Mubadalah.id – Layaknya bahtera yang mengarungi lautan, tak pernah ada bahtera yang berlayar di laut yang selamanya tenang. Pasti dalam perjalanan bahtera keluarga ini, akan ditemukan gelombang kecil dan besar, bahkan badai.
Dengan kata lain, akan ada rintangan dan halangan dalam memenuhi kebutuhan keluarga tersebut. Suami dan istri harus mewaspadai berbagai masalah yang berpotensi dan biasa muncul dalam pernikahan. Terutama pada tahun-tahun pertama.
Dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap berbagai potensi masalah tersebut, pasangan suami istri dapat lebih tanggap ketika gejala masalah tersebut muncul. Serta bekerjasama menemukan solusi masalah tersebut pada tahapan sedini mungkin.
Berikut ini salah satu masalah yang berpotensi muncul dalam perjalanan pernikahan. Misalnya adalah soal kepemimpinan dalam Keluarga.
Selayaknya bahtera yang membutuhkan nakhoda, demikian juga bahtera rumah tangga membutuhkan pemimpin yang bertanggung jawab, mengatur dan melindungi anggota rumah tangganya.
Pada umumnya, pemimpin dalam keluarga adalah suami. Model kepemimpinan ini adalah kepemimpinan tunggal karena ada satu pemimpin yang bertanggung jawab terhadap keluarga.
Hal ini sejalan dengan pandangan sejumlah ulama fikih dalam menafsirkan firman Allah dalam QS. an-Nisa ayat 34 yang berbunyi: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain,…”,
Sebagaimana diungkapkan oleh Husein Muhammad dalam Fiqh Perempuan, dan Nasaruddin Umar dalam Argumen Kesetaraan Gender. Akan tetapi fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa dalam situasi tertentu, istri juga dapat menggantikan peran tersebut dalam rumah tangga.
Selain kepemimpinan tunggal sebagaimana gambaran di atas, pola kepemimpinan kolektif juga kita temukan dalam realitas masyarakat.
Kepemimpinan kolektif ini merupakan kepemimpinan yang dimiliki bersama antara suami dan istri. Keduanya merupakan tim pemimpin yang bersama-sama memimpin dan mengelola rumah tangga. Semua ini menunjukkan keberagaman bentuk kepemimpinan dalam keluarga.
Pada dasarnya, siapa pun yang menjadi pemimpin sebaiknya tidak perlu kita persoalkan sepanjang kepemimpinannya baik dan bertanggung jawab. []