Mubadalah.id – Pribadi Nabi Muhammad Saw sepenuhnya adalah nilai-nilai moral luhur dan agung. Sejarah mencatat, beliau tidak hanya dikenal selalu benar dan jujur ketika berbicara, tetapi seluruh kehidupannya dipenuhi dengan perilaku keteladanan yang indah.
Ahmad Amin, seorang pemikir Mesir, pernah menegaskan bahwa “Keteladanan memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia. Setiap perbaikan yang terjadi pada individu atau masyarakat lebih banyak didasari oleh model teladan.”
Beliau bukan hanya sosok pemimpin agama, melainkan juga pendidik yang mendidik umat dengan kasih sayang. Nabi tidak membangun masyarakat dengan ancaman, melainkan dengan ketulusan hati.
Keadilan beliau menjadikan yang lemah merasa aman, sementara kelembutannya membuat yang keras hati pun luluh. Dari sini kita belajar bahwa moralitas bukanlah sesuatu yang berhenti pada kata-kata indah, melainkan harus kita wujudkan dalam laku sehari-hari.
Tak heran jika Taufik Ismail, penyair besar Indonesia, pernah menuliskan syair yang begitu menggetarkan tentang kerinduan kepada Rasulullah:
Rindu kami padamu Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Bait-bait itu adalah ungkapan cinta yang lahir dari kekaguman mendalam. Seakan-akan jarak sejarah yang berabad-abad lamanya tidak mengurangi kehadiran beliau dalam hati umat yang merindukannya.
Teladan Nabi
Keteladanan Nabi Muhammad Saw terasa kian relevan di tengah situasi dunia hari ini, ketika krisis moral, ketidakadilan, dan kekerasan masih terus terjadi. Bahkan, masyarakat modern, dengan segala kemajuan teknologinya, ternyata tetap membutuhkan figur yang menunjukkan bagaimana menjadi manusia yang penuh kasih dan adil.
Nabi Saw telah menunjukkan bahwa kepemimpinan lahir dari pelayanan kepada umat. Bahkan Beliau mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh harta, jabatan, atau kekuasaan, melainkan oleh akhlaknya.
Kita mungkin tak akan pernah mampu membalas cinta Nabi Muhammad Saw kepada umatnya. Namun, sekurang-kurangnya, kita bisa berusaha meneladani perilakunya: berlaku jujur, adil, penuh kasih sayang, dan peduli pada sesama.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw bukan hanya milik umat Islam. Beliau adalah teladan universal yang dihormati banyak tokoh dunia, baik Muslim maupun non-Muslim. []