Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw menegaskan bahwa Beliau menolak segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
Penolakan Nabi Muhammad Saw terhadap kekerasan dalam rumah tangga itu mengacu pada salah satu hadis dari Sunan Abi Dawud. Isi hadis tersebut sebagai berikut:
Nu’man bin Basyir Ra berkata, “Suatu saat, Abu Bakar Ra meminta izin untuk bertandang ke rumah Nabi Muhammad Saw.
Lalu, ia mendengar Aisyah mengangkat suaranya (di hadapan Nabi Muhammad Saw).
Ketika sudah masuk, Abu Bakar Ra hendak menempeleng Aisyah dan menghardik, “Kamu tidak pantas mengangkat suaramu di hadapan Rasulullah Saw.”
Tetapi, Nabi Muhammad Saw menghalanginya, sehingga ia keluar ruangan sambil marah.
Ketika Abu Bakar sudah keluar, Nabi Muhammad Saw berbicara kepada Aisyah, “Bagaimana, tidakkah kamu melihat, aku telah menyelamatkanmu dari lelaki itu?”
Selang beberapa hari, Abu Bakar Ra datang lagi, dan meminta izin (untuk masuk) kepada Nabi Muhammad Saw.
Dan ternyata, Abu Bakar mendapati Nabi Muhammad Saw dan Aisyah sudah berdamai.
Abu Bakar lalu berkata, “Bisakah aku diizinkan masuk saat kalian berdamai sebagaimana dulu pernah diizinkan saat kalian bertengkar? Beliau menjawab, Ya, kami izinkan, silahkan masuk” (Sunan Abi Dawud).
Hadis Nu’man bin Basyir Ra ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam buku 60 Hadis Shahih, merekam catatan lain mengenai kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw.
Tidak Boleh Melakukan Kekerasan
Saat bertengkar, suara melenting dari sang istri tidak boleh suami balas dengan hardikan, cemoohan, pelecehan, apalagi kekerasan.
Ini semua karena jiwa Nabi Muhammad Saw telah menyatu dengan nilai-nilai Islam yang damai, menenangkan, dan penuh cinta kasih. Nabi Muhammad Saw ingin menunjukkan prinsip ini kepada sang istri, para sahabat, dan seluruh umat.
Kemudian, bagi mereka yang mencintai Nabi Muhammad Saw, seharusnya berusaha keras untuk menjauhi segala tindak kekerasan dalam rumah tangga, sekecil apa pun dan kepada siapa pun.
Keluarga adalah tempat menumbuhkan rasa cinta di antara seluruh anggota, menyemai kasih sayang, dan merangkai kebahagiaan. Tindak kekerasan bisa menghancurkan pondasi kasih sayang ini dalam rumah tangga. []