• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Mengapa Pendidikan itu Penting Bagi Perempuan?

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
19/10/2022
in Kolom
0
Mengapa pendidikan itu penting bagi perempuan?

Ilustrasi: pixabay[dot]com

74
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id– Mengapa pendidikan itu penting bagi perempuan? Sejatinya, seorang perempuan juga harus mempunyai pendidikan yang tinggi. Pun berhak memperoleh akses pendidikan tinggi. Pasalnya, itu hak seluruh anak bangsa, tanpa melihat jenis kelaminnya.

“Kalau ibunya berpendidikan, anaknya juga akan cerdas”.

Begitu quote yang terpampang di akun instagram Cherbon Feminist beberapa bulan silam. Setelah itu banyak komentar yang masuk di akun teman-teman yang ikut menyebarkan pamflet.

Ada banyak respon, yang menyambut baik maupun yang tidak setuju. Satu yang masih teringat, seorang teman ada yang kewalahan meladeni ‘serangan’ yang tidak setuju dengan pesan di atas.

Salah satu komentar mengatakan begini: “bukannya perempuan itu baik nya gak usah pergi jauh-jauh ya cukup di rumah saja.”

Baca Juga:

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Bahkan ada yang melontarkan pernyataan yang mengerikan: “kalau perempuan yang kayak gini itu perempuan yang melawan takdir Tuhan.”

Wow, sejenak saya terperanjat. Bahkan yang membuat bulu kuduk merinding ngeri yang mendukung komentar-komentar ‘pedas’ tersebut tidak hanya laki-laki, tak sedikit dari mereka adalah perempuan.

Menanggapi komentar-komentar tesebut, saya menjadi yakin bahwa kita perlu membagikan pemahaman secara sederhana kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan.

Baca juga: Pendidikan Penting untuk Membangun Keluarga Bahagia

Faqihudiin Abdul Kodir dalam buku Dan Nabipun Memihak Perempuan dikatakan bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk memeroleh pendidikan. Pendidikan merupakan proses untuk memperoleh keilmuan dan kebaikan.

Siapapun berhak untuk mendapatkan kebaikan dan kemuliaan ilmu. Jadi, bisa disimpulkan pendidikan itu bukan hak istimewa salah satu manusia melainkan hak bagi semua jenis manusia, bagi perempuan juga laki-laki.

Pendidikan bagi perempuan menjadi penting karena di tangan mereka kualitas generasi umat manusia dipertaruhkan. “Bagaimana mungkin generasi cerdas lahir dari seorang ibu yang tidak terdidik?”

Baca juga: Dilema Muslimah Jomblo: Pendidikan Tinggi atau Nikah?

Perempuan juga mempunyai peran dan fungsi yang sangat strategis dalam membangun relasi keluarga, sosial-masyarakat bahkan negara yang baik.

Perempuan adalah orang pertama yang memberikan pengetahuan bagi manusia-manusia yang baru lahir di dunia. Perempuanlah yang memberikan pondasi kokoh bagi terciptanya generasi manusia yang lebih baik.

Maka dari itu tidak boleh siapa pun juga, baik keluarga, masyarakat atau pun pemerintah melarang ataupun membatasi seorang perempuan untuk melibatkan diri dalam ruang pendidikan.

Baca juga: Pendidikan Berkeadilan, Pendidikan Tanpa Diskriminasi

Dalam Mendobrak Kawin Anak  yang diterbitkan Yayasan Rumah Kita Bersama (Rumah Kitab) disebutkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat Undang-Undang 1945.

Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan tuntutan bagi salah satu manusia misalnya laki-laki saja atau perempuan saja, tetapi bagi kedua-duanya.

Tapi masih berkembang di tengah masyarakat kita bahwa yang berhak mengenyam pendidikan adalah lelaki saja. Sebab laki-laki memiliki kewajiban menafkahi keluarga, sehingga dia wajib berpendidikan tinggi biar tidak susah saat mencari kerja.

Perempuan tidak dipentingkan untuk mengenyam pendidikan karena terlanjur dianggap tak bisa bekerja dan menafkahi.  Padahal fakta hari ini mengatakan hal yang sama sekali berbeda. Banyak sekali perempuan di negeri ini yang menjadi tumpuan keluarga, menjadi tokoh besar, ulama, anggota parlemen, pejabat, menteri, bahkan menjadi pemimpin negara.

Baca juga: Menjadi Perempuan

Jadi anggapan lama bahwa perempuan tidak mampu berkiprah oleh karenanya tidak penting mendapat pendidikan, dengan sendirinya, gugur. Dan tak perlu dipertahankan mati-matian.

Untuk hal itu, saya setuju dengan pernyataan Kang Faqih di atas, dan saya tegaskan kembali bahwa pendidikan ialah hak bagi siapa saja karena baik laki-laki maupun perempuan mempunyai tugas yang sama yaitu melahirkan generasi manusia yang baik, sehingga bisa ikut berkontribusi terhadap kelangsungan hidup yang sejahtera dan berkeadilan.

Demikian penjelasan terkait mengapa pendidikan itu penting bagi perempuan? Semoga bermanfaat.[]

Tags: cherbon feministislamnabipendidikanperempuan
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan yang banyak belajar dari tumbuhan, karena sama-sama sedang berproses bertumbuh.

Terkait Posts

Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Ulama Perempuan

    Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasih Sayang Seorang Ibu
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID