• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Fatimah binti Abbas Al-Baghdadiyah Mendirikan Pondok Pesantren di Kairo

Pesantren ini menampung, menyediakan tempat, sekaligus memberikan beasiswa untuk kaum fakir, miskin, para musafir, dan mereka yang tidak punya tempat tinggal. Mereka lantas belajar, mengaji

Redaksi Redaksi
14/11/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Fatimah binti Abbas

Fatimah binti Abbas

795
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Awal abad ke 8 H, Fatimah binti Abbas Al-Baghdadiyah pindah ke Kairo, Mesir. Di tempat ini, ia juga sangat dikenal, bahkan semakin cemerlang.

Fatimah binti Abbas Al-Baghdadiyah mendirikan pondok pesantren besar berkat bantuan istri gubernur bernama Khatun binti Malik azh-Zhahir, Babres.

Pesantren ini menampung, menyediakan tempat, sekaligus memberikan beasiswa untuk kaum fakir, miskin, para musafir, dan mereka yang tidak punya tempat tinggal. Mereka lantas belajar, mengaji, atau menghafal al-Qur’an, mengaji kitab kuning, dan sebagainya.

Selain itu, Fatimah binti Abbas dikenal luas sebagai ulama besar yang kualitasnya mengungguli banyak ulama laki-laki.

Masyarakat dari berbagai penjuru negara datang kepadanya untuk belajar ilmu pengetahuan Islam dan menghafal al-Qur’an.

Baca Juga:

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

Praktik Mubadalah dalam Kegiatan Mahasantri di Tashfiyatul Qulub

Sampai Kapan Kekerasan Seksual Terus Terjadi di Ruang Pendidikan?

Di tangannya, banyak masyarakat yang hafal al-Qur’an dan menguasai keilmuan Islam. Beberapa santrinya ialah Sayyidah Aisyah binti Shiddiq, istri ulama terkenal Al-Mizzi. Dan putrinya yang bernama Zainab, yang kelak menjadi istri Ibnu Katsir.

Di samping menyampaikan atau memberi fatwa Fatimah binti Abbas juga perempuan yang aktif berdakwah melalui mimbar-mimbar untuk amar makruf nahi mungkar.

Wafat

Syekhah Fatimah binti Abbas wafat pada saat jamaah haji berkumpul di Arafat, tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah, 714 H/1314 M, saat usianya menginjak delapan puluhan tahun.

Jenazahnya dimakamkan di Hay Zhahir, Kairo. Jenazahnya diantar oleh puluhan ribu masyarakat dalam keadaan penuh duka.

Banyak sekali penulis besar dan sejarawan yang menulis nama perempuan ulama ini dalam karya-karyanya. Di antaranya: Shalahuddin ash-Shafdi dalam kitab A’yan al-Ashr wa Awan an-Nasrs, Taqiyyuddin al-Mugrizi dalam Al-Mawa’izh fi Dzikr al-Khuthath wa al-Atsar.

Kemudian, Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah, Imam adz-Dzahabi dalam Al-Tbar fi Khabar Man Ghabar.

Lalu Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ad-Durar al-Kaminah fi A’yan al-Miah ats-Tsaminah, Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Dzail ala Thabaqat al-Hanabilah, dan lain-lain. []

Tags: Fatimah binti Abbas al-BaghdadiyahKairoMendirikanPondok Pesantren
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID