• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Belajar Cara Mendidik Anak Dari Nyai Hj Yuchanidz Noersalim

Semasa hidup, Almarhumah selalu menekankan kedisiplinan dalam belajar kepada putra dan putrinya. Karena bagi Almarhumah, ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting

Shofi Puji Astiti Shofi Puji Astiti
22/09/2021
in Keluarga
0
yuchanidz noersalim ibunda Gus Baha

yuchanidz noersalim ibunda Gus Baha

991
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ibunda Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Noersalim, Nyai Hj Yuchanidz Noersalim wafat pada usia 75 tahun. Almarhumah merupakan istri KH. Noersalim Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Kragan, Narukan, Kab.Rembang.

Almarhumah meninggalkan 7 anak, yaitu H. Nasirul Makhasin Wakil Bupati Rembang periode 2001-2006, Kiai Abdul Ro’uf (alm), KH Ahmad Baha’uddin (Gus Baha’), Mufadlotul Izzah, Abdul Khakim, Anggota DPRD Kabupaten Rembang periode 2014-2019 Ziamul Umam (Gus Umam), dan Gus Fuad.

Disiplin Menuntut Ilmu

Semasa hidupnya Almarhumah, selalu menekankan kedisiplinan dalam belajar kepada putra dan putrinya. Karena bagi Almarhumah, ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting. Seperti pendapat Imam Ghazali bahwasannya “Esensi dari ilmu adalah untuk mengetahui apa itu ibadah dan ketaatan”.

Sedangkan berdasarkan Imam Syafi’I “Barangsiapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya”. Dan dalam QS Al-Mujadalah ayat 11 juga terdapat firman Allah yang berbunyi:

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ

Baca Juga:

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang mendapat ilmu” (QS Al-Mujadalah ayat 11).

Hal ini menjadi dasar Almarhumah mencaintai ilmu, memuliakan ilmu dan menekankan kepada putra putrinya untuk belajar secara sungguh-sungguh. Almarhumah juga menekankan putra-putrinya untuk disiplin untuk khidmah pada ilmu, khidmah pada agama, dan selalu dermawan kepada siapapu.

Adapun alasan Allah mengangkat derajat para ahli ilmu menurut KH. Hasyim Asy’ari adalah karena mereka dapat mengaplikasikan ilmu mereka dalam kehidupannya. Dengan bekal ilmu yang manusia miliki, ia akan semakin bermanfaat seluas-luasnya dalam keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Serta semakin bijak dalam menyikapi perbedaan, semakin toleran dengan keragaman agama, budaya, ras, adat istiadat dan lain sebagainya. Dan tidak mudah merasa paling benar, paling baik dan paling pintar.

Adapun kemuliaan hadir di majelis ilmu di antaranya jika hadir dengan adab yang baik maka akan memberikan manfaat dan keberkahan kepada kita semua. Meskipun kita tidak paham dan hafal dengan ilmu yang kiai atau ustadz ajarkan.

Terkait dengan keutamaan mencari ilmu, KH Hasyim Asy’ari menyebutkan hadits Nabi “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah subhanahu wata’ala akan memberinya jalan menuju surga” (HR Ahmad, Abu Daud dan lainnya).

Dalam hadits lain Nabi bersabda “Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam, laki-laki dan perempuan. Setiap sesuatu yang di dunia ini akan memintakan pengampunan kepada Allah Swt untuk para pencari ilmu, hingga ikan di laut pun ikut memintakan pengampunan baginya.” (HR Abu Daud, al-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Kesabaran Mendidik Anak dan Ketaatan pada Guru

Almarhumah merupakan sosok yang sabar dan sayang dalam mendidik putra-putrinya untuk menjadi anak yang bisa khidmat pada agama dan ilmu. Almarhumah selalu menerapkan dan ingat akan pesan Umar bin Khattab yaitu “Dari begitu banyak sahabat, dan tak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Di samping itu, aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.”

Almarhumah merupakan sosok yang taat pada orang tua dan para gurunya. Adapun bentuk ketaatannya adalah setelah menimba ilmu di Pondok Pesantren Lasem selama sekitar enam tahun. Beliau kembali lagi mondok di Jombang dan dengan istiqomah sejak dari mondok hingga menjelang wafat selalu mengajarkan ilmu yang telah belia dapat. Hal tersebut merupakan bentuk ketaatan serta kecintaan almarhumah kepada orang tua beserta para guru-gurunya.

Almarhumah, sosok yang yang gemar bersedekah. Beliau berusaha untuk menyeimbangkan hubungan antara Allah dengan manusia yang harus dijaga. Karena umat yang ingin sejahtera di dunia dan akhirat harus senantiasa menjaga hubungan dengan Allah SWT dan manusia.

Hubungan manusia dengan Allah SWT dalam bentuk ibadah-ibadah mahdhah dan ibadah lainnya, sedangkan hubungan dengan sesama manusia adalah dengan melakukan ibadah-ibadah sosial. Di antara ibadah-ibadah sosial yang sangat penting agar kita menjadi manusia beruntung adalah bersedekah.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Ikadi KH Ahmad Satori Ismail. Kita harus memiliki kepedulian kepada orang yang membutuhkan, membantu fakir miskin, dan orang-orang yang mengalami kekurangan. Oleh karena itu, ciri orang muttaqin ahli surga di antaranya adalah gemar bersedekah. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-Dzariat disebutkan, “Di dalam harta mereka terdapat hak untuk orang-orang miskin yang meminta maupun orang miskin yang tidak meminta.”

Seperti yang disampaikan Imam Syafi’I  “Pekerjaan terberat bagi manusia itu ada tiga: sikap dermawan di saat keadaan sempit, menjauhi dosa di kala sendiri, dan berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.”

Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk bisa menerapkan cara mendidik anak yang diterapkan oleh Nyai Hj Yuchanidz Noersalim, Ibunda Gus Baha’ dari Rembang. Aamiin. []

 

 

Tags: anakIbukeluargaKesalinganorang tuaparentingpengasuhanulama perempuan
Shofi Puji Astiti

Shofi Puji Astiti

Dosen IAIN Salatiga

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version