• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kaleng Biskuit Isi Rengginang Bentuk Sustainable Living

Tradisi kaleng biskuit isi rengginang ini adalah langkah awal untuk menerapkan sustainable living tanpa meninggalkan nilai kearifan lokal makanan daerah.

Layyin Lala Layyin Lala
30/10/2022
in Pernak-pernik
0
Kaleng Biskuit Isi Rengginang Bentuk Sustainable Living

Kaleng Biskuit Isi Rengginang Bentuk Sustainable Living

249
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berikut penjelasan kaleng biskuit isi rengginang bentuk sustainable living dengan kearifan lokal.  Lebaran telah usai, namun suasana suka cita lebaran dan kegiatan halal bi halal masih terasa sangat kental. Momen lebaran memang tak jauh-jauh dari kue lebaran, yang kerap disuguhkan dalam wadah kaleng biskuit. Beragam kue lebaran seperti kue kering hingga kue tradisional tak pernah absen berada di atas meja. Tradisi lebaran di Indonesia menyuguhkan nuansa kekeluargaan yang begitu erat.

Bersilaturahim dari rumah ke rumah membuat saya hafal kaleng-kaleng biskuit yang banyak berdiri di atas meja. Ketika tuan rumah mempersilahkan para tamu untuk sekedar mencicipi kue-kue lebaran, di situ saya merasa sedikit tertantang dan berusaha untuk tidak terkejut melihat isi kaleng biskuit yang kemasannya begitu terlihat lezat. Apakah isinya sesuai dengan kemasannya?

Kaleng biskuit pertama yang saya buka berisi rengginang ikan asin, kaleng wafer kedua berisi emping mlinjo bewarna kuning cerah, dan kaleng permen ketiga berisi kue kacang. Tentunya, sebagian besar dari kita tidak akan terlalu terkejut dengan kejadian seperti ini. Hampir setiap lebaran, kita pasti menemui hal-hal seperti ini dimana kemasan kaleng berbeda dengan isinya.

Kebanyakan kaleng-kaleng ini berisi camilan tradisional seperti kerupuk, keripik , atau kue kering rumahan. Masyarakat memilih untuk menggunakan kaleng kue kosong untuk kue-kue lebaran mereka tanpa memperdulikan kemasan luarnya. Bagi masyarakat, menggunakan kaleng kue kembali merupakan bentuk penghematan.

Kaleng Biskuit dalam Perspektif Isu Lingkungan

Dari perspektif pandangan lingkungan, tradisi menggunakan kaleng biskuit untuk makanan kering seperti rengginang, emping mlinjo, dan kue-kue yang lain merupakan bentuk sustainable living dalam memanfaatkan umur sampah. Apabila kaleng-kaleng tersebut dibuang dan tidak dikelola, maka umur sampah akan menjadi pendek dan hanya berakhir di tempat pembuangan akhir.

Baca Juga:

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

Melihat lebih Dekat Tradisi Sasi: Kearifan Lokal yang Melestarikan Laut Raja Ampat

Menilik Masjid Ramah Musafir: Buka 24 Jam!

Sustainable living atau kehidupan yang berkelanjutan merupakan praktik untuk mengurangi dampak lingkungan dengan membuat perubahan positif. Sustainable living merupakan salah satu metode untuk mengurangi jejak karbon yang kita hasilkan dalam mengonsumsi atau menggunakan barang tertentu. Sustainbale living mendorong masyarakat untuk meminimalisisr penggunaan sumber daya secara berlebihan atau hasil produksi yang sebagian besar akan berakhir menjadi sampah sehingga menimbulkan kerusakan antara manusia dan lingkungan.

Konsep sustainable living adalah memanfaatkan suatu barang dengan semaksimal mungkin (memperpanjang umur sampah), dapat digunakan berkali-kali, dan berprinsip untuk mengurangi sampah. Sustainable living menargetkan masyarakat untuk dapat hidup secara “zero energy balance” (Kehidupan nol sampah) agar lingkungan tidak tercemar dan bumi tetap sehat.

Tradisi penggunaan kaleng bekas untuk kue lebaran seharusnya mendapat apresiasi yang bagus untuk pelestarian lingkungan. Kaleng-kaleng biskuit hendaknya dapat dimanfaatkan kembali selain jadi wadah makanan, dapat juga dimanfaatkan menjadi tempat penyimpanan atau storage barang lain.

Namun, masyarakat yang ingin memanfaatkan kaleng biskuit untuk wadah kue lebaran harus benar-benar memperhatikan kondisi kaleng apakah layak untuk digunakan untuk wadah kue atau tidak. Beberapa hal yang dapat dilihat dan di cek untuk mengetahui kondisi kaleng baik bagi kue lebaran yaitu :

  1. Periksa apakah kaleng berkarat atau tidak, jika kaleng berkarat maka tidak baik digunakan untuk wadah kue
  2. Periksa apakah kaleng beraroma benda tajam yang kuat? Apabila tercium aroma kaleng atau benda tajam yang kuat diusahakan untuk tidak menggunakan sebagai wadah kue karena akan mempengaruhi sifat dan rasa kue.
  3. Periksa, apakah kaleng biskuit saat pertama kali didapatkan mengalami perubahan bentuk seperti rusak atau penyok? Apabila iya, maka jangan digunakan sebagai wadah makanan. Kaleng kue yang penyok atau cacat pada bagian sambungan kaleng kemungkinan telah dimasuki oleh patogen. Maka, kembalikanlah kaleng kue ke  tokonya.
  4. Ketika sudah mendapatkan kaleng kue yang layak pakai untuk kue, maka bersihkanlah kaleng hingga benar-benar bersih. Bila perlu, gunakan kertas khusus kue pada kaleng sebagai alas kue agar kue tetap bersih, higienis, dan awet.

Kaleng-kaleng kue yang tidak layak pakai, dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang-barang yang berkualitas dan bernilai, disetorkan di bank sampah, atau disetorkan di tempat pendaurulangan sampah. Pembuangan ke tempat pembuangan akhir hanya akan menambah permasalahan sampah.

Tradisi kaleng biskuit isi rengginang ini adalah langkah awal untuk menerapkan sustainable living tanpa  meninggalkan nilai kearifan lokal makanan daerah. []

Tags: Kaleng BiskuitKeadilan Ekologiskearifan lokallebaranLingkungan BerkelanjutanSuistanable Living
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Poligami atas

    Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID