Mubadalah.id – Di dalam ajaran Islam, kedua orangtua, terutama ibu, telah mengawali kewajiban dengan memberikan kasih sayang sejak anak masih dalam kandungan. Hamil, melahirkan, menyusui, merawat, mendidik dan menafkahi. Semua perjuangan itu merupakan bentuk kasih sayang yang telah kedua orangtua lakukan (QS. Luqman (31): 14 dan QS. al-Ahqaf (46): 15).
Kewajiban bagi anak tak bisa lain kecuali menghormati dar memuliakan orangtuanya. Pertanyaannya, bagaimana bentuk penghormatan terhadap orangtua? Bagaimana mendefinisikan ketaatan?
Jelas sekali bahwa penghormatan kepada orangtua mempunyai banyak bentuk, di antaranya adalah dengan berbuat baik kepada mereka, mendoakan dan memenuhi keinginan mereka, atau menaati perintah-perintahnya.
Penghormatan ini sekali lagi merupakan perimbangan dari pengorbanan orangtua terhadap anak. Demikian tingginya pengorbanan itu sehingga Islam menetapkan bahwa durhaka terhadap kedua orangtua termasuk salah satu dosa besar. Dalam suatu Hadis disebutkan:
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah suatu saat ditanya mengenai dosa-dosa besar. Nabi menjawab, “Menyekutukan Allah, durhaka kepada orangtua, membunuh jiwa, dan memberikan kesaksian palsu.” (Shahih al-Bukhari, no. 2692).
Dalam Hadis lain, Nabi pernah menyatakan bahwa durhaka kepada kedua orangtua itu haram dan bisa mengakibatkan seseorang terjatuh ke dalam su’ al-khatimah (meninggal dalam keadaan tidak baik). Ini menunjukkan bahwa menaati orangtua adalah kewajiban anak.
Namun, ketaatan itu tidaklah mutlak. Ketaatan terhadap orangtua perlu dilakukan selama orangtua tidak menyuruh anak pada kemaksiatan, kezaliman, dan sebagainya. Artinya, anak tak perlu menaati orangtua sekiranya ketaatan itu menyebabkan anak terjatuh kepada tindakan melanggar hukum. []