Mubadalah.id – Selepas menyelesaikan pendidikan formal entah itu lulus SMA atau lulus dari perguruan tinggi, kita akan dihadapkan dengan berbagai pilihan antara bekerja, melanjutkan pendidikan, atau pilihan lainnya. Sering kali orang lain menganggap bekerja di sebuah kantor besar dengan pendapatan tinggi merupakan suatu barometer kesuksesan. Apalagi dengan embel-embel lulus perguruan tinggi yang bergengsi.
Sebagaimana cerita dari temanku. “Masuk kuliah susah, ingin lulus pun susah, setelah lulus lebih susah lagi, terlebih jika saat lulus belum memiliki rencana apapun”. Ucap temanku. Belum lagi beragam pertanyaan yang harus diterima. Mau kerja di mana? kerja atau kuliah lagi? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang menyertai setelah ucapan selamat lulus wisuda.
Makin ribet lagi terlebih ketika kamu memilih berwirausaha sendiri alias jualan melalui online shop atau menjadi freelance conten writer. Tidak jarang tetangga yang menyayangkan pilihan kita. “Sekolah tinggi-tinggi ko cuma online shop? Kalau mau jualan mah tidak usah sekolah tinggi-tinggi lagi. Kerjaannya mainan handphone mulu, ngadepin laptop aja, diam di kamar terus apa nggak bosen?”
Padahal saat ini, banyak sekali pekerjaan freelance yang bisa kamu pilih salah satunya adalah freelance writer alias penulis lepas. Penulis merupakan seseorang yang menawarkan jasa menulis untuk perusahaan tanpa terikat jam kerja dan dengan waktu yang lebih fleksibel
Di era yang serba digital seperti sekarang ini, profesi freelance writer (penulis lepas) semakin marak dan banyak dibutuhkan oleh blog ataupun website yang kekurangan tenaga penulis untuk memperkaya halaman situsnya. Profesi ini memang jarang terdengar eksistensinya. Akan tetapi secara tidak sadar memberi peran penting dalam keseharian kita dalam menggunakan teknologi, terutama internet. Artikel maupun tulisan yang sering Anda baca di berbagai media kiranya merupakan hasil tangan para content writer.
Pengalaman serupa pernah dialami oleh mas Agus Mulyadi, sebelum seterkenal sekarang, dulu Ayahnya tidak percaya profesi sebagai penulis pendapatannya bisa menjanjikan. Ayahnya menginkan anaknya memiliki pekerjaan yang jelas misal polisi, Guru, bahkan tukang tambal ban sekalipun. Menurut bapaknya penulis itu seperti tidak bekerja, dan menganggap menulis itu sebagai hobi belaka.
Dalam acara Put Cas yang berjudul “Ketika Katharina Stogmuller bertemu Agus Mulyadi” Acara yang tentu saja dipandu sama Mas Puthut dan dihadiri bintang tamu Katharina Stogmuller. Mbak Katharina memberi pertayaan ke Mas Agus bagaimana bisa yakin kalau penulis bisa untuk hidup? dan Mas Agus memaparkan bahwasanya keyakinan itu timbul karena adanya bukti-bukti nyata.
Dan bukti-bukti tersebut ia perlihatkan kepada Ayahnya dengan menjuarai berbagai event kepenulisan, sampai Mas Agus pernah menjadi sepuluh besar penulis blog terbaik Indonesia dan hasil uangnya ditunjukkan untuk melengkapi perlengkapan rumah, mesin cuci, kulkas untuk keberlangsungan hidup dan lain sebagainya, dan itu yang membuat orang tuanya mempercayainya dengan profesi sebagai penulis, bahkan biaya pernikahannya pun salah satunya hasil dari penjualan buku.
Belum lagi online shop yang belakangan ini menjamur di mana-mana, saat ini kebanyakan orang berbenja di marketplace. Di samping lebih mudah dan tidak repot, apalagi di masa PPKM yang tidak berkesudahan diperpanjang terus dan entah sampai kapan, belanja online menjadi pilihan. Marketplace tidak perlu memiliki toko, bisa di rumah saja dan tentu saja bisa nyambi mengerjakan pekerjaan lainnya.
Beberapa keuntungan menjadi freelance writer maupun penjual online shop, antara lain: Pertama, Bebas menetukan pekerjaan. Kedua, Fleksibel tempat dan waktu. Ketiga, Tidak perlu keluar rumah, dan ini pas banget beririsan dengan online shop atau small bisnis lainnya. Keempat, Penghasilannya lumayan. Kelima, Menambah banyak pengetahuan serta meningkatakan kreativitas dan menambah wawasan baru setiap harinya. Keenam, Dapat bekerja pada beberapa perusahaan sekaligus.
Bekerja Kantoran maupun freelance writer atau pun pekerjaan lainnya memiliki sisi kelebihannya masing-masing, begitupun dengan kekurangannya. Belum tentu kerja kantoran secara finansial lebih sejahtera dan menjadi tolak ukur kesuksesan.
Apapun pilihan pekerjaan yang dipilih tidak untuk diperbandingkan antara satu dengan lainnya, yang penting pilihan tersebut dipilih berdasarkan kesadaran dari orang tersebut, mau bekerja di suatu lembaga, perusahaan, kantoran atau bekerja rumahan semuanya baik, selama dilakukan dengan penuh dedikasi dan sungguh-sungguh. []