Mubadalah.id – Setiap Ramadan tiba, para orangtua atau para sepuh di kampung selalu menyampaikan secara berulang, jika selama Ramadhan para setan dibelenggu oleh Allah swt, agar tidak menganggu umatNya untuk beribadah. Benarkah demikian? Lalu bagaimana setan dibelenggu saat Ramadhan? Sebuah Hadits yang sangat populer diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah :
اِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ اَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ
Apabila bulan Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka terkunci, dan para syaitan terbelenggu. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Dalam memahami hadits ini harus digunakan pemahaman kontekstual bukan tekstual. Pemahaman secara tekstual akan memberikan makna seolah olah karena bulan Ramadhan itu sendiri maka otomatis pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup dan para setan dibelenggu selama Ramadhan.
Pemahaman tentang keutamaan ini menafikan berbagai amalan yang dilakukan oleh orang orang yang beriman pada saat bulan Ramadhan, karena hanya melihat dari segi waktu yaitu Ramadhan. Maka tidak otomatis ketika bulan Ramadhan tiba, secara otomatis pula pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup dan para setan dibelenggu.
Pada bulan Ramadhan tentu kita sangat mengetahui kenyataan di masyarakat, pencurian malah semakin marak terjadi di bulan Ramadhan, banyak orang yang tetap mencaci maki saat Ramadhan dan perbuatan buruk lainnya yang dilakukan oleh manusia saat Ramadhan.
Jika kita memaknai hadits di atas dengan waktu bulan Ramadhan saja, otomatis ketika datang Ramadhan maka secara otomatis pula tidak ada kejahatan dan keburukan karena setan dibelenggu, namun pada kenyataannya tidaklah demikian, pada bulan Ramadhan masih dapat kita temukan beragam keburukan dan kejahatan dilakukan oleh manusia.
Oleh karenanya menurut seorang pakar hadits terkemuka yaitu Syuhudi Ismail dalam bukunya Hadits Nabi yang Textual dan Kontextual, dalam memahami hadits tentang bulan Ramadhan ini kita harus memahami secara kontekstual. Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah dan bulan ampunan, pada bulan ini orang-orang yang beriman berusaha melaksanakan berbagai ibadah antara lain puasa, tadarus al-Qur’an, zikir dan qiyamul lail serta berbagai amal kebajikan lainnya, misalnya bersedekah.
Selain menjalani ibadah-ibadah tersebut, orang-orang beriman juga selalu berusaha untuk jujur, menghindarkan diri dari pertengkaran, berusaha keras untuk tidak melakukan perbuatan maksiat, dengan demikian hampir tidak ada celah waktu yang memberikan peluang bagi setan untuk mengganggu orang-orang yang beriman pada bulan Ramadhan tersebut.
Keadaan semacam itu yaitu orang-orang beriman memenuhi bulan Ramadhan dengan ibadah, dan beramal saleh sehingga menjadikan para setan dibelenggu, dalam arti tidak dapat mengganggu orang-orang beriman yang sedang sibuk beribadah dan berbuat kebajikan. Suasana yang demikian inilah yang menjadikan dengan sendirinya pintu-pintu surga terbuka luas dan pintu-pintu neraka terkunci rapat.
Adapun bagi orang-orang yang tidak melakukan berbagai ibadah dan kebajikan lainnya serta tidak berusaha untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang terlarang, maka walaupun saat ini sedang dalam bulan Ramadhan setan tetap saja mengganggu mereka, sehingga pintu surga tertutup dan pintu neraka terbuka bagi orang yang melalaikan ibadah di bulan Ramadhan.
Maka yang menjadikan setan dibelenggu adalah bukan semata-mata karena bulan Ramadhan, akan tetapi dalam bulan Ramadhan orang-orang yang beriman berusaha keras untuk melakukan berbagai ibadah, dan kebajikan sehingga tidak memberikan celah setan untuk mengganggu ibadah umat muslim. Wallahu a’lam bis Shawab. []