Pagi-pagi saya sudah dibuat mewek, ketika melihat video salah satu apartemen atau rusun di Jakarta, yang semua penghuninya dari balik jendela menyanyikan lagu “Rumah Kita”. Saling memberi semangat untuk di rumah saja, dan dukungan Indonesia pasti bisa melewati masa-masa karantina mandiri ini dalam menghadapi pandemik virus corona atau covid19.
Di menit berikutnya, saya juga melihat video tentang jejak kebaikan yang ditinggalkan oleh setiap orang, dan terrekam oleh kamera cctv. Meninggalkan masker di sebuah rumah sakit, lalu ditaruh begitu saja di bagian resepsionis, dan pembawa masker langsung lari, karena tak ingin identitasnya diketahui. Di sudut lain, di Jerman setiap orang yang melewati jalanan meninggalkan makanan dan minuman yang dimiliki. Agar mereka yang melewati jalanan itu bisa mengambil sesuai kebutuhan.
Tak berhenti di situ. Di negara Turki, satu komunitas atau perusahaan, membuat bingkisan sembako yang dibungkus dalam wadah-wadah kardus. Ditambahkan juga buah dan sayur mayur. Lalu bingkisan itu diantarkan sampai depan pintu rumah, dibagikan ke rumah-rumah jompo, lansia, janda, dan kelompok rentan lainnya. Tak kuasa mata saya meleleh lagi.
Tak kurang di Indonesia, berapa banyak pengusaha hotel yang memberikan fasilitas hotel miliknya untuk pengobatan dan perawatan para pasien. Semua pemimpin di hampir semua negara pandemik corona, dari level nasional hingga desa, berjibaku, berkejaran dengan waktu, berbuat sebaik mungkin untuk warga yang dipimpinnya. Jadi, jangan membandingkan apa yang orang lain telah lakukan. Mereka sudah bekerja sebaik mungkin. Lakukan saja bagianmu, dan mari kita terus bergandengan tangan.
Belum kisah-kisah lain yang tak terdokumentasikan. Para tenaga medis yang berada di garis depan. Para relawan, yang menyiapkan makanan untuk seluruh penghuni rumah sakit, para penjahit APD, dan donatur untuk semua layanan donasi di seluruh dunia. Mereka sungguh luar biasa.
Kawan, mari berbagi energi positif ini. Entah dengan menuliskan, membuat video atau menyuarakannya. Lewat media apapun yang bisa dilihat, dan disaksikan orang lain. Kelak lima hingga sepuluh tahun ke depan, dunia akan mencatat, ada kisah pandemik penyakit yang mampu mengeratkan rasa kemanusiaan kita.
Menggerakkan kesadaran kita, bahwa hidup apapun itu, harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Tanpa melihat perbedaan agama, ras, suku, bangsa, adat dan lain-lain. Tanpa ego dan arogansi. Sebab kita terlahir tak membawa apa-apa, kelak matipun demikian. Hanya amal kebajikan yang akan terus mengalir, menjadi kisah abadi sepanjang zaman. []