• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Biografi Aisyah binti Ahmad al-Qurthubiyah

Tak ada seorang pun di Andalusia pada zaman itu mampu mengungguli Aisyah al-Qurthubiyyah dalam banyak aspek: pengetahuan, sastra, puisi, kefasihan bertutur, dan keluhuran pribadinya

Redaksi Redaksi
10/11/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Aisyah al-Qurthubiyyah

Aisyah al-Qurthubiyyah

683
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Aisyah binti Ahmad al-Qurthubiyyah (w. 1009 M) dikenal publik Kordoba, Spanyol, sebagai perempuan cerdas, sastrawan, dan perempuan penyair Andalusia terkemuka pada zamannya.

Pengetahuannya luas, dan Aisyah al-Qurthubiyyah adalah syuqhufah bi al-Qira’ah waalmu’anasah bi al-kutub, seorang gila membaca buku, si kutu buku.

Rumahnya penuh dengan tumpukan buku. Ia bahkan mempunyai perpustakaan pribadi berisi buku-buku dan manuskrip-manuskrip yang jarang dimiliki orang lain. Sebagian koleksinya ia hadiahkan ke Perpustakaan Kordoba.

Tulisan tangannya sangat indah. Khalifah Andalusia, Abdurrahman III, bergelar “an-Nashir”, sang pemenang, adalah pengagum Aisyah.

Sekaligus menaruh perhatian dan memberikan penghormatan yang tinggi kepadanya karena kapasitas intelektualnya yang menonjol, bahkan di antara para intelektual laki-laki.

Baca Juga:

Tafsir Hukum yang Adil Gender Menurut Azizah Y. Al-Hibri

Biografi Aisyah al-Ba’uniyah

Biografi Fatimah binti Abbas Al-Bahgdadiyah

Biografi Fatimah As-Samarqandi

Abu Hayyan at-Tauhidi, seorang sastrawan dan sejarawan besar, dalam buku Al-Muqtabas, memberikan kesaksian atas kepiawaian perempuan cerdas tersebut. Ia menyampaikan kekagumannya yang luar biasa terhadapnya begini:

“Tak ada seorang pun di Andalusia pada zaman itu mampu mengungguli Aisyah al-Qurthubiyyah dalam banyak aspek: pengetahuan, sastra, puisi, kefasihan bertutur, dan keluhuran pribadinya.”

Sementara itu, penulis buku Al-Marghib (Sejarah Maroko) menyebut Aisyah sebagai innaha min ajaib zamaniha wa gharaih awaniha (ia perempuan paling memesona dan “aneh” pada zamannya).

Sampai akhir hayat, Aisyah al-Qurthubiyyah  tetap melajang, tidak menikah. Mengapa memilih tidak menikah? Tak ada informasi untuk menjawab pertanyaan ini.

Para analis hanya menduga-duga: mungkinkah karena tidak ada laki-laki yang pantas?. Mungkinkah karena ia bingung memilih satu dari sekian banyak laki-laki yang melamarnya?.

Namun, banyak orang menduga bahwa ia tidak menikah karena:

“Lebih sibuk dengan ilmu pengetahuan dan belajar, membaca dan meneliti daripada mengamati wajah-wajah para pelamarnya.”

Ada pula yang menduga bahwa Aisyah al-Qurthubiyyah melajang karena berkeyakinan:

“Menggumuli ilmu pengetahuan jauh lebih nikmat daripada kenikmatan menikah dan terikat.” []

Tags: Asiyah al-QurthubiyyahBiografi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID