• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kaum Rois Penjaga Kerukunan Umat Beragama

Hanya di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta atau di wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam yang menggunakan istilah Kaum Rois

Zezen Zainul Ali Zezen Zainul Ali
11/01/2024
in Pernak-pernik
0
Kaum Rois

Kaum Rois

806
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kaum Rois merupakan seseorang yang memiliki jabatan keagamaan di suatu tempat yang merupakan rujukan saat terjadi permasalahan masyarakat. Menarik untuk dibahas yakni kaum rois penjaga kerukunan umat beragama. Saya menemukan istilah tentang Kaum Rois awalnya saya tidak mengetahui apa itu Kaum Rois.

Setelah saya mencari literatur terkait istilah Kaum Rois, ternyata Kaum Rois hampir sama dengan Modin, Lebe, Pengulu dan sebagainya. Hanya di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta atau di wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam yang menggunakan istilah Kaum Rois.

Definisi Kaum Rois

Kaum Rois berasal dari dua kata yakni kaum dan Rois. Kaum merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab yakni Qaimuddin yang memiliki makna penegak agama. Hampir di seluruh kota lama di Jawa khususnya pusat Kerajaan Mataram Islam seperti Demak, Surakarta, dan Yogyakarta. Wilayah-wilayah ini memiliki Kampung Kauman yang memiliki progres dan kultur yang sama.

Lebih jauh, kata Kaum sendiri indentik dengan istilah Kauman. Menurut KBBI, arti kata Kauman itu berasal dari kata wilayah yang berada di sekitar masjid yang berpenduduk mayoritas beragama Islam. Kauman sendiri berasal dari kata kaum sehingga jika dikatakan wilayah Kauman, berarti wilayah yang berisi para kaum atau para penegak agama.

Sedangkan istilah Rois, Rois itu adalah pimpinan jadi Kaum Rois itu merupakan pimpinan dari suatu perkumpulan di mana tugasnya adalah untuk mengajak masyarakat agar mengingat diri kepada Sang Pencipta Allah SWT.

Baca Juga:

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Awal mula munculnya istilah Kaum ini pada saat masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Beliau mengumpulkan para ulama yang tinggal di sekitar masjid. Selain para ulama, juga hadir ahli agama seperti Khatib dan Penghulu yang menetap di masjid-masjid.

Selain itu juga, Sultan juga menyiapkan 40 abdi dalam yang diperintahkan untuk memakmurkan masjid. Selanjutnya orang-orang yang tinggal di sekitar masjid tersebut disebut dengan Qoimuddin atau orang-orang yang menyebarkan agama Islam. Karena lidah orang Jawa yang memang khas sehingga istilah Qoimuddin dibaca menjadi Kauman.

Peran Kaum Rois di Masyarakat

Kaum Rois sangat terkenal di masyarakat. Hal ini karena perannya yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Peran yang begitu sentral ini terlihat dari urusan kelahiran sampai dengan urusan kematian. Kaum Rois bertugas untuk memakmurkan masjid, memimpin doa di masyarakat pada bermacam acara seperti syukuran, mendirikan rumah, memasukan anak sekolah, tahlilan, doa ketika adanya yang melahirkan.

Masyarakat akan meminta tolong Kaum Rois, terkadang tidak mengenal waktu, kaum rois akan selalu siap 24 jam. Apabila terdapat masyarakat membutuhkan bantuan. Selain membantu, kaum rois aktif dalam berdakwah secara tidak langsung dengan menyelenggarakan acara tradisi Jawa Islam seperti ajaran oleh Walisongo.

Penjaga Kerukunan Umat Beragama

Melihat peta demografi Yogyakarta yang beragam baik suku, ras, dan agama bahkan beda pemahaman keagamaan. Kaum Rois ini memiliki peran yang penting di Masyarakat, khususnya dalam kerukunan umat beragama.

Kaum Rois membangun kerukunan umat beragama dengan melibatkan setiap masyarakat dalam setiap kegiatan. Misalnya, masyarakat muslim melaksanakan hajatan, masyarakat muslim akan memberikan bingkisan berupa makanan kepada warga non-Muslim sekitar.

Jika terjadi konflik keagamaan atau perbedaan pemahaman keagamaan. Untuk menjaga agar tidak adanya konflik biasanya. Kaum Rois akan memberikan nasihat dari esensi sutau acara. Misal esensi saat membaca surat Yasin, Slamatan, dan doa bersama.

Acara tersebut merupakan perbuatan yang baik, Kaum hanya memberikan nasehat guna menjaga harmonisasi dalam perbedaan pandangan di masyarakat. Selain itu, Kaum rois juga seringkali memberikan arahan untuk saling mengingat dan menjaga persatuan dan nasionalisme. []

Tags: adatagamaBudayaislamKaum RoiskeberagamanTradisi
Zezen Zainul Ali

Zezen Zainul Ali

Zezen Zainul Ali adalah mahasiswa Magister Ilmu Syari'ah Konsentrasi Hukum Keluarga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga founder dari Klinik Hukum Keluarga dan Taskuliah_id_

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID