• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Baik Buruk Suami Istri Tergantung Pasangan, Benarkah Demikian?

Ida Ad’hiah Ida Ad’hiah
25/01/2018
in Kolom
0
baik buruk suami istri tergantung pasangan

baik buruk suami istri tergantung pasangan

6.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id- Baik buruknya seorang manusia tidak bergantung kepada manusia lainnya. Begitupun, baik buruk suami istri tak bergantung pada pasangannya. Sebab, masing-masing mempunyai amalannya tersendiri dan itu menjadi tanggungjawabnya sendiri. Di tengah masyarakat, kita masih sering mendengar sebuah pandangan yang bias bahwa baik atau buruknya seorang perempuan atau istri tergantung suaminya. (Baca: Membincang 60 Hadits Shahih Tentang Hak-Hak Perempuan dalam Islam)

Ujungnya, pandangan ini dijadikan landasan seorang laki-laki untuk mengatur hidup istrinya, sekehendak hati. Seperti yang pernah saya dengar dari seorang teman bahwa perempuan cantik apabila suami memberikan hak berhias; akhlak baik bila suami mengajarkan budi pekerti; pintar bila suami mengajarkan ilmu yang baik; dan sholehah bila suami membimbing ke agama yang baik.

laki-laki dan perempuan merupakan mitra yang sejajar dan haruslah mempunyai rasa kesalingan.

Lalu, kalau tanpa suami, apakah istri tidak akan bernilai apa-apa? Ya, pandangan di atas seakan menunjukan bahwa perempuan itu makhluk rendah yang tergantung kepada laki-laki. Maka, mari kita telisik lebih jauh empat kalimat yang bias ketidakadilan pada perempuan di atas:

  1. Berhias adalah hak perempuan. Merawat diri dan tubuh merupakan hal yang hampir setiap perempuan sukai. Hal demikian merupakan hak perempuan itu sendiri. Jadi hak tersebut bukan pemberian dari orang lain.
  2. Akhlak yang baik tidak hanya melekat pada salah satu jenis kelamin saja, sehingga jika sepasang suami isteri melakukan kekeliruan maka mereka sepatutnya saling mengingatkan dan saling mengajarkan tentang budi pekerti baik itu isteri kepada suami atau sebaliknya.
  3. Banyak laki-laki yang pintar tapi tak sedikit perempuan yang pintar. Berbagi dalam hal kebaikan apalagi saling sharing ilmu yang didapatkan adalah hal yang dianjurkan. Laki-laki atau perempuan keduanya tidak ada yang lebih sempurna, keduanya sudah pasti mempunyai kekurangan termasuk dalam hal keilmuan. Oleh karenanya kesalingan dalam berbagi pengetahuan sangat diperlukan tanpa ada aturan yang harus mengajarkan hanyalah suami terhadap isterinya.
  4. Isteri sholehah atau suami soleh merupakan dambaan setiap orang. Dalam kehidupan berumah tangga, kata membimbing bukan hanya ditujukan kepada suami yang diwajibkan untuk membimbing isterinya. Akan tetapi istripun harus membimbing suami. Di antara keduanya itu merupakan kesalingan yang harus ada dalam rumah tangga demi menciptakan kebahagiaan di dalamnya.

Empat penjelasan tersebut sejalan dengan sebuah hadist dari Aisyah ra.. Beliau berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya, perempuan itu saudara kandung (mitra sejajar) laki-laki” (Sunan Abu Dawud no. 236, Sunan at-Turmuzi no. 163, dan Musnad Ahmad no. 26836).

Atau juga di dalam Al Qur’an surat At Taubah , 9:71 yang artinya:

Baca Juga:

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

“Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, adalah saling menolong, satu kepada yang lain; dalam menyuruh kebaikan, melarang kejahatan, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan mentaati Allah dan rasul-Nya. Mereka akan dirahmati Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Bijaksana” (QS. at-Taubah, 9: 71).

Hadits dan Al Qur’an tersebut keduanya mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan merupakan mitra yang sejajar dan haruslah mempunyai rasa kesalingan. Tidak ada yang lebih berkuasa di antara keduanya. Tidak ada yang lebih baik akhlaknya satu dibanding yang lain. Keduanya harus saling membimbing, mengingatkan, menasihati dan bahu membahu untuk kehidupan rumah tangga yang bahagia.[]

Tags: baik buruk pasanganistriKesalinganKesetaraanlaki-lakiMubaadalahpasanganperempuanpernikahansuami
Ida Ad’hiah

Ida Ad’hiah

Terkait Posts

Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID