• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Idulfitri Minimalis: Merayakan Kebahagiaan Tanpa Barang Baru

Idulfitri minimalis menawarkan cara baru untuk merayakan. Kita diajak untuk melepaskan diri dari jeratan konsumerisme

Rifa Anis Fauziah Rifa Anis Fauziah
09/04/2024
in Personal
0
Idulfitri Minimalis

Idulfitri Minimalis

714
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di balik gemerlapnya tradisi Idulfitri, sering kali terselip rasa cemas dan tekanan untuk tampil menawan dengan baju baru. Konsumerisme menjelma menjadi budaya yang tak terhindarkan, menggeser makna Idulfitri yang sebenarnya.

Idulfitri identik dengan momen berkumpul bersama keluarga dan kerabat, saling bersilaturahmi, dan berbagi kebahagiaan. Namun, momen ini sering kali diiringi dengan tradisi membeli baju baru untuk tampil menawan di hari raya.

Tradisi ini, meskipun sudah menjadi kebiasaan, tak jarang menimbulkan dampak negatif. Konsumerisme berlebihan saat Idulfitri dapat membebani keuangan keluarga, dan berakibat pada penumpukan sampah tekstil yang mencemari lingkungan.

Di sinilah konsep Idulfitri minimalis hadir sebagai alternatif. Minimalisme bukan hanya tentang gaya hidup, tetapi juga tentang sebuah filosofi untuk menghargai apa yang kita miliki dan meminimalisir hal-hal yang tidak esensial.

Merayakan Idulfitri dengan gaya hidup minimalis bukan berarti mengurangi kebahagiaan. Justru, dengan melepaskan diri dari tekanan konsumerisme, kita dapat fokus pada makna dan esensi Idulfitri yang sebenarnya.

Berikut beberapa tips untuk merayakan Idulfitri minimalis:

Pertama, Cintai dan Rawat Pakaian yang Dimiliki. Perawatan yang baik akan menjaga kualitas dan ketahanan pakaian, sehingga bisa dipakai dalam waktu lama. Kreasikan berbagai gaya dengan memadupadankan pakaian yang sudah ada atau zaman sekarang terkenal dengan istilah mix and match.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Kedua, Berbagi dan Bertukar Pakaian. Adakan acara tukar baju dengan keluarga atau teman. Pada zaman sekarang ini ada juga berbagai komunitas yang memiliki program saling menukar barang. Dan kita bisa memanfaatkannya. 

Sumbangkan pakaian layak pakai kepada yang membutuhkan. Bulan ramadhan ini terkenal dengan bulan yang penuh dengan keberkahan dan kebaikan. Banyak sekali kegiatan kemanusiaaan yang di adakan pada bukan ini. Seperti kegiatan sosial ke panti asuhan, dan kita bisa menyumbangkan pakaian yang masih layak untuk di sumbangkan.

Ketiga, Fokus Pada Kebersamaan dan Kebahagiaan. Idulfitri adalah momen untuk menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antar keluarga. Bukan momen saling adu barang baru. Hibur diri dengan berbagai permainan tradisional atau aktivitas bersama tanpa berfokus pada penampilan.

Keempat, Berikan Hadiah yang Bermanfaat. Hadiah tidak harus selalu berupa barang baru. Bisa jadi hasil kreativitas kita. Berikan hadiah yang bermanfaat dan berkesan.

Kelima, Peduli Lingkungan. Hindari membeli barang baru yang tidak esensial. Pilih produk ramah lingkungan dan dukung brand yang bertanggung jawab.

Kebahagaian Tanpa Barang Baru

Tahun ini, mari kita coba sesuatu yang berbeda. Mari kita sambut IdulfFitri dengan gaya hidup minimalis. Minimalisme bukan tentang kekurangan, tetapi tentang menemukan kebahagiaan sejati di balik kesederhanaan.

Idulfitri minimalis menawarkan cara baru untuk merayakan. Kita diajak untuk melepaskan diri dari jeratan konsumerisme dan fokus pada esensi Idulfitri yang sesungguhnya: kebersamaan, silaturahmi, dan rasa syukur.

Minimalisme bukan tentang kekurangan, tetapi tentang kecukupan. Dengan menerapkan gaya hidup minimalis saat Idulfitri, kita dapat merayakan kebahagiaan dengan lebih bermakna dan berkelanjutan.

Mari jadikan Idulfitri kali ini sebagai momen untuk melepaskan diri dari jeratan konsumerisme dan fokus pada esensi kebahagiaan yang sesungguhnya.

Mari kita temukan kebahagiaan sejati di balik kesederhanaan Idulfitri minimalis.. Kebiasaan untuk hidup lebih mindfull, bertanggung jawab, dan menghargai apa yang kita miliki.

Semoga semangat minimalis ini tidak hanya sebatas Idulfitri, tetapi juga menjadi gaya hidup yang kita terapkan dalam keseharian. Idulfitri minimalis, penuh makna untuk kehidupan yang berkelanjutan. []

 

Tags: Hari KemenanganHari Raya Idulfitri 1445 HIdulfitri MinimalisislamlebaranTradisi
Rifa Anis Fauziah

Rifa Anis Fauziah

Mahasiswi ilmu al Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Laki-laki tidak bercerita

Muhammad Bercerita: Meninjau Ungkapan Laki-laki Tidak Bercerita dan Mitos Superioritas

13 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version