• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Dimensi Sosial di Balik Gelar al-Khalil Nabi Ibrahim

Di kitab Nasaihul Ibad karya Syaikh Ibnu Hajr al-Asqalani, perihal perintah berbuat baik kepada sesama semakin kentara. Tak hanya kepada manusia, tapi seluruh penduduk bumi

Zaim Ahya Zaim Ahya
12/02/2023
in Hikmah
0
Gelar al-Khalil Nabi Ibrahim

Gelar al-Khalil Nabi Ibrahim

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa nabi terkenal dengan gelar tertentu, yang menyiratkan kedekatan mereka dengan Allah. Misalnya Nabi Musa, terkenal dengan gelar al-Kalim atau Kalimullah. Gelar-gelar di atas berkait erat dengan proses dakwah yang dilakukan oleh para nabi di atas. Di balik gelar al-Kalimnya Nabi Musa, ada kisah komunikasi yang istimewa antara Nabi Musa dan Allah.

Tak terkecuali Nabi Ibrahim. Nabi yang terkenal dengan berbagai kisah perjalanan dan perjuangannya dalam mengenalkan Allah ini memiliki gelar al-Khalil atau Khalilullah. Dalam bahasa Indonesia, al-Khalil atau Khalilullah dekat dengan makna sang kekasih atau kekasih Allah. Tentu tak mengherankan, Nabi Ibrahim memang pantas menyandang gelar itu. Tapi, adakah peristiwa spesifik yang melatar belakangi gelar al-Khalil Nabi Ibrahim?

Penulis, mungkin juga beberapa orang, tak sampai berpikir gelarnya Nabi Ibrahim memiliki latar belakang spesifik. Namun kemarin, ketika mengaji kitab Tafsir Munir karya Kiai Nawawi Banten dengan Kiai Manaf Plumbon, ada penjelasan menarik, yang Kiai Nawawi Banten sampaikan ketika menafsirkan surat an-Nisa’  ayat 125:

…وَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا…

“Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kekasih-Nya.”

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Gelar al-Khalil Nabi Ibrahim

Kiai Nawawi Banten mengutip dua riwayat, yang disinyalir menjadi latar belakang gelar al-Khalil Nabi Ibrahim tersebut. Riwayat yang pertama cukup panjang. Alkisah, Nabi Ibrahim mendapat gelari Abu adh-Adhaifan. Maknanya bapak para tamu, yang menyiratkan makna pelindung para tamu. Gelar tersebut tersematkan pada Nabi Ibrahim lantaran perilaku Nabi Ibrahim yang selalu menjamu orang yang lewat depan rumahnya, yang dikisahkan berada di pinggir jalan.

Suatu hari, terjadi paceklik. Masyarakat kekurangan makanan untuk mereka konsumsi. Mengetahui hal ini, Nabi Ibrahim berupaya mencarikan solusi. Nabi Ibrahim mengutus beberapa orang ke Mesir untuk menemui koleganya, yang biasa membantu Nabi Ibrahim memperoleh makanan. Di luar dugaan, ternyata di Mesir juga sedang terjadi paceklik. Kolega Nabi Ibrahim menyatakan, jika diminta membantu, itu hanya cukup untuk Nabi Ibrahim, tidak masyarakatnya.

Para utusan itu pun pulang tanpa hasil. Tapi karena malu membawa karung kosong, mereka singgah lebih dulu di daerah yang memiliki banyak kerikil. Karung-karung yang mereka bawa terisi dengan kerikil-kerikil tersebut. Setelah tiba di rumah, mereka menemui Nabi Ibrahim, dan menceritakan apa yang terjadi.

Sontak, Nabi Ibrahim pun bersedih, dan menangis sampai tertidur. Namun tak ia sangka, ketika Siti Sarah, istri Nabi Ibrahim, membuka karung-karung tersebut, bukan kerikil yang mereka dapat. Kerikil-kerikil itu berubah jadi tepung berkualitas tinggi, yang telah diayak beberapa kali. Siti Sarah pun memanggil para pembuat roti, untuk memasak gandum tersebut menjadi roti, dan membagikan kepada masyarakat. Nabi Ibrahim terbangun dan mencium bau roti, dan bertanya kepada istrinya.

“Dari mana roti ini?”

“Bukankah dari sahabat Mesir Anda?”

“Bukan,” kata Nabi Ibrahim, “ini dari kekasihku (khalilli), Allah ‘Azza wa Jalla.

Dan Allah pun memberi gelar kekasih (al-Khalil) pada Nabi Ibrahim.

Ibadah Sosial

Kisah ini, jika kita boleh menginterpretasikannya, membuka mata kita, yang kadang membatasi ibadah hanya pada tataran ibadah tertentu seperti salat dan puasa. Padahal, ibadah juga mencakup hal-hal yang sifatnya sosial, sebagaimana laku Nabi Ibrahim di atas. Sebenarnya, kalau merujuk kepada beberapa sabda Nabi Muhammad, hal-hal terkait agama yang sifatnya personal berkait erat dengan sosial. Misalnya, sabda Nabi Muhammad, yang mengaitkan iman kepada Allah dan hari akhir dengan memuliakan tamu dan berbuat baik pada tetangga.

Di kitab al-Munabbihat karya Syaikh Ibnu Hajr al-Asqalani, perihal perintah berbuat baik kepada sesama semakin kentara. Tak hanya kepada manusia, tapi seluruh penduduk bumi. Nabi Muhammad, dalam kitab ini, direkam memerintahkan kita untuk berbelas kasih kepada penduduk bumi, sehingga penduduk langit pun akan berbelas kasih pada kita.

Kiai Nawawi Banten, dalam memaknai hadis di atas dalam kitab Syarah Nasaihul Ibad, menyatakan bahwa hendaknya kita berusaha semampu kita untuk berbelas kasih kepada bermacam-macam ciptaan Allah. Walaupun ciptaan Allah itu tidak berakal. Bahkan, di beberapa baris di bawahnya yang tak secara langsung terkait dengan hadis ini, Kiai Nawawi Banten menyatakan bahwa seluruh perintah-perintah Allah kembali kepada dua hal. Yakni mengagungkan Allah dan berbelas kasih pada makhluk.

Artinya, meminjam bahasa Gus Mus, saleh individual hendaknya selaras dengan saleh sosial. Bukankah begitu? []

 

 

 

 

Tags: Gelar al-Khalil Nabi IbrahimHikmahislamKisah Para NabiNabi Ibrahimsejarah
Zaim Ahya

Zaim Ahya

Zaimuddin Ahya (Pengajar di PP TPI Al Hidayah Plumbon Batang, dan Wakil Sekretaris Bidang Informasi PC GP Ansor Batang)

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version