• Login
  • Register
Jumat, 13 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kepemimpinan Perempuan dalam Pandangan Fatima Mernissi

Pengalaman-pengalaman di dunia Barat-lah yang kemudian banyak mempengaruhi dan membentuk pikirannya, terutama menyangkut tentang hak-hak asasi perempuan

Redaksi Redaksi
05/11/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Fatima

Fatima

397
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam perjalanan hidupnya menuju remaja, Fatima Mernissi pernah bertanya tentang kepemimpinan perempuan kepada pedagang sayur langganannya di Maroko.

Karena hal itu akan menunjukan barometer opini masyarakat, ternyata pedagang sayur itu menjawab “na’udzubillah min dzalik”.

Seraya pedangang sayur itu berseru dengan kaget dan menyebutkan salah satu hadits Nabi, bahwa “tidak akan mencapai kejayaan suatu kaum apabila menyerahkan urusan (kepemimpinan)-nya kepada seorang perempuan”.

Mernissi hanya terdiam, karena dalam ajaran Islam, hadits bukanlah sesuatu yang sembarangan.

Ketika melihat dunia Barat pada tahun 1990, Fatima Mernissi merasa terkejut dan kaget dengan situasi demokrasi dalam segala hal dan tidak pernah membedakan jenis kelamin, anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua. Hak-hak asasi benar-benar ada dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga:

Kelompok Waifuna: Perempuan-perempuan Penjaga Laut Raja Ampat, Papua Barat

Benarkah Ruang Domestik Menjadi Ruang Khusus Bagi Perempuan?

Perempuan yang Terlupakan di Balik Ritual Agung Haji

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Pengalaman-pengalaman di dunia Barat-lah yang kemudian banyak mempengaruhi dan membentuk pikirannya, terutama menyangkut tentang hak-hak asasi perempuan.

Bagaimana dengan Islam sendiri, kenapa dia justru banyak menemukan teks-teks keagamaan yang merendahkan perempuan.

Dengan penuh emosi Fatima Mernissi ungkapkan dalam tulisannya:

“Terdiam, kalah dan marah, mendadak saya merasakan kebutuhan yang mendesak untuk mengumpulkan informasi mengenai hadits tadi dan mencari nash-nash di mana ia sebutkan untuk bisa memahami lebih baik, kekuasaannya yang luar biasa atas rakyat awam di sebuah negara modern.” *

*Sumber : tulisan karya Anisatun Muthi’ah dalam buku Menelusuri Pemikiran Tokoh-tokoh Islam.

Tags: FATIMA MERNISSIKepemimpinan Perempuanpandanganpemimpinperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Difabel

Senyum dari Jok Motor : Interaksi Difabel Dengan Dunia Kerja

13 Juni 2025
Rumah Tangga

Tujuan Utama Rumah Tangga Menurut Al-Qur’an

13 Juni 2025
Relasi dalam

Prinsip Ketauhidan dalam Relasi Suami Istri

13 Juni 2025
Prinsip Penghormatan

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

13 Juni 2025
Tauhid

Tauhid secara Sosial

12 Juni 2025
Realita Disabilitas Dunia Kerja

Realita Disabilitas dalam Dunia Kerja

12 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Difabel

    Senyum dari Jok Motor : Interaksi Difabel Dengan Dunia Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Fenomena Perempuan Berolahraga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Ketauhidan dalam Relasi Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Utama Rumah Tangga Menurut Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Humor yang Tak Lagi Layak Ditertawakan: Refleksi atas Martabat dan Ruang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Senyum dari Jok Motor : Interaksi Difabel Dengan Dunia Kerja
  • Tujuan Utama Rumah Tangga Menurut Al-Qur’an
  • Membaca Fenomena Perempuan Berolahraga
  • Prinsip Ketauhidan dalam Relasi Suami Istri
  • Menyemarakkan Ajaran Ekoteologi ala Prof KH Nasaruddin Umar

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID