• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ketika Nabi Muhammad Memuji Orang Kafir

Kisah saat Nabi Muhammad Saw bertemu orang kafir yang membencinya, lalu dia membaca puisi di depannya. Nabi Saw mendengarkannya penuh perhatiaan

Redaksi Redaksi
05/05/2022
in Hikmah
0
Moderasi Beragama Melalui Sufisme: Sebuah Tawaran

Moderasi Beragama Melalui Sufisme: Sebuah Tawaran

215
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika Nabi Muhammad memuji orang kafir, bagaimana kisahnya?

Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan bagi seluruh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Misalnya, ketika Nabi Muhammad memuji orang kafir.

Salah satu teladan yang beliau praktikkan adalah bahwa Nabi Saw memiliki sifat dan karakter yang melekat yaitu “al-Shidq” (jujur). Sifat dan karakter itu, Nabi Muhammad Saw praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Nabi Saw tidak pernah sekali pun berbohong, meski ketika bergurau.

Nabi Muhammad Memuji Orang Kafir

Sifat beliau sangat terkenal itu, menurut KH. Husein Muhammad dalam buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan, bukan hanya di komunitas tempat Nabi Saw tinggal, melainkan juga di seluruh jazirah Arab. Karena sifatnya itu Nabi Muhammad disebut “al-Amin” atau orang yang dapat dipercaya.

“Tidak ada ucapan yang beliau sampaikan kecuali kebenaran dan kejujuran,” tulisnya.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Pria yang kerap disapa Buya Husein, menceritakan kisah saat Nabi Muhammad memuji orang kafir yakni saat ia bertemu orang kafir yang membencinya, lalu dia membaca puisi di depannya, Nabi Saw mendengarkannya dengan penuh perhatian. Manakala Beliau menganggap puisi itu bagus, Beliau pun memujinya, bukan basa basi.

Buya Husein melanjutkan ceritanya, salah satunya adalah sikapnya terhadap Labid bin Rabiah.

Labid bin Rabi’ah, kata Buya Husein, adalah penyair besar Arab yang hidup sebelum dan sesudah kenabian Muhammad Saw. Dia dipandang sebagai penyair terbesar di antara para penyair besar Arab: Imri al-Qais, Hasan bin Isabit, Zuhair bin Abi Sulma, Nabighah al-Dzibyani dan lain-lain.

“Labid adalah seorang musyrik, kafir pagan, sebelum akhirnya masuk Islam dan menjadi penyair muslim yang baik,” tambahnya.

Mendengarkan Puisi Orang Kafir

Buya Husein menyampaikan, saat masih musyrik, ia menggubah puisi-puisi yang indah. Puisi-puisinya ini tampaknya memeroleh inspirasi dari ayat-ayat suci al-Quran yang dipelajarinya secara tekun dengan diam-diam.

“Ada salah satu puisinya yang sangat terkenal yang dibacakannya di hadapan Nabi Saw. Beliau mendengarkannya dengan tekun dan penuh perhatian. Nabi mengagumi gubahan puisi orang musyrik itu. Begitu usai beliau tanpa ragu-ragu mengapresiasi sambil memujinya,” jelasnya.

Inilah puisi yang indah dan menggetarkan kalbu pendengarnya itu:

Ingatlah, segala sesuatu selain Allah pasti akan lenyap dan setiap kenikmatan pasti akan sirna

Suatu saat, setiap orang pasti akan dijemput oleh maut yang membuat jari-jari pucat pasi

Setiap orang kelak pada saatnya akan melihat hasil kerjanya, saat lembar-lembar catatan dibacanya di depan Tuhan.

Mendengar puisi ini, lanjut kata Buya Husein, Nabi Saw memberikan apresiasi yang tinggi. Beliau mengatakan:

“Puisi terbaik yang pernah digubah seorang penyair adalah puisi Labid: “Sungguh, segala sesuatu selain Allah pasti akan hilang lenyap”

Puisi ini, tambah Buya Husein, mengingatkan pada puisi, seorang sufi besar Syekh Hasan Ridwan:

“Seluruhnya, selain Dia adalah bintang yang lenyap. Di mata para bijakbestri adalah tiada”.

Demikian kisah ketika Nabi Muhammad memuji orang kafir. Semoga Bermanfaat.(Rul)

Tags: islamKafirLabid bin Rabi'ahMemujiNabi Muhammad SAW
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version