• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Dalam setiap kasus inses, perhatian kita seharusnya tidak hanya tertuju pada pelaku, tetapi juga pada nasib anak yang menjadi korban. Mereka tidak hanya membutuhkan perlindungan fisik, tetapi juga pendampingan psikis

Sukma Aulia Rohman Sukma Aulia Rohman
17/05/2025
in Publik
0
Inses

Inses

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Anak-anak yang lahir dari hubungan inses sering kali bernasib tragis. Mereka dibuang, ditelantarkan, atau bahkan dihilangkan nyawanya.

Mubadalah.id – Beberapa hari yang lalu, masyarakat Kota Medan digegerkan oleh penemuan sosok bayi dalam kardus yang terbungkus beberapa helai kain. Melansir dari Kompas.com, peristiwa ini terjadi pada 8 Mei 2025.

Kejadian bermula ketika Yusuf, seorang pengemudi ojek online, menerima pesanan layanan GoSend dari seseorang untuk mengantarkan sebuah paket kardus kepada penerima bernama Putri. Alamat tujuan berada di sekitar sebuah masjid. Namun, sesampainya di lokasi, tak ada satu pun warga yang mengenal nama Putri. Nomor si pengirim pun sudah tidak bisa ia hubungi.

Dengan rasa curiga, Yusuf memutuskan membuka kardus tersebut. Betapa terkejutnya ia saat menemukan seorang bayi di dalamnya. Ia pun segera melaporkan temuan ini ke pihak berwajib.

Setelah melakukan proses penyelidikan, pihak kepolisian akhirnya mengungkap pelaku di balik pembuangan bayi tersebut. Mereka adalah dua saudara kandung berinisial NH (21) dan R (25). Berdasarkan hasil pemeriksaan, bayi itu merupakan hasil dari hubungan inses yang keduanya lakukan.

Baca Juga:

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

Hubungan terlarang tersebut berujung pada kehamilan, hingga akhirnya bayi tersebut lahir. Karena merasa malu dan ingin menyembunyikan aib, NH dan R tega membuang bayi itu dengan cara mengirimkannya melalui ojek online ke dekat masjid. Mereka berharap bayi tersebut ditemukan oleh marbot masjid lalu dimakamkan diam-diam. Namun, berkat kepekaan Yusuf, bayi itu selamat.

Pandangan Agama dan Hukum Positif

Inses atau hubungan seksual sedarah adalah perilaku yang sangat dilarang, baik oleh hukum negara maupun agama. Dalam Islam, larangan ini secara tegas tertulis dalam QS. an-Nisa ayat 23, yang menyebutkan siapa saja yang haram untuk dinikahi.

Sedangkan dalam hukum positif Indonesia, hubungan inses termasuk dalam pelanggaran yang diatur dalam UU No. 284 tentang perzinahan dan Pasal 294 KUHP tentang pencabulan.

Lebih dari sekadar pelanggaran hukum, inses juga menjadi peluang terjadinya kekerasan seksual. Hal ini biasanya terjadi karena adanya relasi kuasa yang timpang antara pelaku dan korban.

Dalam banyak kasus, pelaku yang biasanya laki-laki dan memiliki otoritas lebih dapat dengan mudah memaksa pihak yang lebih lemah, yaitu perempuan, untuk menuruti keinginannya melalui paksaan atau ancaman. Hubungan inses yang mengakibatkan kehamilan juga sering kali menimbulkan kebingungan bagi pelaku, karena kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).

Banyak dari mereka yang kemudian memilih jalan pintas yaitu dengan membuang, bahkan membunuh anak yang lahir, karena malu atau ingin menghapus jejak dari perbuatan terlarang tersebut. Anak-anak yang lahir dari hubungan inses sering kali bernasib tragis. Mereka dibuang, ditelantarkan, atau bahkan dihilangkan nyawanya. Padahal, mereka adalah manusia yang tidak berdosa.

Perilaku seperti ini jelas merupakan kejahatan kemanusiaan. Tidak adil jika seorang anak yang baru lahir harus menanggung dosa dan aib. Siapa pun yang melakukan hubungan terlarang, harus siap menanggung segala konsekuensinya, baik secara hukum maupun secara moral di hadapan Tuhan.

Melihat Nasib Anak Korban Inses

Dalam setiap kasus inses, perhatian kita seharusnya tidak hanya tertuju pada pelaku, tetapi juga pada nasib anak yang menjadi korban. Mereka tidak hanya membutuhkan perlindungan fisik, tetapi juga pendampingan psikis agar bisa tumbuh tanpa merasa terhina oleh label “anak haram” yang kerap melekat pada mereka.

Jika para orang tua tidak mampu atau tidak mau merawat anak-anak ini, negara maupun masyarakat dapat membantu mencarikan jalan keluar, seperti menitipkan mereka ke panti asuhan yang aman dan layak.

Bahkan banyak pasangan yang belum memiliki anak dan ingin mengadopsi. Opsi ini bisa menjadi solusi agar anak-anak tersebut tetap mendapatkan kasih sayang dan masa depan yang layak. []

Tags: AibbukanDiungkapInseskejahatankeluarga
Sukma Aulia Rohman

Sukma Aulia Rohman

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID