Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menyampaikan bahwa istilah al-Ummu Madrasah ( ibu adalah sekolah ) adalah ada benarnya. Sekolah ini, tidak mengenal waktu, yang sangat berpengaruh dalam membentuk karakter seorang anak.
Akan tetapi, yang disayangkan, keberadaan ibu seringkali terlupakan dalam catatan sejarah saat anak mencapai kesuksesan.
Saat ini, kesuksesan anak biasanya lebih dihubungkan dengan sekolah formalnya. Padahal, di sekolah ibulah anak belajar nilai-nilai kehidupan yang membentuk pribadinya hingga ia sukses.
Tak Banyak Mengungkap
Nyai Badriyah menyebutkan, sejarah kesuksesan dan kepahlawanan para Nabi dan salafussalih masa lalu pun tak banyak mengungkap sumbangsih ibu.
Kesuksesan dan kepahlawanan lebih dikaitkan dengan keberhasilan tokoh menghadapi lawan dengan keteguhan iman.
Peran sahabat dan pendukung jauh lebih menonjol dari pada peran ibu.
Inilah fakta penulisan sejarah (historiografi) yang kita terima saat ini. Histoiografi yang kurang memberi ruang bagi keberadaan dan sumbangsih ibu dalam mengantarkan anaknya menjadi tokoh besar.
Nyai Badriyah juga menyampaikan, penjelasan sumbangsih ibu sangat penting dalam pengungkapan sejarah sukses seorang anak.
Selain karena sumbangsih itu nyata adanya, pengungkapannya akan menghadirkan nilai-nilai luhur yang bisa menjadi inspirasi umat manusia yang selalu mencari sandaran nilai dalam hidupnya.
Bagi para ibu, kata Nyai Badriyah, pengungkapan itu akaan menjadi inspirasi dan mauidhah hasanah. Bagi para anak pengungkapan itu menjadi pengingat jasa ibu dan pendorong untuk berbakti.
Dari sejarah masa lalu, Hajar, Aisyah dan Yuhanidz, serta Maryam adalah sedikit contoh. Keberadaan mereka betul-betul berarti bagi kelangsungan hidup dan keberadaan para Nabi yang telah mengalami proses penggemblengan luar biasa sejak bayi. (Rul)