• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Fatherless Country: Bagaimana Peran Penting Ayah dalam Pengasuhan?

Dampak dan akibat dari kurangnya peran ayah di dalam keluarga bisa terasa oleh sang anak hingga mereka tumbuh dewasa

Mifta Nurul Rosida Mifta Nurul Rosida
01/07/2023
in Keluarga
0
Peran Ayah dalam Pengasuhan

Peran Ayah dalam Pengasuhan

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menjadi orang tua adalah suatu anugerah terindah yang Allah SWT berikan. Tugas utamanya adalah bertanggung jawab dan menjaga dengan sebaik-baiknya amanah yang telah Allah SWT amanhkan. Salah satu tugas menjadi orang tua adalah mendidik anak menjadi sebaik-baiknya manusia. Hal ini tentu perlu adanya kerjasama yang baik antara ayah dan ibu dalam mendidik anak.

Seperti yang sudah kita ketahui, beberapa waktu yang lalu Indonesia disebut sebagai negara yang mengalami kekurangan sosok ayah di rumah atau dengan sebutan fatherless country. Hal tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan tentang sosok ayah. Apa dan bagaimana peran penting ayah dalam pengasuhan?

Melansir dari narasi.tv, psikolog asal Amerika Edward Elmer Smith mengatakan bahwa fatherless country berarti negara yang masyarakatnya memiliki kecenderungan tidak merasakan keberadaan dan keterlibatan figure ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun psikologis.

“Wujuduhu ka ’adamihi” (adanya seperti tidak ada) istilah tersebut mungkin tepat bagi seorang ayah yang fisiknya hadir akan tetapi jiwanya tidak ikut hadir dalam sebuah keluarga. Sosok yang keberadaannya ada tapi terasa tiada.

Karena tidak adanya kasih sayang, obrolan, bantuan ataupun pelukan hangat yang ayah berikan kepada keluarganya. Dalam istilah lain kita sebutkan bahwa seorang ayah tersebut hanya memberikan nafkah lahir dan tidak memberikan nafkah batin kepada keluarganya.

Masalah Ekonomi

Setelah saya mengamati di lingkungan tempat tinggal, salah satu sebab dari kurangnya peran ayah dalam pengasuhan keluarga adalah karena masalah ekonomi. Sebagian masyarakat banyak yang berpikir bahwa menafkahi keluarga secara kahir adalah satu-satunya jalan utama yang harus ayah penuhi.

Padahal kehadiran nyata seorang ayah dalam keluarga tidak kalah penting terutama dalam berbagi pengasuhan anak dengan sang ibu. Sebab lain dari kurangnya peran ayah dalam mendidik anak adalah karena budaya.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Banyak yang memahami bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak, sehingga sosok ayah hanya menyerahkan pengasuhan anak kepada ibu saja tanpa ikut berperan atau sekadar memantau pendidikan seperti apa yang telah diberikan kepada anak di rumah.

Mengutip dari pepatah Arab “Al Ummu Madrasatul Ula Wal Abu Mudhiruha” yang memiliki arti ibu adalah sekolah pertama bagi anak sedangkan ayah adalah kepala sekolahnya. Saya rasa hal ini menjadi penting setelah mengamati beberapa keluarga yang mempunyai pola asuh berbeda, bentuk karakter anak ketika dewasa dalam masing-masing keluarga juga menjadi berbeda.

Seorang anak yang merasakan peran penuh ayah dalam pengasuhan akan merasakan tingkat rasa percaya diri lebih tinggi, sedangkan anak yang mengalami kurangnya kehadiran ayah dalam keluarga memiliki rasa minder atau kurang percaya diri.

Peran Ayah Menurut Al Qur’an

Merujuk kepada salah satu surah dalam Al-Qur’an yaitu surah Lukman ayat 13-19, yang menceritakan tentang peran seorang ayah yang bernama Lukman dalam mendidik anaknya. Ia memberikan beberapa nasihat kepada anaknya. Yaitu, untuk tidak menyekutukan Allah, berbakti kepada kedua orangtua, selalu melakukan kebaikan, untuk mendirikan salat dan bersabar.

Selain itu, tidak sombong dan untuk tetap sederhana dalam menjalani hidup. Dalam surah Lukman tersebut bisa kita jadikan acuan bahwa seorang ayah juga berperan penting dalam pengasuhan anak. Atau sekadar memberi contoh dan nasihat-nasihat yang baik, atau lebih baik lagi jika ikut berperan banyak dalam mendidik anak.

Untuk membentuk anak agar mendapatkan pribadi yang baik, nilai-nilai karakter perlu ia dapatkan dari sosok ayah. Ibarat kata ayah adalah madrasah pertama bagi anak dalam hal berjuang. Menanamkan karakter untuk bertanggung jawab dan tidak mudah menyerah. Hal tersebut bisa melengkapi pribadi diri anak sehingga bisa membuat anak terkesan dengan pribadi yang melekat pada ayahnya. Istilah lainya bisa menjadi role model bagi anak.

Dampak dan akibat dari kurangnya peran ayah di dalam keluarga bisa terasa oleh sang anak hingga mereka tumbuh dewasa. Mempengaruhi sisi emosional serta psikologis anak, sehingga berpotensi membuat anak tumbuh menjadi sosok yang nakal.

Penyebab dari Pergaulan Beresiko

Ini juga menjadi salah satu sebab dari banyaknya kasus kenakalan remaja yang terjadi saat ini. Salah satu contohnya adalah ketika seorang anak perempuan yang merasa kurang kita perhatikan dan merasa tidak diberikan kasih sayang oleh sang ayah di rumah, maka ketika dewasa ia akan melampiaskan hal tersebut kepada laki-laki lain yang ia harapkan bisa menggantikan sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan, sehingga jika terus kita abaikan bisa menimbulkan sesuatu yang tidak kita inginkan.

Di sisi lain, akibat dari kurangnya peran pengasuhan ayah di rumah berpotensi membuat anak melakukan kejahatan di luar atau di lingkungan sekitarnya. Sehingga menjadikan negeri ini memiliki generasi anak-anak yang bermoral rendah dan akhlak yang kurang baik.

Dari berbagai sebab akibat yang telah saya sebutkan di atas, bisa kita simpulkan bahwa seorang ayah memiliki peran penting di rumah terutama dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anak dan ikut serta dalam memberikan pengasuhan pada anak serta menjadi teman yang baik dan menyenangkan bagi istrinya.

Setidak-tidaknya bisa terus memantau perkembangan yang ada dalam keluarganya. Tidak malu untuk terus belajar dan mencari cara agar bisa memberikan yang terbaik untuk keluarganya, bukan hanya bertanggung jawab dalam memberikan nafkah lahir saja, akan tetapi nafkah batin pun harus terpenuhi juga.

Yakni dengan tidak melewati momentum indah bersama anak, agar ia merasa ada kehangatan di dalam keluarganya sehingga berdampak positif pada kehidupan sosialnya di luar rumah. Dan untuk efek jangka panjang adalah bisa menjadi generasi yang berakhlak mulia yang memiliki karakter kuat.

Maka, mulailah evaluasi diri dari sekarang, setidaknya berusaha untuk meluangkan waktu bersama keluarga. Tentukan waktu-waktu tertentu untuk kita habiskan bersama keluarga. Misalnya mengobrol setelah salat subuh atau sekedar menanyakan tentang bagaimana hari tersebut bisa kita lalui dengan baik. Agar anak punya kenangan yang bisa untuk selalu ia ingat bersama keluarga terutama kedua orang tuanya. []

Tags: Fenomena FatherlesskeluargaParenting IslamipengasuhanPeran Ayah
Mifta Nurul Rosida

Mifta Nurul Rosida

Penyuluh Agama Islam Fungsional di KUA Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. Bisa disapa melalui akun ig: @paif_miftanurul

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version