• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Bulan Rajab dan Kesalehan Sosial

Ayat larangan menganiaya diri sendiri pada bulan haram, termasuk Rajab sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap umat Islam

Rasyida Rifa'ati Husna Rasyida Rifa'ati Husna
20/01/2025
in Hikmah
0
Kesalehan Sosial

Kesalehan Sosial

895
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bulan Rajab merupakan satu dari empat bulan haram yang di dalamnya penuh kemuliaan. Rajab juga mendapat julukan al-Asham (yang tuli) karena pada bulan ini damai dengan diharamkannya peperangan dan kezaliman di antara umat manusia. Selain itu, bulan Rajab juga memiliki sebutan al-Ashab karena tercurahnya kebaikan padanya.

Luar biasanya lagi, bahwa setiap ibadah yang kita lakukan di bulan Rajab, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya:

 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu (Q.S. At-Taubah [9]: 36).

Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir menjelaskan bahwa ayat larangan menganiaya diri sendiri pada bulan haram, termasuk Rajab sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap umat Islam. Tujuannya agar mereka tidak mendapat siksaan yang berlipat ganda kelak di hari kiamat.

Baca Juga:

Esensi Ibadah Haji: Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Bekerja adalah Ibadah

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Ketika Allah Membuka jalan: Muslimah pun Mampu Mencium Hajar Aswad

Oleh karenanya, bulan haram menjadi bulan ketaatan, kesalehan sosial, dan kebaikan. Di mana semua pahala yang kita dapatkan darinya melebihi nilai pahala dari bulan yang lain.

Momentum Meningkatkan Amal Saleh

Oleh karena itu, para ulama sepakat mengatakan bahwa dianjurkan memperbanyak amal saleh pada bulan Rajab. Amal kebaikan yang dimaksud adalah amalan secara umum yang dianjurkan pada semua bulan termasuk Rajab, bukan amalan yang dikhususkan pada bulan Rajab.

Tidak hanya kesalehan ritual, seperti salat berjamaah, puasa sunnah, ibadah lain seperti berdzikir, membaca dan mentadabburi al-Quran. Akan tetapi, sebagaimana Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Kitab Tabyinul ‘Ajab bi Ma Warada fi Fadhli Rajab menyebutkan bahwa amal itu juga pada nilai kesalehan sosial. Seperti peduli dengan kepentingan umum, memberi makan orang kelaparan, menjenguk orang sakit, dan silaturrahim.

Demikian pula sedekah, bukan hanya dengan harta, tapi juga bisa tenaga yaitu dengan membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan. Selain itu ilmu dan waktu dengan mengajarkan hal manfaat kepada orang lain dan anak-anak.

Keutamaan Amal Saleh Sosial di Bulan Rajab

Meski begitu, pada dasarnya beramal kebaikan tidak membutuhkan waktu khusus, baik di bulan Rajab maupun bulan-bulan lain. Hanya saja ibadah yang kita lakukan di bulan Rajab akan mendapatkan nafahat dan fadhilah dari Allah. Hal ini mengutip atsar dari Abdullah ibnu Zubair,

عن عبد الله بن زبير رضى الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: من فرج عن مؤمن كربة فى شهر رجب وهو شهر الله الأصم, أعطاه الله تعالى فى الفردوس قصرا مد بصره ألا فأكرموا رجب يكرمكم الله عزوجل بألف كرامة

“Barang siapa yang melonggarkan satu beban kehidupan sesama saudara Mukmin di bulan Rajab, Allah akan membangunkan istana untuknya di surga firdaus yang luasnya sejauh pandangan matanya. Karena itu, muliakanlah bulan Rajab, pasti Allah akan memuliakanmu dengan seribu kemuliaan.”

Kemudian, belum lama ini penulis mendengar ceramah Gus Baha yang juga menganjurkan kita untuk meningkatkan sedekah di bulan Rajab. Beliau menerangkan bahwa dalam Kitab al-Minan al-Kubra, Imam Abdul Wahhab as-Sya’rani menyebutkan bahwa barang siapa yang sedekah kepada Allah, balasannya surga karena pada hari-hari ini pintu surga terbuka.

Sebagai penutup, seperti keterangan Gus Baha pula bahwa bukan selayaknya hari-hari biasa, bulan Rajab merupakan momen pintu rahmat Allah terbuka seluas-luasnya. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam ath-Thabrani,

 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (ﺇﻥ ﻟﺮﺑﻜﻢ ﻓﻲ ﺃﻳﺎﻡ ﺩﻫﺮﻛﻢ ﻧﻔﺤﺎﺕ ﻓﺘﻌﺮﺿﻮا ﻟﻬﺎ ﻟﻌﻞ ﺃﻥ ﻳﺼﻴﺒﻜﻢ ﻧﻔﺤﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻼ ﺗﺸﻘﻮﻥ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﺃﺑﺪا

“Sesungguhnya Rabb kalian Yang Mahamulia memiliki banyak karunia dalam setiap tahunnya. Jadi, carilah karunia itu. Barangkali kalian memperoleh satu karunia yang dengannya kalian tidak akan sengsara selamanya.” Wallah Musta’an. []

Tags: Amal SalehBulan HaramBulan Rajabibadahkesalehan sosial
Rasyida Rifa'ati Husna

Rasyida Rifa'ati Husna

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID