Mubadalah.id – Di dalam Islam, hak-hak buruh harus dipenuhi secara penuh oleh majikan atau perusahaan. Hal ini agar buruh bisa bekerja secara produktif dan maksimal. Pemenuhan hakhak dasar juga sebagai imbalan yang memang harus diterima seorang buruh.
Bekerja adalah kehormatan. Mempekerjakan orang dan memberikan upah adalah upaya untuk melestarikan kehormatan tersebut. Ibn Hazm pernah mengemukakan suatu pernyataan yang menarik:
“Pekerjaan adalah suatu hal yang dihormati, dan di dalam hal-hal yang dihormati ada imbalannya. Dan hak seorang buruh adalah mengambil imbalan sesuai dengan pekerjaannya.”
Selanjutnya, dengan hak yang ia peroleh, buruh memiliki kewajiban yang harus ia lakukan. Kewajiban ini harus ia penuhi untuk melestarikan relasi timbal balik yang seimbang, adil, dan saling menguntungkan.
Jika kepentingan majikan tidak terpenuhi, maka pada akhirnya buruh pun tidak akan bisa memperoleh hak-haknya. Karena buruh hanya mungkin ada, jika majikan juga ada. Kepentingan buruh bisa mereka adakan, ketika kepentingan majikan juga bisa mereka hadirkan.
Kewajiban pekerja atau buruh yang paling mendasar adalah memenuhi pekerjaan yang wajib semaksimal mungkin sesuai dengan kontrak yang telah keduanya sepakati. Dalam istilah fikih, kewajiban ini merupakan aminah yang harus terpenuhi dan merupakan konsekuensi dari akad yang telah ia sepakati.
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk memenuhi amanat-amanat kepada para pemiliknya.” (QS. an-Nisa ayat 58).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah (hasil kesepakatan) akad-akad (kontrak)…” (QS. al-Ma’idah ayat 11).
Kerjakan dengan Baik
Kemudian, Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa ketika seseorang mendapat kepercayaan untuk mengerjakan sesuatu. Maka seharusnya ia mengerjakan dengan penuh semangat dan mempersembahkannya secara baik, penuh ketelitian, dan sempurna.
Kewajiban-kewajiban lain yang harus buruh atau pekerja penuhi adalah hal-hal yang merupakan turunan dari semangat untuk menjaga amanah tersebut di atas. Baik amanah pekerjaan, amanah alat-alat perusahaan, dan amanah waktu, serta jabatan yang sedang ia emban.
Semua ini harus kita jaga untuk kelestarian dan kemajuan perusahan. Nabi Muhammad SAW pernah mengungkapkan bahwa setiap orang bertanggungjawab terhadap segala yang ada dalam lingkup pertangunganjawabnya.
Dari Ibn Umar ra, berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin (terhadap suatu hal), dan setiap kamu bertanggungjawab atas kepemimpinannya tersebut.” (HR. Imam Bukhari). []