• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Ethic of Care dalam Kepemimpinan Perempuan

Mengapa banyak pemimpin perempuan memiliki respon lebih baik di masa pandemi?

Tia Isti'anah Tia Isti'anah
19/01/2021
in Publik, Rekomendasi
0
Pemimpin

Pemimpin

257
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kita mungkin bertanya-tanya, mengapa banyak pemimpin perempuan memiliki respon lebih baik di masa pandemi? Negara yang dipimpin oleh pemimpin perempuan menunjukan kemajuan yang positif untuk pengendalian pandemi covid-19.

Tsai Ing-wen di Taiwan memperkenalkan 124 langkah untuk memblokir penyebaran virus di bulan awal wabah ini hadir, bulan Januari. Jacinda Ardent, Perdana Menteri Selandia baru melakukan lockdown lebih awal. Penduduk Selandia baru (sekitar 50.000 sejak tahun 2020) yang mayoritas tinggal di perantauan pun memilih kembali ke negara mereka karena pandemic karena relatif lebih aman.

Islandia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Katrín Jakobsdóttir, menawarkan pengujian virus corona gratis untuk semua warga negaranya. Angela Merkel, Kanselir Jerman, menyatakan bahwa wabah corona adalah wabah serius yang harus dihadapi dengan serius. Angka kasus positif di Jerman berada di bawah angka kasus negara-negara lain di Eropa.

Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Supriya Garikipati di University of Liverpool bahkan menyebutkan jika anda akan lebih aman maka tinggalah di negara yang dipimpin oleh pemimpin perempuan selama pandemi. South China Morning Post juga menyebutkan bahwa pemimpin perempuan mampu memberikan reaksi pada penemuan ilmiah dengan lebih cepat.

Prof. Karlina Supelli menjelaskan fenomena ini dengan menyatakan bahwa perbedaan cara ajar mempengaruhi. Perempuan mayoritas dibesarkan dengan menggunakan ethic of care, sementara laki-laki lebih banyak dibesarkan dengan ethic of justice.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • Salahkah Memilih Childfree?

Baca Juga:

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

Salahkah Memilih Childfree?

Jika perempuan Indonesia ditanya apa mainan mereka ketika kecil. Sebagian besar mungkin akan menjawab bermain boneka, rumah-rumahan atau masak-masakan. Dimana fokusnya untuk melayani yang lain. Sementara laki-laki, mereka bermain pistol-pistolan dan perang-perangan. Seakan-akan sedang menyelamatkan dunia dari penjahat. Fokusnya adalah menegakan keadilan di muka bumi.

Menurut Carol Gilligan–tokoh yang mencetuskan ethic of care, Perempuan sejak kecil diarahkan untuk peduli pada kebutuhan orang lain. Akhirnya mereka mengembangkan bahasa kepedulian (ethic of care) yang menekankan pada menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan manusia. Sedangkan laki-laki dibesarkan untuk mengabdikan diri pada dunia usaha, seperti hukum, tata negara, dan bisnis. Sehingga, laki-laki mengembangkan bahasa keadilan (ethic of justice)

Apakah perbedaan cara ajar itu selalu bisa mempengaruhi kepemimpinan? Jawabannya bisa iya dan tidak. Dalam psikologi, ada teori besar yang memiliki asumsi bahwa manusia dipengaruhi oleh alam sekitarnya (termasuk cara ajar) yaitu teori behavioristik. John B Watson, pencetus teori behavioristik itu beralasan karena tujuan utama psikologi adalah memprediksi dan mengontrol perilaku.

Namun teori behavioristik dikritik karena manusia adalah makhluk yang unik, dan terdapat banyak kasuistik yang tidak bisa dijelaskan dengan pengaruh alam sekitar saja. Manusia bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungannya tapi juga pengalaman subjektif, alam bawah sadar, kesadaran serta hal lain.

Dalam Islam, kita sama-sama tau jika anak pertama Nabi Nuh, Kan’an tidak beriman pada Allah. Ayah Nabi Ibrahim, Azar juga merupakan pembuat dan penyembah berhala. Cara ajar tidak selalu konsisten dengan cara berfikir dan berperilaku anak. “Anakmu, bukanlah anakmu, ia adalah anak kehidupan” kata Kahlil Gibran dalam salah satu puisinya.

Cerita-cerita ini menunjukan bahwa tidak semua cara ajar yang baik bisa menurun pada anak atau sebaliknya. Ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Jadi, wajar jika ada pemimpin perempuan yang tidak efektif. Tidak semua perempuan memiliki ethic of care yang tinggi, karena tidak semua perempuan dibesarkan dengan nilai itu. Jika pun dibesarkan dengan ethic of care, tidak semua perempuan dipengaruhi oleh cara ajar.

Sayangnya tentu saja, ethic of care ini tidak selalu baik. Ia bisa saja membuat kita berlaku tidak adil jika menyangkut orang-orang terdekat kita. Begitu pula ethic of justice yang dikembangkan oleh Kohlberg memiliki kelemahan, ia bias pada gender dan hanya fokus pada prinsip dan rasionalitas tanpa melihat konteks lingkungan dan hubungan sosial.

Itulah mengapa, seharusnya pola asuh antara laki-laki dan perempuan tidak dibedakan. Alias kita harus menggunakan pola asuh yang adil gender. Laki-laki dan perempuan harusnya sama-sama dibesarkan dengan ethic of care dan ethic of justice. Velasques (1997) juga mengkritik, seharusnya kepedulian itu bukan hanya tugas perempuan, tapi keduanya: laki-laki dan perempuan. []

Tags: Pandemi Covid-19pemimpin perempuanperempuanTokoh Inspiratif
Tia Isti'anah

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah, kadang membaca, menulis dan meneliti.  Saat ini menjadi asisten peneliti di DASPR dan membuat konten di Mubadalah. Tia juga mendirikan @umah_ayu, sebuah akun yang fokus pada isu gender, keberagaman dan psikologi.

Terkait Posts

Kasih Sayang Islam

Membangun Kasih Sayang Dalam Relasi Laki-laki dan Perempuan Ala Islam

29 Maret 2023
Ruang Anak Muda

Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya

29 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Tradisi di Bulan Ramadan

Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

28 Maret 2023
Flexing Ibadah

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

28 Maret 2023
Propaganda Intoleransi

Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membangun Kasih Sayang Dalam Relasi Laki-laki dan Perempuan Ala Islam
  • Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya
  • Pendirian Imam Malik Menghargai Tradisi Lokal
  • Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak
  • Islam Pada Awalnya Asing

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist