• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Apa Itu Pluralisme dalam Islam? Inilah Pengertian Beserta Contohnya

Islam tidak pernah mengajarkan untuk memaksa seseorang masuk dalam agama ini. Konsep inilah yang selalu diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
24/12/2022
in Publik, Rekomendasi
2
Pluralisme dalam Islam

Pluralisme dalam Islam

787
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Negeri ini merupakan sebuah negara yang kaya akan suku bangsa dan agama. Itulah mengapa istilah pluralisme sering didengar. Keberagaman inilah yang ikut mendorong sikap toleransi dalam perbedaan. Lantas, bagaimana pluralisme dalam Islam? Simak rangkuman lengkap dalam ulasan di bawah ini!

Pengertian Pluralisme Dalam Islam

Pada dasarnya, pluralisme berasal dari kata “jamak atau banyak”. Sedangkan menurut Wikipedia, merupakan sebuah arti paham atau keberagaman. Secara garis besar dapat kita simpulkan jika pluralisme adalah paham untuk menghargai keberagaman atau perbedaan yang terjadi dalam kehidupan.

Serta menjaga dan mengizinkan kelompok tertentu mempertahankan budayanya. Tidak hanya Islam, sejatinya semua agama harus menghormati sebuah perbedaan. Namun sayangnya, tidak semua masyarakat mamun menerapkannya dalam kehidupan.

Seperti adanya konflik antar etnis dan agama yang pernah terjadi di beberapa daerah. Itulah yang menjadi bom waktu yang bisa pecah kapan saja. Sikap kurang toleransi akan perbedaan ini mampu menciptakan konflik berkepanjangan.

Contoh Pluralisme Agama

Seseorang sejatinya bisa melihat dan merasakan konsep pluralisme dalam Islam di kehidupan sehari-hari. Jika dilihat lebih jauh, hal ini nyata terlihat. Ada beberapa contoh sikap pluralisme antar umat beragama seperti pada ulasan di bawah ini:

Baca Juga:

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

Tafsir Sakinah

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Tidak Memaksakan Kehendak Orang Lain dalam Memeluk Agama

Islam tidak pernah mengajarkan untuk memaksa seseorang masuk dalam agama ini. Konsep inilah yang selalu diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu. Oleh karenanya, sikap pluralisme ini sebenarnya sudah tercipta sejak dulu.

Keyakinan seseorang hanya bisa diubah oleh orang itu sendiri. Serta hanya Tuhan yang mampu memberikan hidayah sehingga mendapatkan pencerahan akan kebenaran sebuah agama.

Saling Membantu Perbaikan Sarana Umum Maupun Tempat Ibadah

Negara yang terdiri dari beragam suku, ras dan agama pasti menuntut para penduduknya untuk saling berkaitan dengan ras maupun agama lain.

Sikap saling toleransi dan tidak saling merugikan menjadi salah satu contoh pluralisme yang bisa kita terapkan. Seperti saling bekerja sama dalam perbaikan sarana umum maupun tempat ibadah tanpa membedakan satu dengan lainnya.

Saling Menghormati akan Kewajiban dan Hak Masing-Masing Agama

Seperti pada pembahasan sebelumnya, negara ini terdiri dari beragam suku dan agama. Tentu saja akan berbeda pula mengenai hak dan kewajiban dari setiap agama tersebut.

Sikap toleransi dan saling menghormati hak dan kewajiban menjadi satu contoh lain pluralisme dalam Islam. Meski begitu, contoh tersebut tergantung dari kondisi masyarakat di masing-masing daerah. Seperti halnya daerah kota besar cukup berbeda dengan kondisi masyarakat pedesaan.

Melaksanakan Sistem Pluralisme dengan Tidak Memaksakan Keyakinan atau Meyakini Sesuatu

Istilah pluralisme ini kita kenal baik dalam sejarah Indonesia. Perbedaan yang ada membentuk para pribumi untuk saling bertoleransi dengan berbagai keberagaman.

Dalam agama, hal ini juga kita buktikan dengan tidak memaksakan kehendak mengenai keyakinan atau meyakini sesuatu. Itulah mengapa ada semboyan yang selalu kita gaungkan yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya, berbeda-beda tetap satu jua.

Manfaat Pluralisme dalam Bermasyarakat

Pada dasarnya, pluralisme dalam Islam tidak hanya mengenai satu pemahaman saja. Melainkan harus kita pahami secara berbeda.

Ada beberapa dampak positif dalam konsep pluralisme dalam bermasyarakat. Diantaranya yakni membentuk masyarakat untuk toleransi dengan sebuah perbedaan, dampak ini kemudian mampu menjadi daya tarik tersendiri baik dari pegiat budaya, sosial, ekonomi kreatif, maupun pendidikan.

Tidak hanya itu, pluralisme juga mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia bagi negara. Juga, tanpa kita sadari perbedaan dan keberagaman ini mampu  mendongkrak pendapatan daerah. Bahkan, hal ini juga kita yakini dapat membentuk kemandirian masyarakat.

Mandiri merupakan sebuah kondisi seseorang mampu berdiri sendiri. Adapun makna dari kemandirian adalah kemampuan masyarakat atau individu yang ditandai dengan munculnya sikap inisiatif.

Seseorang mampu berdiri dengan tegap tanpa harus menanggung perasaan tertekan namun tetap terkontrol dan kita awasi. Meskipun dalam kultur atau budaya yang berbeda.

Sejatinya, pluralisme berkaitan dengan hak seseorang untuk maju dan hidup dalam sebuah keyakinan yang tidak merugikan orang atau masyarakat lain.

Hidup bersosial dalam perbedaan juga termasuk dalam pluralisme dalam Islam yang perlu kita terapkan. Bahkan seseorang bebas menentukan pilihan tanpa harus menanggung paksaan. Seperti kebebasan kultur, agama, pranata sosial dan lain sebagainya.

Nah, itu dia ulasan tentang Apa Itu Pluralisme dalam Islam? Inilah Pengertian Beserta Contohnya. Sekian, semoga artikel Mubadalah.id yang bekerja sama dengan Ibuku Content Creator dalam kegiatan ODOP ICC ini bermanfaat. []

 

 

Tags: agamaIndonesiaislamkeberagamanmasyarakatpluralisme
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.

Terkait Posts

Menstruasi

Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

2 Juli 2025
Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID