• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kata Siapa Kita tak Cukup? Memahami Insecurity dalam Perspektif Psikologi Islam

Dalam taraf yang normal, insecure mampu mendorong kita untuk mengembangkan diri

Bertha PZ Bertha PZ
12/10/2024
in Personal
0
Memahami Insecurity

Memahami Insecurity

615
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Generasi sekarang sering menerima stigma sebagai generasi yang sering insecure. Bukan tanpa alasan, saat ini media sosial dengan segala dinamikanya sering kita jadikan sebagai tolak ukur seseorang untuk dapat kita katakan bahagia atau sukses.

Media sosial juga menjadi tempat untuk menyebarkan pencapaian dan pamor. Maka tidak heran jika perasaan insekyur akhirnya sering muncul bagi mereka yang merasa tidak puas dengan diri sendiri dan merasa “kecil” dibandingkan orang lain.

Insecure itu Normal

Insecure secara umum kita artikan sebagai perasaan tidak aman, tidak berharga, dan tidak cukup baik dalam berbagai hal (Watt, 2006). Pada dasarnya semua orang itu memiliki rasa insecure. Memahami Insecurity ini mirip dengan konsep rasa takut yang mana juga dimiliki oleh semua orang. Hal yang membedakan adalah intensitas rasa insecure itu ketika seseorang menghadapi situasi tertentu dan bagaimana dia mengelola perasaan itu.

Insecure ternyata Bermanfaat

Mungkin Anda pernah memiliki pengalaman ketika melihat pencapaian orang lain lalu Anda merasa insecure. Namun, di sisi lain Anda justru kemudian merasa terpacu agar tidak ketinggalan dan menggebu-gebu untuk mencapainya juga. Itu adalah salah satu manfaat dari insecure. Dalam taraf yang normal, insecure mampu mendorong kita untuk mengembangkan diri.

Tetap Hati-Hati dengan Insecure

Meskipun insecure itu normal, kita harus tetap belajar mengelola rasa insecure. Insecure ini sering bersinggungan dengan perasaan cemas. Artinya, dalam intensitas yang parah, tidak jarang insecure akan memicu kecemasan dan bahkan depresi.

Baca Juga:

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Isu Perceraian Veve Zulfikar: Seberapa Besar Dampak Memiliki Pasangan NPD?

Stop Membandingkan, Mulai Menjalani: Life After Graduate

Insecure yang berlebihan juga akan menghambat keseharian seperti sering menghindari pekerjaan, mengisolasi diri, menimbulkan rasa iri, dan kemudian menjauh dari rasa syukur atas nikmat Allah.

Orang yang sering insekyur dalam taraf parah akan selalu membandingkan diri dengan orang lain. Dia juga akan selalu merasa kurang dan haus untuk mengejar dunia. Hal ini karena segala nikmat Allah tidak ia anggap ada dan tidak disadari olehnya sehingga merasa tak cukup.

Allah adalah Pemberi Rasa Aman dan Nikmat

Kita harus senantiasa mengingat jelas bahwa Allah adalah pencipta yang adil. Dalam surat At Tin ayat 4 ada penjelasan bahwa “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Setiap orang telah diberikan porsi terbaik masing-masing sehingga kita bisa merasa aman akan porsi kita tersebut.

Hal yang kemudian perlu kita lakukan adalah bagaimana ikhtiar kita atas porsi yang Allah berikan. Termasuk di dalamnya adalah ikhtiar untuk tidak insecure berlebihan.

Salah satu cara untuk mengelola insecure adalah dengan sadar akan nikmat yang Allah beri. Seperti dalam surat Ibrahim ayat 7;

“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras”.

Nikmat yang besar bukan hanya ketika mampu mendapat juara atau saat berhasil membeli barang mahal. Sebab, bagaimana kita bernafas dan membuka mata juga nikmat bagi kita yang sangat luar biasa. Apabila kita merasa insecure berlebihan, selalu ingat bahwa posisi kita sekarang ini mungkin adalah posisi yang sangat didambakan orang lain di bawah kita. []

 

Tags: InsecureKesehatan MentalMemahami InsecurityMental HealthPsikologi IslamSelf Love
Bertha PZ

Bertha PZ

Merupakan mahasiswi semester 7 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Saya memiliki peminatan di bidang psikologi perkembangan dan psikologi keluarga. Sangat tertarik pada pembahasan pengasuhan anak dan relasi antara anak dengan orang tua.

Terkait Posts

Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Memahami AI

Memahami Dasar Logika AI: Bagaimana Cara AI Menjawab Permintaan Kita?

30 Mei 2025
Kehendak Ilahi

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • IUD

    Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID