BincangSyariah.Com– Dua prinsip Rasulullah dalam relasi umat beragama. Pengasuh Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islamy Ciwaringin, Nyai Hj. Awanillah Amva mengatakan, dalam ajaran agama Islam dianjurkan untuk menebar kegembiraan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Seperti toleransi, saling menghormati, dan saling menebar kasih sayang terhadap sesama manusia.
“Dua prinsip utama Rasulullah dalam menekankan (kepada) umat beragama. Pertama adalah menebar kegembiraan (basyiru). Dan yang kedua adalah tidak membuat mereka merasa ketakutan (la tunaffiru),” kata Yu Awa, panggilan akrabnya.
Untuk itu, praktik keberagamaan yang harus dilakukan yaitu menebar kebahagiaan atau menebar kebahagiaan. Karena orang yang beriman akan selalu menebar kegembiraan kepada sesama makhluk Allah.
“Mereka berkeyakinan siapa yang menebar, ia yang akan menuai. Karena keberuntungan dan kegembiraan akan dibalas langsung oleh Allah SWT,” tutupnya. (WIN)
Simak videonya di https://www.youtube.com/watch?v=l5ig-_BsDLw
Umat Islam yang saat itu membutuhkan suaka karena hantaman aniaya dari kaum kafir. Umat Islam kemudian diperintahkan oleh Rasulullah hijrah ke daerah Habasyah yang dipimpin oleh raja yang beragama Nasrani (Kristen).
Allah berfirman al-Maidah ayat 82:
وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا الَّذِيْنَ قَالُوْا إِنَّا نَصَرَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيْسِيْنَ وَرُهْبَانًا وَأّنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ
“Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri”.
Dalam kaitannya dengan ayat tersebut, Syekh Ahmad bin Muhammad al-Shawi dalam kitabnya “Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir Jalalain” Juz I hal 403 cet Daar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, menyebutkan bahwa sebab turun ayat 82 al-Maidah di atas ialah raja Najasyi dan golongannya yang beragama Nasrani.
Dikutip dari Bincangsyariah.Com, Tepatnya pada tahun 5 dari diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai rasul, orang-orang kafir pada saat itu semakin menjadi menganiaya Nabi dan orang-orang yang masuk Islam dan belum ada perintah untuk melakukan jihad. Nabi Muhammad Saw memerintahkan sebagian sahabat untuk pergi hijrah menuju Habasyah.
Nabi Muhammad berpesan kepada rombongan hijrah pertama tersebut untuk meminta suaka kepada raja shalih di daerah Habasyah hingga Allah memberi jalan keluar untuk umat Islam. Keluarlah 11 laki-laki dan 4 perempuan di antaranya Utsman bin Affan dan istrinya Ruqayah secara sembunyi-sembunyi menuju tanah Habasyah. Kemudian diikuti 82 sahabat lagi setelahnya.
Demikian penjelasan terkait dua prinsip Rasulullah dalam relasi umat beragama. Semoga bermanfaat.