Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menyampaikan bahwa ayah, ibu, dan anak yang saling menjadi qurrata a’yun di dalam keluarga bukanlah ujung akhir citra ideal sebuah keluarga muslim.
Sebuah keluarga ideal, kata Nyai Badriyah, diharapkan melahirkan manusia-manusia unggulan dan pilihan, yang sanggup mengajak, memengaruhi, dan mengarahkan lingkungan sosialnya, masyarakatnya, umatnya, dan bangsanya maju melesat menjadi pribadi yang unggul karena ketakwaannnya.
Semua anggota keluarga harus menjadi imamam lil muttaqin (pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa).
Menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa itu, lanjut kata Nyai Badriyah, tidak harus menjadi imam masjid, pemimpin ormas Islam, kepala kantor, atau direktur perusahaan. Setiap penyebar kebaikan dan pelaku kebaikan yang berangkat dari ketakwaan, kemudian orang lain mengikutinya, adalah pemimpin orang-orang yang bertakwa.
Apapun komunitas, profesi, dan pekerjaanya. Keluarga Nabi Ibrahim, lagi-lagi, patut menjadi role model keluarga pemimpin orang-orang yang bertakwa.
Teladan Rasulullah Saw dan Khadijah Ra
Ayah, ibu, dan anak, semua menjadi inspirasi dan teladan umat manusia sepanjang zaman. Keluarga Rasulullah Saw dan Khadijah ra adalah juga pemimpin orang-orang yang bertakwa.
Nabi dan Khadijah, menurut Nyai Badriyah, saling membahu dalam perjuangan hingga menjadikan dakwah Islam berhasil.
Putri Nabi, Fatimah ra adalah pemimpin yang menjadi teladan kesalehan seorang perempuan, kehebatan seorang ibu, kesetiaan seorang istri, dan kesederhanaan seorang putri Nabi yang juga kepala negara.
Maka, Nyai Badriyah mengingatkan, kesatuan visi yang berangkat dari kesalehan dan ketakwaan adalah kunci sebuah keluarga menjadi imaman lil muttaqin.
Dari situlah, mengalir pola asuh, pola didik, cara pandang terhadap kehidupan, dan pilihan-pilihan hidup.
Dari relasi marital yang sakinah, mawadah wa rahmah, berlanjut ke relasi parental yang saling membahagiakan karena kesalehan, hingga berujung relasi sosial di mana suami-istri-anak menjadi tim yang sukses memimpin orang-orang yang bertakwa.
Itulah tiga relasi dalam doa singkat yang selalu kita panjatkan. Sungguh bahagia sebuah keluarga dan sungguh beruntung sebuah masyarakat jika tiga relasi ini terjaga dengan sempurna. (Rul)