Mubadalah.id – Ketua Panitia Harlah Fatayat NU DIY (Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta) ke–69, Rika Iffati Farihah, S.Psi., M.A mengatakan, puncak harlah tahun ini akan disemarakkan dengan berbagai pertunjukan dan orasi yang mangajak kepada masyarakat, khususnya perempuan untuk menciptakan perdamaian di bumi Nusantara.
“Tujuannya adalah mencoba merajut kembali persatuan Indonesia setelah terkoyak oleh berbagai peritiwa kekerasan dan intoleransi berbasis agama serta drama dan kegaduhan pra dan pasca pilpres. Karena itulah, tema yang diusung adalah Guyub, Rukun, lan Gumregah Untuk Indonesia,” kata Bu Rika, saat dihubungi Mubaadalahnews, Rabu 03 Juli 2019.
Fatayat sebagai badan otonom dari organisasi NU yang beranggotakan perempuan di bawah 45 tahun pertama kali berdiri pada tanggal 24 April 1950 ini memiliki ruang aktivitas cukup luas di luar bidang keagamaan seperti bidang pendampingan advokasi dan hukum, serta kesehatan dan lingkungan hidup.
Oleh sebab itu ia berharap melalui acara ini, Fatayat dapat berkontribusi lebih dalam mempromosikan Islam yang moderat, dan Islam yang menghargai nilai-nilai kelokalan dan tradisi.
“Sembari mensyukuri kelahirannya, Fatayat dapat berkontribusi lebih dalam mempromosikan Islam yang ramah terhadap perempuan serta keragaman budaya dan kepercayaan di Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, dia juga mengatakan malam Budaya dimeriahkan oleh pagelaran seni dengan serangkaian acara bertema perempuan dan perdamaian.
“Ada pertunjukan teater berjudul Islam yang Mana? dari teman-teman Fatayat bekerja sama dengan Forum Aktor Yogyakarta,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata dia, hadirin juga akan dihibur oleh berbagai pertunjukan seni semacam hadrah, tari Saman, tari Gambyong, tari Sufi, lagu-lagu dari band NU modern seperti Medina Music dan penyanyi solo Atya Sarah Faudina.
“Akan ada penampilan dari Sa’diyah Ma’ruf, komika yang dikenal dengan concernnya mengenai isu agama dan perempuan turut memeriahkan pagelaran ini. Ada pula orasi budaya dari kolumnis idola generasi milenial, Iqbal Aji Daryono, serta dari Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian sekaligus tokoh perempuan NU, Alissa Wahid. Dan acara puncak akan ada pembacaan dokumen persaudaraan manusia Imam Besar Masjid Al-Azhar dan Paus Vatikan oleh para tokoh agama lintas iman,” tukasnya. (RUL)