• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Kearifan Lokal: Upaya Menjalin Relasi Kesalingan Antara Manusia dan Alam

Perlu adanya kesadaran dari manusia itu sendiri bahwa pada hakikatnya manusia dan alam adalah makhluk hidup yang setara

Khairun Niam Khairun Niam
17/03/2024
in Publik, Rekomendasi
0
Kearifan Lokal

Kearifan Lokal

817
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kerusakan lingkungan menjadi isu penting yang tidak boleh kita lewatkan begitu saja karena mempunyai dampak besar dalam keseimbangan alam. Pada akhirnya yang terkena dampak secara langsung adalah manusia itu sendiri. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa akhir-akhir ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja dengan banyaknya bencana alam yang melanda seperti banjir yang terjadi di beberapa daerah.

Berkaitan dengan hal tersebut sebenarnya al-Qur’an telah memberi gambaran bahwa kerusakan yang terjadi di bumi tidak lain dan tidak bukan penyebabnya adalah manusia sendiri. Sebagaimana tersebutkan dalam QS. Ar-Rum ayat 41 yang artinya

“telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (kejalan yang benar)”.

Prof. Quraish Shihab Dalam Tafsir al-Misbah  menerangkan bahwa ayat ini darat dan laut merupkan tempat terjadinya kerusakan. Keduanya mengalami kerusakan, ketidak seimbangan, serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar sehingga ikan mati dan hasil laut berkurang. Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil, keseimbangan lingkungan menjadi kacau.

Al Mawalid Al Salasah

Umumnya yang kita sebut makhluk hidup adalah manusia, hewan dan tumbuhan. Tetapi agak berbeda dengan konsep makhluk hidup perspektif Ar Razi.

Baca Juga:

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Menurut Ar Razi terdapat tiga jenis  makhluk hidup. Pertama, hayawan yang terbagi menjadi dua natiq (hewan) dan khoiru natiq (manusia). kedua, an nabat (tumbuhan). Ketiga, al ma’adin (sesuatu yang digali dari dalam bumi). pada ciri yang ketiga ini termasuk emas, perak, dan material yang berada dalam perut bumi.

Ketiga makhluk hidup yang telah saya sebutkan di atas pada dasarnya diciptakan saling berkaitan satu sama lain. Dalam keterkaitannya terdapat sebuah keseimbangan mulai dari unsur yang terkecil sampai yang terbesar. Jika salah satu diantara ketiganya terjadi Bila salah satu dari ketiganya terjadi gangguan maka dapat merusak relasi keseimbangan yang telah terbangun.

Hal ini serupa dengan apa yang Thaba’ thaba’i sampaikan bahwa alam raya kita ibaratkan sebagai tubuh manusia. Di mana organ di dalam tubuh tersebut mempunyai relasi yang saling berkaitan antara satu dan yang lain. Apabila salah satu organ tidak berfungsi dengan baik maka akan berdampak negatif pada organ lain. Seperti menghambat fungsinya misalkan. Begitupun dengan seluruh alam yang telah diciptakan.

Membentuk relasi kesalingan

Berkaitan dengan konsep al mawalid al salasah di atas, penting kiranya untuk menciptakan sebuah relasi kesalingan. Adapun bentuk relasi kesalingan yang perlu dibangun antara manusia dan alam di sini adalah berupa subjek dan subjek bukan subjek dan objek.

Artinya perlu adanya kesadaran dari manusia itu sendiri bahwa pada hakikatnya manusia dan alam adalah makhluk hidup yang setara. Maksud setara di sini adalah sama-sama ciptaan Allah SWT dan akan lebih baik lagi ketika manusia menganggap alam adalah keluarga sehingga dapat meminimalisir kerusakan alam.

Tetapi akan berbeda halnya jika relasi yang terbentuk antara manusia dan alam adalah subjek dan objek. Manusia akan menanggap alam adalah objek yang dapat diperlakukan sebebas-bebasnya.

Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya eksploitasi dan kerusakan-kerusakan yang terjadi di darat dan laut sebagaimana yang telah di sebutkan oleh al-Qur’an di atas. Selama manusia masih menganggap alam adalah objek maka akan sulit rasanya untuk mencegah kerusakan yang terjadi.

Kearifan Lokal sebuah Simbolisme Menjaga Alam

Relasi kesalingan di sini dapat kita lihat dari ritual-ritual keagamaan yang masyarakat Jawa lakukan di pedesaan dan mitos-mitos terkait alam itu sendiri. Contoh kecil adalah mitos “nasi akan menangis ketika tidak kita habiskan”, tradisi sedekah bumi dan sedekah laut yang cukup familiar di masyarakat Jawa.

Contoh lain kearifan lokal adalah tradisi merti dusun. Di mana tradisi ini ada sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen masyarakat. Simbolisasinya adalah tumpeng yang terisi dengan sayuran yang mereka dapatkan dari hasil panen masyarakat.

Tradisi-tradisi kearifan lokal yang berkembang di masyarakat terkait alam merupakan bentuk komunikasi antara al mawalid al salasah yang telah penulis sebutkan sebelumnya. Selain itu tradisi tersebut juga merupakan manifestasi dari bagaimana cara membangun relasi yang baik antara ketiganya.

Hal ini bertujuan agar tetap terjadi keseimbangan dan terhindar dari narasi “alam tidak marah kepada manusia”. Oleh sebab itu tradisi kearfian lokal yang telah berjalan hingga hari ini masih kita anggap sakral.

Sebenarnya konsep relasi kesalingan berupa subjek dan subjek antara manusia dan alam telah orang-orang terdahulu praktikkan Hal ini terlihat banyaknya praktik-praktik kearifan lokal yang telah penulis sebutkan di atas sehingga tidak heran jika orang-orang terdahulu lebih peka dengan keadaan alam. Wallahua’lam. []

Tags: Isu Lingkungankerifan lokalkeseimbangan alamRelasiRelasi Kesalingan
Khairun Niam

Khairun Niam

Santri yang sedang belajar menulis

Terkait Posts

Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi
  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version