• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Jihad Santri Jayakan Negeri, Apa yang Bisa Dilakukan Santri di Masa Kini?

Dalam tradisi Islam, jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan

Belva Rosidea Belva Rosidea
24/10/2023
in Publik, Rekomendasi
0
Jihad Santri

Jihad Santri

730
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak 2015 lalu, Presiden Joko Widodo menetapkan 22 Oktober sebegai peringatan Hari Santri Nasional. Peringatan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.

Peringatan ini tentunya disambut baik oleh masyarakat luas mengingat jumlah santri di Indonesia yang tak sedikit jumlahnya. Di mana secara historis memang kemerdekaan bangsa ini dapat kita raih tak lepas dari kontribusi besar para santri. Tahun ini peringatan hari santri mengusung tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Lalu, di tengah kehidupan merdeka seperti sekarang ini, jihad apa yang bisa santri lakukan?

Sebagaimana yang menteri agama (menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas sampaikan dalam acara launching logo hari santri nasional di Kemenag. Bahwasannya melalui tema yang dibawa “Jihad Santri Jayakan Negeri”, maksudnya agar para santri terus berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual di era transformasi digital.

Makna Jihad

Jihad sendiri memiliki makna yang begitu luas. Tak terbatas dalam perjuangan mengangkat senjata. Lebih dari itu, jihad adalah senantiasa berbuat kebaikan dan berperang melawan nafsu diri sendiri, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Ankabut ayat 8-9 :

“Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”.

Baca Juga:

Santri Gen-Z Memaknai Ulang Semangat Resolusi Jihad

Hari Santri Nasional 2024: Mari Ciptakan Pesantren yang Aman dari Kekerasan

Ikhtiar Pondok Pesantren Babakan dalam Memeriahkan Hari Santri Nasional 2024

Santriwati Harus Cerdas, Yuk Berkenalan dengan Ilmuwan Muslimah!

Melalui ayat tersebut Allah menekankan bahwa makna jihad adalah ketika seorang hamba bersungguh-sungguh mencurahkan segala kemampuannya demi melaksanakan amal saleh. Kemudian berlomba-lomba dalam kebaikan.

Maksud jihad yang dalam tema yang pemerintah usung tahun ini memang berdasarkan pada dua makna. Yakni makna historikal dan makna kontekstual. Seperti yang kita tahu, 22 Oktober dipilih sebagai hari santri untuk mengenang resolusi jihad yang pencetusnya adalah KH. Hasyim Asy’ari yakni hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air adalah bagian dari iman.

Mengenal Resolusi Jihad

Resolusi jihad tersebut menegaskan bahwa berjuang mengusir penjajah hukumnya fardlu ’ain. Yakni tiap individu muslim wajib ikut berjuang dalam radius 94 kilometer dari tempat musuh dan dihukumi fardlu kifayah, atau boleh diwakili oleh sebagian lainnya ketika di luar radius tersebut.

Dengan adanya fatwa tersebut, maka para santri bersama warga di Surabaya yang ada di sana turut patuh terhadap perintah kyai yang menjadi guru dan panutan. Para santri melawan tentara Sekutu mulai 25 Oktober 1945. Lalu sampai pada puncaknya tanggal 10 November 1945, yang tentunya diwarnai dengan gugurnya ribuan pejuang syahid dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kontribusi para santri juga tercatat dalam perjuangan mengusir Belanda dalam Perang Diponegoro yang begitu besar kala itu. Pada intinya, kontribusi para santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara ini mengambil andil yang cukup besar bahkan rela mempertaruhkan nyawa.

Lalu secara makna kontekstual, jihad santri di masa pasca kemerdekaan seperti saat ini sesungguhnya tak pernah terhenti. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, bahwasanya jihad tak hanya terbatas pada perjuangan fisik. Namun jihad adalah segala upaya untuk mewujudkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jihad dalam wujud perjuangan non-fisik yang kita hadapi saat ini meliputi berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, maupun lingkungan. Sebagaimana pesan menteri agama Ri, Yaqut Cholil Qoumas, bahwasanya Jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual. Di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan.

Harapan terhadap Santri

Dalam tradisi Islam, jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan. Berbekal buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, para santri kita harapkan dapat menjadi teladan dalam menjalani jihad ini. Yakni dalam hal memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya pengetahuan.

Santri kita harapkan tak hanya menguasai ilmu agama saja, namun juga mampu mengintegrasikan dan menyeimbangkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Terutama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan.

Apalagi belakangan ini sedang ramai berbagai isu perselisihan, radikalisme, dan intoleransi, maka santri kita harapkan pula untuk mampu menjadi duta perdamaian, perekat persaudaraan dan persatuan di tengah keragaman. Sebagaimana pesan KH Said Aqil Siradj, “santri harus menjadi pembawa rahmat bagi semesta.” []

 

Tags: Hari Santri NasionalJihad SantriMakna JihadPerjuangan Kaum SantriResolusi Jihad
Belva Rosidea

Belva Rosidea

General Dentist

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version