• Login
  • Register
Rabu, 4 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

HSN: Memaknai Kembali Nilai-Nilai Santri

Seorang santri harus menghidupkan nilai-nilai luhur yang telah diajarkan di dalam pondok pesantren dengan basis keteladanan para kiai dan nyai.

Nur Indah Fitri Nur Indah Fitri
24/10/2020
in Aktual, Publik
0
menghormati perempuan

menghormati perempuan

237
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sudah sejak tahun 2015 hari santri nasional dirayakan setiap tanggal 22 Oktober. Perayaan tersebut diadakan sebagai upaya resolusi jihad yang berisi fatwa kewajiban untuk berjihad demi mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tahun ini, Hari Santri Nasional mengusung tema “Santri Sehat, Indonesia Kuat.”

Semarak peringatan Hari Santri Nasional, selain sebagai upaya penguatan jiwa nasionalis santri, juga sebagai upaya untuk memaknai dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang harus melekat pada jiwa seorang santri. Karena kehadiran santri sangat dibutuhkan dalam kondisi Indonesia saat ini, yang sedang mengalami multikrisis dan persoalan degradasi moral anak bangsa yang terus bermunculan.

Lantas pertanyaannya, santri yang seperti apa yang dibutuhkan Indonesia saat ini? Tentu Indonesia membutuhkan santri yang bagus akhlaknya dan pintar agamanya. Seperti kata Alm. Gus Dur dalam ceramahnya, “santri iku apik akhlake lan pinter agamae”. Namun, sayangnya saat ini justru tidak sedikit kita jumpai seorang santri yang hanya pintar agamanya, tapi lalai akan kebagusan akhlaknya.

Seperti, santri yang durhaka kepada orang tuanya, santri yang membully sesama santri lainnya. Bahkan ada seorang ustad atau gus yang tidak diragukan lagi kepintaran agamanya karena telah lama menimba ilmu di pondok pesantren, tetapi justru melakukan pelecehan kepada para santrinya.

Miris mendengar berita-berita seperti itu, yang artinya kebagusan akhlak santri saat ini mulai luntur. Maka, tugas kita sebagai santri ialah menumbuhkan kembali nilai-nilai luhur yang sudah diajarkan di dalam pondok pesantren. Karena, seorang santri tidak boleh mengabaikan substansi dirinya sebagai seorang santri yang berakhlakul karimah, saat berkiprah menunjukkan eksistensinya di ranah publik.

Baca Juga:

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Jalan Mandiri Pernikahan

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Ustad saya di madrasah diniyah kerap kali menasehati santrinya seperti ini, “yang perlu kalian jaga adalah akhlak kalian karena yang membedakan antara seorang santri dengan yang lainnya adalah akhlaknya.” Jadi, identitas seorang santri terletak pada akhlaknya atau tingkah lakunya.

Untuk membangun dan mengamalkan kebagusan akhlak tersebut, perlu adanya penanaman nilai-nilai keagamaan. Di lingkungan pondok pesantren nilai-nilai keagamaan yang dikembangkan sangatlah beragam, namun tetap pada porosnya, yakni untuk menciptakan kemaslahatan umat.

Dalam konteks ini, penulis merumuskan satu nilai sentral yang harus ditegakkan oleh para santri, yakni nilai ukhuwah Islamiyah yang berarti persaudaraan sesuai ajaran Islam. Menurut Abi Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Wawasan Al-Qur’an, ukhuwah Islamiyah terbagi menjadi empat macam, yakni;

Pertama, ukhuwah ubudiyah yang memiliki arti persaudaraan sesama makhluk ciptaan Allah, dalam artian kita sebagai manusia juga saling memberikan kasih sayang kepada alam dengan cara memelihara dan merawatnya, bukan malah merusak alam seperti membuang sampah sembarangan, menyiksa hewan dan penebangan pohon secara ilegal.

Kedua, ukhuwah insaniyah yaitu persaudaraan sesama manusia, dengan artian seluruh umat manusia baik itu berbeda agama, suku dan jenis kelamin kita harus saling menghormati, menghargai, bekerjasama dan musyawarah untuk menciptakan kesetaraan. Sehingga dapat menekan ketidakadilan yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Ketiga, ukhuwah wathaniyyah wa nasab yang berarti pesaudaraan dalam kebangsaan dan keturunan. Nah di sinilah jiwa nasionalis ditumbuhkan untuk menjaga keutuhan bangsa dengan saling bersikap toleransi dan cinta damai.

Keempat, ukhuwah fi din al-Islam yaitu persaudaraan antar sesama umat muslim. Tentu dalam persadaraan ini umat Islam seyogyanya saling tolong menolong dan memberikan kasih sayang. Bukan bersikap sombong merasa diri paling alim, paling sholeh sholehah, jadi malah mengkafir-kafirkan umat muslim lainnya. Padahal sebagai seorang santri harus memiliki sikap rendah hati.

Di sinilah kemudian peran para santri untuk menjaga persaudaraan dengan saling Mu’asyarah bil Ma’ruf yakni, saling memperlakukan dengan baik sehingga satu sama lain menjadi kekuatan yang kokoh. Maka seorang santri harus menghidupkan nilai-nilai luhur yang telah diajarkan di dalam pondok pesantren dengan basis keteladanan para kiai dan nyai.

Dengan adanya perayaan hari santri nasional ini, harapannya kita semua bisa memaknai dan menghidupkan kembali nilai-nilai keagamaan yang sudah seharusnya melekat dalam diri santri serta menerapkannya pada akivitas keseharian, guna mewujudkan negara yang makmur, bermartabat dan dihormati. []

Tags: Hari Santri NasionalkemanusiaankemerdekaanKesalingan
Nur Indah Fitri

Nur Indah Fitri

Perempuan seribu mimpi sejuta sambat yang tengah belajar memanusiakan manusia

Terkait Posts

Mitos Israel

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

4 Juni 2025
Trans Jogja

Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

3 Juni 2025
Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Teknologi Asistif

Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

2 Juni 2025
Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Haji Pengabdi Setan

    Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan
  • Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina
  • Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn
  • Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As
  • Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID