• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Cinta Tak Berbatas

Cerita cinta tak berbatas tentang kebaikan Pak Yusuf seakan terukir di batu; saya tidak akan pernah melupakannya.

Ahsan Jamet Hamidi Ahsan Jamet Hamidi
24/02/2025
in Pernak-pernik
0
Cinta Tak Berbatas

Cinta Tak Berbatas

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya tinggal di Komplek Telkom Griya Satwika sejak Februari 2003. Setahun setelahnya, Bapak mertua saya meninggal dunia di komplek perumahan itu. Sebagai pengontrak rumah, saya kebingungan mengenai tempat di mana jenazahnya harus kami kuburkan.

Bapak mertua ber-KTP Cimahi, padahal keluarga memutuskan untuk menguburkannya di kuburan terdekat. Kesulitan itu akhirnya teratasi berkat bantuan tetangga yang sangat berjasa dalam pengurusan jenazah. Sebagai Ketua RT 06, Pak Yusuf begitu sigap mendatangi ketua makam Legoso dan langsung memberikan uang secara tunai agar jenazah bisa segera dikuburkan. Dari sini cerita cinta tak berbatas itu bermula.

Cerita cinta tak berbatas tentang kebaikan Pak Yusuf seakan terukir di batu; saya tidak akan pernah melupakannya. Tidak hanya berhenti di situ, urusan pengurusan jenazah lainnya juga dibereskan oleh Pak Agoes Soewarno, Pak Ariza Pasha, dan Pak Widodo, tetangga terdekat saat itu. Sholat jenazah di masjid pun sudah diurus oleh Pak H. Paney dan H. Jefri, Ketua DKM saat itu.

Saya tidak akan pernah melupakan peristiwa yang sangat mengharukan itu. Pagi-pagi sekali, Ibu Yunus sudah naik motor keluar komplek, memboyong nasi dan makanan untuk sarapan para pelayat yang berkunjung ke rumah kontrakan saya. Tradisi guyub rukun di perumahan ini memang sudah terjalin sejak komplek ini berdiri.

Pasangan Egaliter

Cerita dan kesan baik tentang Pak Yusuf tidak berhenti pada peristiwa itu. Ada cerita kepahlawanan lain yang disempurnakan oleh Ibu Yunita, istri Pak Yusuf. Pasangan berdarah Jawa-Betawi ini unik. Pak Yusuf yang berdarah Jawa, tetapi karakternya lebih mirip orang Sumatera—terbuka dan apa adanya.

Baca Juga:

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Pasangan ini sangat egaliter, melampaui budaya Jawa atau Betawi pada umumnya. Hal itu tampak dari cara Ibu Yunita yang memanggil suaminya dengan panggilan “Cup…”. Tidak ada awalan Bang, Mas, atau Pa.

Begitu juga panggilan sayang untuk sang istri, cukup dengan “Nit…”. Kata “lu & gua” sering ia lafalkan dengan logat Jawa medok, menjadi ciri khas mereka. Pasangan ini selalu merawat kemesraan dengan cara yang asik, jujur, dan apa adanya, tanpa berlebihan seperti cerita sinetron.

Pada tahun 2015, Pak Yusuf sakit. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa fungsi ginjalnya menyusut akibat hipertensi yang tidak ia sadari. Singkat cerita, Ibu Yunita hadir sebagai pahlawan, bak malaikat penyambung nyawa. Ia merelakan salah satu ginjalnya untuk ia cangkokkan ke tubuh Pak Yusuf.

Keputusan berani itu membuahkan hasil yang baik. Proses cangkok ginjal dari Ibu Yunita kepada Pak Yusuf berhasil dengan sukses. Beberapa tahun kemudian, Pak Yusuf mulai beraktivitas kembali. Ia rajin berjamaah di masjid, ikut kerja bakti, bersilaturahmi, dan melibatkan diri dalam semua kegiatan sosial lainnya.

Selamat Menikmati Keabadian

Hari ini, ALLAH telah memanggilnya pulang ke rumah keabadian. Maka hilanglah semua rasa sakit dan lelahmu, Pak Yusuf. Terampunilah semua kekhilafan yang mungkin pernah ada. Selamat menikmati keabadian dan kebahagiaan sejati. Saya tidak akan pernah melupakan semua kebaikanmu.

Saya kehilangan seorang guru yang telah memberikan teladan tentang cinta tulus, perjuangan hidup, kesabaran, dan kepasrahan paripurna. Terima kasih Ibu Yunita, Anda telah membumikan makna kesetiaan, cinta tulus kepada pasangan yang tidak akan pernah berbatas.

Maaf saya tidak bisa hadir di pemakaman, karena sedang berada di Makassar. Inna Lillahi wa Inna Ilahi Rajiun. []

 

Tags: Cinta Tak BerbatasHak Bertetanggakehidupankemanusiaankematiantetangga
Ahsan Jamet Hamidi

Ahsan Jamet Hamidi

Ketua Ranting Muhammadiyah Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Terkait Posts

Hijab

Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

1 Juni 2025
Jilbab

Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

1 Juni 2025
Sukainah

Tren Mode Rambut Sukainah

31 Mei 2025
IUD

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

31 Mei 2025
Kodrati

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

31 Mei 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID