Kita sering sekali mendengar kata kolaborasi akhir-akhir ini, entah itu para musisi, content creator hingga ibu-ibu rumah tangga juga ikut berkolaborasi. Apalagi semenjak pandemi ini, berbagai macam komunitas baik muda maupun tua, bersama-sama berkolaborasi bahu membahu menggalang suatu acara guna membantu sesama yang terdampak pandemi.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata kolaborasi artinya adalah kerja sama. Biasanya teman berkolaborasi disebut dengan partner atau pasangan. Kolaborasi biasa dilakukan oleh dua orang atau lebih, karena itu kolaborasi memiliki banyak keuntungan, khususnya buat perempuan.
Dengan berkolaborasi kita bisa melahirkan sebuah karya atau mewujudkan satu tujuan bersama secara cepat. Karena terdapat beberapa orang yang ikut memberikan sumbangsih, di mulai dengan dari membangun spirit satu sama lain, lalu tercetusnya ide-ide yang bervariasi, proses produksi yang bisa dilakukan lebih cepat karena bisa berbagi tugas, distribusi hingga promosi yang mudah karena dilakukan secara bersama-sama melalui berbagai jaringan yang ada.
Organisasi sebagai salah satu bentuk dari kolaborasi. Melalui organisasi kita bisa bersinergi, bersama-sama mewujudkan visi misi dan cita-cita. Banyak sekali organisasi perempuan di Indonesia, dimulai dari IPPNU, Fatayat, Muslimat, yang berada dibawah naungan Nahdlatul Ulama, Aisyiyah dari Muhammadiyah, di mana semua organisasi keagamaan ini kiprahnya sudah tidak diragukan lagi. ada juga Komunitas Srikandi Lintas Iman di Yogyakarta yang berisi perempuan-perempuan dengan latar agama yang berbeda sebagai penjaga perdamaian.
Melalui organisasi, ibu-ibu di desa-desa mampu mengadakan pengajian rutinan seperti muslimatan, fatayatan dan peringatan hari hari besar lainnya yang di inisiasi langsung oleh para perempuan. Jika mereka tidak berkolaborasi melalui organisasi, tentu hal ini akan sangat jauh untuk bisa dicapai jika dilakukan secara mandiri.
Sebetulnya banyak sekali komunitas dan organisasi perempuan yang tersebar di daerah-daerah, dengan berbagai macam latar belakang namun dengan satu tujuan yang sama, yaitu menghimpun suara perempuan. Membentuk satu kekuatan lebih bagi kaum perempuan.
Selain itu, salah satu program rutin Narasi.tv adalah mengadakan salah satu kegiatan yang bernama Kolaborator Narasi. Dimana orang-orang dengan latar belakang keahlian ilustrasi, video, foto dan menulis dikumpulkan. Diberi pembekalan dan dibagi menjadi beberapa kelompok. Semua dinilai sama, tidak dibedakan antara laki-laki atau perempuan, hanya dibagi berdasarkan latar belakang keahlian, dan setiap kelompok anggotanya saling melengkapi satu sama lain.
Di sini sangat terasa bahwa dengan kolaborasi, seseorang dapat berfikir lebih cepat karena mendapat rangsangan dari anggota lain melalui kegiatan diskusi. Lalu kita semua akan memulai untuk berbagi tugas dan saling memberi saran. Mengkritik tanpa menjatuhkan, memberi masukan satu sama lain. Dan ternyata memang hasilnya berbeda ketika kita melakukan secara bersama-sama dengan melakukan secara sendirian.
Melalui kolaborasi kita juga dituntut untuk tidak egois dan siap menerima saran dan masukan. Tidak ada kata benci saat ada yang menambahkan atas apa yang kita buat, semua dilakukan dengan nyaman, dengan catatan kita harus menemukan partner yang tepat.
Seperti dalam pernikahan, untuk bisa saling memberi dan menerima maka harus dilakukan dengan pasangan untuk melakukan hal yang sama. Harus ada kesamaan visi misi dalam sebuah ikatan, karena itu berkolaborasi juga artinya harus bisa menetapkan sebuah kesepakatan dan kompromi.
Lalu ada juga Komunitas Srikandi Lintas Iman atau biasa disebut SRILI yang berdomisili di Yogyakarta. Kini salah satu dari program mereka yang kebetulan sedang penulis ikuti adalah Beasiswa Literasi Media, di mana seluruh pesertanya yang berjumlah 60 orang adalah perempuan dengan berbagai macam latar belakang agama dan keyakinan.
Para peserta ini berasal dari berbagai daerah yang tersebar dari sabang sampai mereuke. Program ini bertujuan untuk membekali para “agen perempuan” guna menyebarluaskan nilai-nilai toleransi, hak perempuan, perdamaian dan keberagaman. Mereka akan dimentori oleh para ahli sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing.
Hal ini menjadi bukti, bahwa dengan berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi membuat perempuan dimudahkan untuk mengakses informasi satu sama lain, memudahkan untuk membentuk suatu jaringan tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Akses untuk bergabung dengan berbagai komunitas juga terbuka lebar. Jika dulu, mungkin hanya perempuan yang sempat melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi, yang melek dengan organisasi dan komunitas, yang bisa memperoleh pengetahuan. Namun kini semua perempuan mempunyai kesempatan` yang sama. Sudah tidak ada lagi alasan untuk berdiam diri.
Kini, sudah bukan saatnya perempuan untuk adu kemampuan apalagi adu kecantikan. Semua sudah bukan zamannya. Kini perempuan justru harus saling berkolaborasi dan memberdayakan satu sama lain, saling mendukung dan menguatkan tanpa menjatuhkan.
Karena itu kolaborasi adalah kunci untuk membuka pintu-pintu kehidupan yang lain. Membuka pintu bagi perempuan untuk berdaya bagi dirinya dan sesama. Membuka pintu kesuksesan yang dulu hanya segelintir orang yang dapat merasakan. Membuka mata lebar-lebar bahwa kita mempunyai kekuatan yang besar sebagai seorang perempuan yang berdaya, bermakna dan bermanfaat bagi sesama. []