Mubadalah.id – Panitia Muktamar Pemikiran NU ke-2, Gus Ulil Abshar Abdalla menegaskan bahwa dalam Muktamar Pemikiran NU ke-2 harus bersih dari politik. Tidak boleh ada lobi-lobi politik dalam muktamar ke-2.
Bahkan ia juga menyampaikan, dalam muktamar, pihaknya mengaku tidak ada pemilihan ketua atau kandidat apapun. Sehingga, menurut Gus Ulil, mari kita menjalankan muktamar dengan bersih dari politik.
“Muktamar Pemikiran NU ini tanpa kandidat, karena tidak ada pemilihan umum di sini. Insya Allah akan tenang sekali. Tidak ada kasak-kusuk, tidak ada lobi-lobi politik, sama sekali tidak ada,” kata Gus Ulil, saat memberikan sambutan, pada Jumat, 1 Desember 2023, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, malam.
Sehingga dalam muktamar ini, Gus Ulil berharap dapat menghasilkan sebuah pemikiran yang lebih subtansif. Bahkan dalam muktamar ini, ia mengajak ratusan para pemikir, aktivis dan akademisi untuk sama-sama berkontribusi dalam perubahan Nahdlatul Ulama (NU) di abad ke-2 ini.
Gus Ulil juga mengingatkan bahwa menjelang tahun politik, ruang publik saat ini telah penuh disesaki dengan politik.
Oleh sebab itu, muktamar pemikiran hadir untuk mengisi ruang publik tersebut dengan pemikiran yang lebih subtansif.
“Kita menyelenggarakan muktamar ini memang tujuannya agar ruang publik kita yang sekarang ini disesaki dengan kecakapan politik. “Kita ingin menghendaki ada kecakapan lain, yang lebih subtansif yaitu pemikiran,” paparnya.
Masyarakat Ideal
Selain itu, Gus Ulil juga menjelaskan terkait tema yang diangkat menjadi tema pada muktamar, yaitu Imagining the Future Society.Dalam tema ini, Gus Ulil menyampaikan, bahwa ia ingin mengajak seluruh para peserta yang hadir untuk membayangkan bagaimana bentuk masyarakat kita di masa depan. Bahkan ia meminta agar seluruh masyarakat, menjadi masyarakat yang ideal.
“Tema yang kita angkat dalam pemikiran ini mengenai bentuk masyakarat yang kita bayangkan di masa depan. Bagaimana bentuk masyarakat yang ideal masa depan ini,” ungkapnya.
Bahkan, ia juga mengungkapkan bahwa bayangan tersebut, bukan hanya untuk warga NU atau orang Islam saja. Melainkan seluruh masyarakat Indonesia maupun dunia.
“Bayangan ini untuk bukan untuk keluarga nahdliyin saja, bukan bentuk masyarakat untuk orang Islam saja. Tetapi ini bentuk masyarakat pada umumnya, masyarakat Indonesia dan dunia,” tegasnya. []