Mubadalah.id – Saat ini dunia, khususnya dunia Islam menunggu kelahiran banyak ulama perempuan dengan seluruh makna keulamaanya.
Mereka dibutuhkan untuk bersama laki-laki membangun negara dan bangsa demi terwujudnya cita-cita luhur peradaban manusia yaitu keadilan dan kesejahteraan.
Mereka, kita perlukan untuk memberi makna-makna baru atas keadilan. Karena keadilan adalah gagasan paling sentral sekaligus tujuan tertinggi yang diajarkan setiap agama dan kemanusiaan. (Baca juga: Meneladani Akhlak Nabi dengan Berbuat Baik pada Non Muslim)
Abu Bakar al-Razi (w. 865 M), salah seorang pemikir besar Islam abad pertengahan menegaskan,
“Tujuan tertinggi untuk apa kita ciptakan dan kemana kita arahkan bukanlah kegembiraan atas kesenangan-kesenangan fisik. Akan tetapi, pencapaian ilmu pengetahuan dan praktik keadilan.”
Saat ini Indonesia adalah salah satu negara dengan sejuta problem kehidupan: kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Lebih dari separuh penduduk negeri ini adalah perempuan. (Baca juga: Dalam Catatan Sejarah, Ulama Perempuan Berikan Pengaruh Besar Bagi Peradaban Islam)
Karenanya, Negeri ini tengah berharap akan lahirnya banyak cendekiawan dan ulama perempuan yang memberikan kontribusi bagi upaya-upaya memecahkan problem-problem besar tersebut.
Pengalaman negara bangsa yang sejahtera di sejumlah negara Eropa menunjukkan bahwa negara-negara tersebut terkelola oleh banyak perempuan cerdas dan terpelajar, yang dalam istilah Islam kita sebut ulama. (Baca juga: Nabi Muhammad Saw Mendoakan Kebaikan Bagi Seluruh Umat Manusia)