Jumat, 12 September 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Ulama Perempuan KUPI

    Doa, Seruan Moral, dan Harapan Ulama Perempuan KUPI untuk Indonesia

    Ulama Perempuan KUPI yang

    Nyai Badriyah Fayumi: Maklumat Ulama Perempuan KUPI untuk Menyelamatkan Indonesia

    Ekoteologi

    Forum Rektor Bersama Gusdurian Dorong Ekoteologi Kampus

    Tuntutan 17+8

    Kamala Chandrakirana: Demokrasi Indonesia Hadapi “Krisis dalam Krisis”

    Keselamatan Bangsa

    Jaringan KUPI Akan Gelar Doa Bersama dan Maklumat Ulama Perempuan Indonesia

    Deligitimasi Otoritas

    Agama, Rakyat, dan Proses Delegitimasi Otoritas

    Nyai Badriyah

    Nyai Badriyah Fayumi: Gus Dur Selalu Letakkan Kemanusiaan di Atas Politik

    Mahfud MD

    Mahfud MD Ungkap Masalah Utama Bangsa, Beberkan Cara Gus Dur Tangani Krisis dan Demo

    Bersaudara dengan Alam

    GUSDURian Ajak Manusia Kembali Bersaudara dengan Alam

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Keadilan iklim

    Suara Disabilitas Untuk Keadilan Iklim 

    Gus Dur dengan Rakyat Papua

    Melihat Matahari Terbit di Timur Indonesia: Dialog Gus Dur dengan Rakyat Papua

    Bangladesh

    Bangladesh sebagai Cermin Gejolak Politik Indonesia

    Demonstrasi

    Demonstrasi dan Spirit Maulid Nabi: Apa yang Harus Negara Lakukan?

    Relasi Manusia

    Relasi Manusia-Non Manusia: Kajian Politik dan Etika Lingkungan

    Kurikulum Cinta

    Kurikulum Cinta Gagasan Menteri Agama Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah Saw

    Tafsir al-Manar

    Hak-hak Perempuan dalam Tafsir al-Manar

    Shadow Teacher

    Peran Penting Shadow Teacher dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

    Ketimpangan Gender

    Menggeser Sri Mulyani, Namun Tidak Menggeser Ketimpangan Gender

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kemanusiaan Muhammad

    Kemanusiaan Nabi Muhammad Saw

    Nabi Muhammad dalam

    Peran Khadijah dalam Menguatkan Nabi Muhammad Saw Usai Turunnya Wahyu Pertama

    Nabi Muhammad Saw yang

    Perjuangan Nabi Muhammad Saw Melawan Tekanan Quraisy

    Nabi Muhammad Saw yang

    Keteladanan Nabi Muhammad Saw yang Tak Pernah Padam

    Nabi Muhammad yang

    Nabi Muhammad Saw dalam Pandangan Tokoh Besar Non Muslim

    Kekaguman

    Kekaguman Non Muslim Kepada Pribadi Nabi Muhammad Saw

    Non Muslim

    Ungkapan Sejumlah Tokoh Besar Non Muslim Dunia Kepada Nabi Muhammad Saw

    Arab Badui

    Kisah Nabi Saw dengan Seorang Arab Badui

    Nabi Saw

    Kesederhanaan Nabi Saw dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Ulama Perempuan KUPI

    Doa, Seruan Moral, dan Harapan Ulama Perempuan KUPI untuk Indonesia

    Ulama Perempuan KUPI yang

    Nyai Badriyah Fayumi: Maklumat Ulama Perempuan KUPI untuk Menyelamatkan Indonesia

    Ekoteologi

    Forum Rektor Bersama Gusdurian Dorong Ekoteologi Kampus

    Tuntutan 17+8

    Kamala Chandrakirana: Demokrasi Indonesia Hadapi “Krisis dalam Krisis”

    Keselamatan Bangsa

    Jaringan KUPI Akan Gelar Doa Bersama dan Maklumat Ulama Perempuan Indonesia

    Deligitimasi Otoritas

    Agama, Rakyat, dan Proses Delegitimasi Otoritas

    Nyai Badriyah

    Nyai Badriyah Fayumi: Gus Dur Selalu Letakkan Kemanusiaan di Atas Politik

    Mahfud MD

    Mahfud MD Ungkap Masalah Utama Bangsa, Beberkan Cara Gus Dur Tangani Krisis dan Demo

    Bersaudara dengan Alam

    GUSDURian Ajak Manusia Kembali Bersaudara dengan Alam

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Keadilan iklim

    Suara Disabilitas Untuk Keadilan Iklim 

    Gus Dur dengan Rakyat Papua

    Melihat Matahari Terbit di Timur Indonesia: Dialog Gus Dur dengan Rakyat Papua

    Bangladesh

    Bangladesh sebagai Cermin Gejolak Politik Indonesia

    Demonstrasi

    Demonstrasi dan Spirit Maulid Nabi: Apa yang Harus Negara Lakukan?

    Relasi Manusia

    Relasi Manusia-Non Manusia: Kajian Politik dan Etika Lingkungan

    Kurikulum Cinta

    Kurikulum Cinta Gagasan Menteri Agama Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah Saw

    Tafsir al-Manar

    Hak-hak Perempuan dalam Tafsir al-Manar

    Shadow Teacher

    Peran Penting Shadow Teacher dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

    Ketimpangan Gender

    Menggeser Sri Mulyani, Namun Tidak Menggeser Ketimpangan Gender

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kemanusiaan Muhammad

    Kemanusiaan Nabi Muhammad Saw

    Nabi Muhammad dalam

    Peran Khadijah dalam Menguatkan Nabi Muhammad Saw Usai Turunnya Wahyu Pertama

    Nabi Muhammad Saw yang

    Perjuangan Nabi Muhammad Saw Melawan Tekanan Quraisy

    Nabi Muhammad Saw yang

    Keteladanan Nabi Muhammad Saw yang Tak Pernah Padam

    Nabi Muhammad yang

    Nabi Muhammad Saw dalam Pandangan Tokoh Besar Non Muslim

    Kekaguman

    Kekaguman Non Muslim Kepada Pribadi Nabi Muhammad Saw

    Non Muslim

    Ungkapan Sejumlah Tokoh Besar Non Muslim Dunia Kepada Nabi Muhammad Saw

    Arab Badui

    Kisah Nabi Saw dengan Seorang Arab Badui

    Nabi Saw

    Kesederhanaan Nabi Saw dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Bangladesh sebagai Cermin Gejolak Politik Indonesia

Doa terbaik kita panjatkan bagi mereka yang kini memperjuangkan 17+8 tuntutan rakyat, agar suara keadilan tidak kembali ditenggelamkan.

Siti Fadillah Siti Fadillah
12 September 2025
in Publik
0
Bangladesh

Bangladesh

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada Senin, 5 Agustus 2024, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina akhirnya mengundurkan diri dan meninggalkan kediamannya yang megah menuju India. Menurut laporan media, perempuan yang telah berkuasa sejak 2009 ini mengundurkan diri setelah kerusuhan besar sehari sebelumnya, 4 Agustus 2024. Kerusuhan ini menewaskan sedikitnya 300 orang dan melukai ratusan lainnya. Sebagian besar korban jatuh akibat tindakan keras aparat keamanan.

Kerusuhan itu bermula dari demonstrasi aktivis mahasiswa sebagai bentuk protes terhadap kuota pegawai negeri sipil yang mencapai 30 persen untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh tahun 1971. Kebijakan ini dianggap menguntungkan rezim Hasina saat itu.

Menurut laporan BBC News Indonesia, seorang mahasiswa menuturkan bahwa para demonstran awalnya hanya ingin mengadakan unjuk rasa damai. Namun polisi menghancurkannya dengan melemparkan selongsong gas air mata. Gelombang protes pun berubah menjadi kekerasan dan menuntut pengunduran diri Hasina yang mereka tuduh memperkuat legitimasi kekuasaan sekaligus menekan demokratisasi.

Bangladesh: Dari Stabilitas ke Krisis

Sheikh Hasina Wazed adalah pemimpin partai politik Liga Awami, partai politik terbesar di Bangladesh, sekaligus putri dari Sheikh Mujibur Rahman–presiden Bangladesh yang terbunuh dalam kudeta militer. Hasina menjabat sebagai perdana Menteri Bangladesh selama satu periode 1996 – 2001 dan empat periode berturut-turut dari 2009 – 2024.

Di periode awal, Hasina menjadi aktivis demokratis yang terkemuka dan vocal. Ia memprakarsai langkah-langkah untuk menjamin hak asasi manusia. Selama masa jabatannya, perekonomian Bangladesh tumbuh pesat, bahkan pemerintahannya dipuji dunia karena menerima ratusan ribu pengungsi Rohingnya pada 2017.

Namun, pujian itu tidak berlangsung lama. Pemerintahannya makin terkenal represif. Hasina kemudian di cap “Menciptakan ilusi pemilu” ketika tangan besinya membungkam perbedaan pendapat. Hasina dan partainya menangkap dan mengadili anggota oposisi, menekan kebebasan pers, serta merebut kebebasan berbicara warga negara.

Meski Liga Awami menang telak pada pada pemilu 2018, tuduhan kecuarangan terus menggema. Sementara itu Pemerintahan Hasina semakin otoriter, korupsi pemerintahan meletus pada Juli 2024, dan angka pengangguran semakin meningkat. Selain itu pemberlakukan kebijakan yang tidak memihak pada rakyat menjadi sumbu panas keberakhiran rezim Hasina.

Ribuan orang turun ke jalan, gerakan perlawanan yang terprakarsai oleh para pemuda berusia 12 – 27 tahun ini kemudian terkenal dengan “Revolusi Generasi Z Bangladesh”. Demonstrasi yang berubah menjadi gerakan anti pemerintah ini menuntut permintaan maaf Hasina dan menyuarakan pengunduran dirinya. Akhirnya, Hasina tumbang dan kini diadili atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Indonesia Saat Ini: Gejolak yang Menggema

Seperti halnya Bangladesh, Indonesia pun tengah bergulat dengan gelombang ketidakpuasan rakyat terhadap elite politiknya. Meski tidak identik, pola kekecewaan publik terhadap lembaga negara terus menurun. Masyarakat merasa aspirasi mereka terpinggirkan, sementara keputusan-keputusan besar negara justru lebih menguntungkan kelompok yang berkuasa.

Gelombang protes mahasiswa, keresahan di media sosial, hingga kritik masyarakat sipil dimulai pada 25 Agustus 2025. Terpicu oleh kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan tunjangan rumah, transparansi gaji, dan rencana kenaikan gaji anggota DPR.

Puncaknya, pada Kamis 28 Agustus 2025, demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR berlangsung ricuh, kendaraan taktis Brigade Mobil atau Brimob melindas Affan Kurniawan, 21 tahun, seorang pengemudi ojek online. Kematian Affan menjadi sumbu kemarahan public.

Para demonstran ramai-ramai mengepung Mako Brimob Polda Metro Jaya, di Kwitang, Jakarta Pusat. Aksi ini meluas hingga ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Makassar, Bandung, Cirebon, dan sebagainya. Di tengah demonstransi yang kian menggema, beredar informasi yang mengungkapkan bahwa sejumlah anggota dewan malah berada di luar negeri, termasuk Ahmad Sahroni dan Eko Patrio.

Tragedi Demonstrasi

Informasi tersebut menambah bara, hingga ratusan massa tiba-tiba menggeruduk kediaman kedua anggota DPR tersebut. Kediaman public figure sekaligus anggota DPR Uya Kuya hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menjadi target penjarahan, buntut dari pernyataan kontroversi mereka.

Rentetan peristiwa itu menandai adanya jarak yang semakin lebar antara rakyat dan pemerintah. Rasa frustrasi masyarakat tidak lahir tiba-tiba, melainkan akumulasi dari kekecewaan terhadap berbagai kebijakan yang dianggap buta sosial.

Dari pelemahan lembaga pengawas, pengesahan undang-undang kontroversial, hingga tunjangan pejabat yang terus meningkat di tengah ketidakpastian kesejahteraan tenaga pendidik maupun rakyat kecil. Lebih tragis lagi, aparat keamanan yang seharusnya menjadi pelindung justru tampil represif. Per awal September 2025, sudah tercatat tujuh korban jiwa dari rangkaian Demonstrasi Agustus 2025.

Dalam konteks ini, Indonesia seakan sedang menyaksikan cermin dari Bangladesh: sebuah peringatan bahwa membungkam kritik dan mengabaikan aspirasi yang sehat hanya akan melahirkan krisis yang lebih besar.

Kemiripan yang Mengkhawatirkan

Kekecewaan rakyat Bangladesh pada pemerintah yang semakin otoriter, represif, dan abai terhadap aspirasi publik terasa akrab dengan denyut kegelisahan masyarakat Indonesia saat ini. Kemiripan ini bukan sekadar kebetulan. Ia adalah tanda bahaya bahwa tanpa koreksi, Indonesia bisa mengulang pola yang sama. Ketika suara rakyat tidak diindahkan, perlawanan yang terbungkam, dan keamanan berubah menjadi ancaman.

Sejarah mengajarkan bahwa gejolak tidak bisa lagi kita elakkan. Hilangnya nyawa warga di tengah demonstrasi memperkuat kesan bahwa aparat di bawah kuasa pemerintah kini lebih sibuk menjaga kepentingan penguasanya daripada melindungi warga negara.

Pertanyaannya, akankah elite Indonesia belajar, atau menunggu sejarah berulang seperti di Bangladesh? Apakah pernyataan bela sungkawa dan penonaktifan pejabat-pejabat tak cakap saja sudah cukup untuk mengembalikan demokrasi yang ideal di Indonesia?

Doa terbaik sepatutnya kita panjatkan bagi mereka yang kini memperjuangkan 17+8 tuntutan rakyat, agar suara keadilan tidak kembali ditenggelamkan. Selain itu darah yang telah tumpah tidak menjadi sia-sia, dan agar demokrasi benar-benar kembali berpihak pada rakyat. []

 

 

Tags: Aksi DemonstrasiBangladeshdemokrasiIndonesiapolitikTuntutan 17+8
Siti Fadillah

Siti Fadillah

Akrab disapa Dillah. Pemudi 20 tahun, lahir dan besar di Kuningan. Kini bermukin di Cirebon Jawa Barat. Senang membaca dan sedikit berefleksi melalui tulisan yang dijadikannya tempat untuk berseru tanpa sempadan. Media Sosial : Instagram @sfdillh

Terkait Posts

Laksamana Keumalahayati
Figur

Semangat Laksamana Keumalahayati di Balik Aksi Pink

11 September 2025
Sri Mulyani
Publik

Reshuffle Sri Mulyani: Krisis Kepercayaan dan Keadilan Fiskal

10 September 2025
Reshuffle Kabinet
Uncategorized

Reshuffle Kabinet, Ketika Kesempatan Perempuan Kian Menyempit di Lingkar Kekuasaan

9 September 2025
Wakil Rakyat
Publik

Belajar dari Wakil Rakyat: Komunikasi dengan Baik itu Penting

8 September 2025
Refleksi Maulid
Publik

Refleksi Maulid sebagai Alarm Sosial: Dari Quraisy ke Oligarki

8 September 2025
Siti Manggopoh
Figur

Siti Manggopoh Perempuan yang Menyusui dan Melawan Pajak di Medan Perang

7 September 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nabi Muhammad yang

    Nabi Muhammad Saw dalam Pandangan Tokoh Besar Non Muslim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keteladanan Nabi Muhammad Saw yang Tak Pernah Padam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Matahari Terbit di Timur Indonesia: Dialog Gus Dur dengan Rakyat Papua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Khadijah dalam Menguatkan Nabi Muhammad Saw Usai Turunnya Wahyu Pertama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perjuangan Nabi Muhammad Saw Melawan Tekanan Quraisy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Suara Disabilitas Untuk Keadilan Iklim 
  • Kemanusiaan Nabi Muhammad Saw
  • Melihat Matahari Terbit di Timur Indonesia: Dialog Gus Dur dengan Rakyat Papua
  • Peran Khadijah dalam Menguatkan Nabi Muhammad Saw Usai Turunnya Wahyu Pertama
  • Bangladesh sebagai Cermin Gejolak Politik Indonesia

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID