Mubadalah.id – Muktamar Pemikiran NU ke-2: Imagining the Future Society resmi dibuka pada Jumat, 1 Desember 2023, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, malam.
Panitia Muktamar Pemikiran NU ke-2, Gus Ulil Abshar Abdalla menyampaikan bahwa muktamar ini menjadi ruang bagi para pemikir, aktivis dan akademisi untuk memikirkan yang lebih subtansif.
Karena seperti kita ketahui bersama, bahwa menjelang tahun politik, ruang publik saat ini penuh disesaki dengan politik.
Oleh sebab itu, muktamar pemikiran hadir untuk mengisi ruang publik tersebut dengan pemikiran yang lebih subtansif.
“Kita menyelenggarakan muktamar ini memang tujuannya agar ruang publik kita yang sekarang ini disesaki dengan kecakapan politik. Kita ingin menghendaki ada kecakapan lain, yang lebih subtansif yaitu pemikiran,” kata Gus Ulil saat memberikan sambutan.
Gus Ulil juga menegaskan bahwa dalam Muktamar Pemikiran NU ke-2 ini tidak ada pemilihan umum ketua atau apapun.
Bahkan ia juga menyampaikan, dalam muktamar tidak boleh ada unsur politik, apalagi sampai melakukan lobi-lobi dengan NU.
“Muktamar Pemikiran NU ini tanpa kandidat, karena tidak ada pemilihan umum di sini. Insya Allah akan tenang sekali. Tidak ada kasak-kusuk, tidak ada lobi-lobi politik, sama sekali tidak ada,” tegasnya.
Selain itu, Gus Ulil juga menceritakan latar belakang pelaksanaan muktamar ini. Menurutnya, Muktamar Pemikiran NU ke-2 merupakan lanjutan dari muktamar pertama yang pernah digelar di Situbondo, Jawa Timur pada 2001 lalu.
Pada muktamar yang pertama, kata Gus Ulil, yang menjadi tuan rumah adalah KH. Fawaid Syamsul Arifin. Bahkan yang hadir dalam muktamar pertama merupakan sejumlah para tokoh dan pemikir yang memiliki pengaruh yang sangat luar biasa.
“Saya masih ingat dalam muktamar NU pertama yang hadir adalah Prof. Dr. Nurcholish Madjid, KH. Masdar Farid Mas’udi, dan beberapa tokoh yang lain. Itu terjadi 20 tahun yang lalu. Tahun ini kita kembali Muktamar Pemikiran NU ke-2,” paparnya. []