuan

Fitnah Perempuan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam banyak tafsir yang masih patriarkis, sering kali perempuan dipandangan sebagai sumber fitnah. Hadis Nabi Saw. yang menyatakan bahwa “tidak aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain perempuan,” kerap dikutip sepotong-sepotong untuk memperkuat pandangan tersebut.

Namun, tafsir Mubadalah hadir menawarkan cara pandang baru yang lebih adil dan setara. Tafsir ini memandang laki-laki dan perempuan sebagai subyek yang sama dalam konsepsi fitnah. Keduanya, secara timbal balik, bisa menjadi pelaku maupun korban. Fitnah dalam hal ini bukan monopoli satu jenis kelamin, melainkan dinamika yang dialami bersama sebagai bagian dari ujian kehidupan.

Langkah awal dalam menafsirkan hadis tentang fitnah menurut pendekatan Mubadalah adalah dengan meletakkan ajaran Islam bahwa seluruh kehidupan ini adalah fitnah, yakni ujian atau cobaan, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Mulk (67): 1–2.

Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa penciptaan hidup dan mati adalah untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalnya.

Artinya, baik laki-laki maupun perempuan sedang diuji, dipesona, dan ditantang untuk menahan diri dari keburukan.

Langkah kedua, tafsir Mubadalah mengajak kita menangkap pesan moral dari teks hadis tersebut. Jika dalam redaksi hadis yang ia ajak bicara adalah laki-laki sebagai fitnah adalah perempuan. Maka hal ini harus kita baca dalam konteks komunikatif, bukan normatif.

Baca Juga:

Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan

Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Hadis tersebut bukan berarti menyematkan perempuan sebagai sosok penggoda, tetapi sekadar menyampaikan pesan kepada subyek yang sedang diajak bicara: laki-laki. Maka pesan moralnya adalah ajakan untuk menjaga diri dari kemungkinan tergelincir akibat pesona lawan jenis.

Langkah ketiga, adalah jika perempuan bisa menjadi fitnah bagi laki-laki, maka laki-laki pun bisa menjadi fitnah bagi perempuan.

Realitas Sosial

Dalam realitas sosial, kita pun menyaksikan bahwa fitnah, pesona, dan ujian dalam relasi antar manusia terjadi dua arah. Maka ajakan untuk menjaga diri tidak bisa hanya berlaku satu arah. Tafsir ini mengembalikan makna fitnah kepada asal-usulnya dalam bahasa Arab dan al-Qur’an, yakni sebagai cobaan dan ujian yang bisa terjadi secara timbal balik.

Al-Qur’an sendiri memberikan banyak contoh penggunaan kata “fitnah” dalam konteks timbal balik. Dalam QS. Al-Anbiya (21): 35, menyebutkan bahwa kebaikan dan keburukan adalah ujian bagi orang beriman.

Dalam QS. Ad-Dukhan (44): 17–18 dan Al-Maidah (5): 49), menggambarkan bahwa rasul dan kaumnya pun bisa saling menjadi fitnah. Bahkan orang beriman dan yang tidak beriman juga bisa menjadi fitnah satu sama lain, sebagaimana dalam QS. Al-Mumtahanah (60): 5 dan Al-Buruj (85): 10.

Dengan pendekatan ini, hadis tentang fitnah perempuan tidak lagi kita maknai sebagai stigmatisasi terhadap perempuan, melainkan sebagai peringatan moral universal. Ia bukan dalih untuk mendisiplinkan tubuh dan ruang gerak perempuan, tapi ajakan reflektif bagi siapa pun untuk berhati-hati terhadap daya tarik duniawi yang bisa menjatuhkan siapa saja. []

Tags: Fitnah PerempuanHadisMubadalahperspektifReinterpretasi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

28 Juli 2025
Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami dan Istri

28 Juli 2025
Fitnah yang

Benarkah Godaan Laki-laki Adalah Fitnah Perempuan?

28 Juli 2025
Perempuan Fitnah

Wacana Keagamaan Masih Menempatkan Perempuan sebagai Sumber Fitnah

27 Juli 2025
Upah

Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan

26 Juli 2025
PRT

Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

26 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Selir

    Ulasan Buku Concubines and Courtesans: Kisah Para Selir yang Mengubah Sejarah Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • A Letter for 23: Pengalaman Perempuan Menjadi Sehat, Cerdas, dan Berdaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Sekolah Rakyat Menggusur SLB: Potret Pendidikan Inklusi yang Semu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengapa Politik Inklusif bagi Disabilitas Penting? 
  • ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi
  • Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah
  • Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok
  • Ulasan Buku Concubines and Courtesans: Kisah Para Selir yang Mengubah Sejarah Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID