• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan

Dalam catatan Ibn al-Atsir (Usdul Ghabah) dan Ibn Hajar (al-Ishabah), sebagaimana diriwayatkan Sayyidah ‘Aisyah ra, disebutkan bahwa Zaidah ra datang menemui Nabi Muhammad Saw menceritakan tentang kisahnya ditemui Nabi Khidr as

Redaksi Redaksi
03/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Khidr as

Nabi Khidr as

503
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada masa Nabi Muhammad Saw ada seorang perempuan pekerja rumah tangga yang ditemui Nabi Khidr as. Perempuan tersebut bernama Zaidah ra. Dia adalah seorang hamba sahaya yang hidup bersama keluarga Umar bin Khattab ra. Sehari-hari, dia menjadi pelayan keluarga ini.

Di samping melakukan pekerjaan rumah tangga untuk keluarga Umar bin Khattab ra ini, Zaidah juga terkenal sebagai perempuan yang banyak beribadah. Banyak sahabat yang kagum dengan ibadahnya. Bahkan, Nabi Khidr as juga sempat menemuinya, karena ketulusan kerja layanan dan ibadahnya kepada Allah Swt.

Dalam catatan Ibn al-Atsir (Usdul Ghabah) dan Ibn Hajar (al-Ishabah), sebagaimana diriwayatkan Sayyidah ‘Aisyah ra, disebutkan bahwa Zaidah ra datang menemui Nabi Muhammad Saw menceritakan tentang kisahnya ditemui Nabi Khidr as. (Baca juga: Film Hamid tentang Cinta, Ketulusan dan Kemanusiaan)

“Ya Rasul, suatu hari ketika sedang membuat makanan dari tepung, aku keluar rumah untuk mencari kayu bakar. Di jalan, aku bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat bersih pakainya, harum sekali bau parfumnya, dan cerah sekali wajahnya laksana purnama. Ia naik di atas kuda yang indah,” kata Zaidah ra kepada Nabi Muhammad Saw.

“Assalamu ‘alaik, wahai Zaidah,” ucap laki-laki tersebut, masih dalam cerita Zaidah ra.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

“Wa’alaikassalam,” jawab Zaidah ra. (Baca juga: Mengapa Pemimpin Disebut Pelayan?)

“Apakah kamu mau menyampaikan apa yang akan aku katakan padamu,” tanya laki-laki ganteng tersebut.

“Ya, bersedia, insya Allah,” jawab Zaidah ra terhadap laki-laki tersebut.

“Kalau kamu berjumpa dengan Muhammad, sampaikan bahwa salamku pada beliau, aku Nabi Khidr as. Aku tidak pernah berbahagia mendengar seseorang Allah Swt angkat menjadi Nabi melebihi bahagiaku mendengar kamu (wahai Muhammad) Allah Swt angkat menjadi Nabi. Karena Allah Swt memberimu umat yang terkasihi, doa yang terijabahi, serta sungai di surga kelak nanti,” kata laki-laki tersebut dalam cerita Zaidah ra. []

Tags: kisahMenemuiNabi Khidr AsPelayanperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID