• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Konflik Tidak Melulu Negatif, Mari Melihat Sisi Positifnya

Pada dasarnya setiap konflik yang terjadi dalam suatu hubungan adalah suatu proses pembelajaran dan pendewasaan untuk hubungan yang lebih baik lagi kedepannya. Dan konflik adalah suatu keniscayaan yang akan terjadi ketika ada interaksi antar individu.

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
20/11/2020
in Keluarga, Kolom
0
Kesetiaan

Kesetiaan

170
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kali ketiga mengaji di WLC El Shavia (Asrama yang mengkaji kajian gender dan pemberdayaan perempuan di Kota Malang) membedah buku Karya Prof. Mufidah yang sekaligus pengasuh di asrama. Jika biasanya kami bergiliran membedah artikel di Jurnal Perempuan. Malam Jumat lalu, kembali Buku “Psikologi Keluarga dalam Islam” yang dibedah dan dikaji bersama langsung dengan penulisnya. Dengan sub pembahasan terkait Konflik dan Resolusi dalam Keluarga

Mendengar istilah konflik, secara otomatis mungkin kita berpikiran bahwa konflik adalah hal yang harus dihindari, jangan sampai terjadi, dan merupakan perbuatan tidak baik. Jika anggapan kita masih seperti itu, itu berarti kita belum tuntas dengan pemahaman terkait konflik itu sendiri. Jadi, apakah ada dampak positif dari terjadinya suatu konflik? Dan apakah setiap konflik dalam keluarga akan berakhir pada perceraian atau putusnya suatu hubungan?

Konflik sendiri merupakan suatu kondisi yang muncul sebab adanya ketidakcocokan antar individu atau kelompok, yang dibangun sebab adanya pemikiran yang berbeda-beda atau berlawanan. Ada tiga penyebab utama konflik yang sering terjadi, baik secara umum maupun di dalam keluarga. Mulai dari ketimpangan sumber daya, perbedaan nilai dan identitas, serta terjadinya komunikasi yang salah.

Ketiga hal di atas, kerap kali memicu timbulnya konflik, terlebih ketika pola komunikasi yang dibangun antara individu atau suami-istri tidak baik. Selain itu, mengakarnya sistem patriarki di masyarakat membuat status sosial dan juga struktur di keluarga terlihat terkadang tidak ramah perempuan, disebabkan ketimpangan sumber daya yang ada. Sehingga, posisi laki-laki yang belum paham akan kesetaraan, merasa memiliki hak kekuasaan di dalam rumah tangga.

Konflik di dalam rumah tangga biasanya dipicu oleh beberapa hal, mulai dari perbedaan kultur dan budaya yang melatar belakangi setiap pribadi. Perbedaan nilai yang dipegang, berbeda orientasi hidup serta kebutuhan dalam hidup. Berbeda pemahaman terkait peran dan nilai peran dalam keluarga itu sendiri.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Lalu, memiliki perbedaan dalam menguasai  sumber daya, sehingga jenis kelamin yang berbeda menyebabkan adanya relasi yang tidak setara. Dari beberapa hal ini sangat memungkinkan untuk menimbulkan konflik antar pasangan suami istri di dalam rumah tangga.

Padahal jika kita mau memahami lebih jauh terkait konflik sebagai suatu bentuk pendewasaan dalam berumah tangga. Tentunya konflik yang timbul akan memberikan dampak positif dalam suatu hubungan. Ada beberapa dampak positif dari munculnya suatu konflik dalam relasi hubungan manusia secara umum, ataupun dalam keluarga. Mari kita telaah bersama lima dampak positif dari adanya konflik.

Yang pertama konflik dapat meragsang pemikiran inovatif, hal ini tentu dapat terjadi ketika kita mampu memaknai konflik atau masalah sebagai suatu hal pembelajaran yang harus dicari solusi penyelesaiannya dengan saling berkomunikasi dengan pasangan. Dalam kondisi ini tentunya setiap konflik yang ada memiliki proses penyelesaian yang berbeda pula, hal ini yang kemudian berdampak memunculkan pemikiran yang inovatif pada setiap orang.

Kemudian, kedua konflik juga memiliki peran dalam promosi perubahan sosial, dengan adanya konflik dapat menimbulkan suatu perubahan entah pada arah negatif atau positif tergantung pada bagaimana kita memaknai konflik itu sendiri.

Yang ketiga, konflik mampu menguatkan hubungan kelompok. Pada saat terjadi konflik secara otomatis suatu kelompok atau dua individu yang memiliki hubungan akan lebih intens dalam berinteraksi ketika mereka memiliki niatan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, dari sinilah akan berdampak pada semakin menguatnya hubungan antar mereka.

Dengan terjadinya konflik akan berpengaruh banyak dalam membentuk identitas pribadi seseorang, terlebih ketika seseorang mengalami konflik batin. Konfik dapat membentuk mereka untuk berfikir dua sampai tiga langkah kedepan bagaimana cara menyelesaikan konflik tersebut. Sehingga merangsang setiap individu untuk berfikir, dan pemikirannya di sini mempengaruhi pembentukan identitas pribadi mereka masing-masing.

Yang terakhir, dampak positif konflik akan membuat kita memahami bahwa perbedaan itu pasti ada bahkan dalam lingkup hubungan kecil sebuah rumah tangga. Perbedaan dalam suatu hubungan atau kelompok merupakan suatu keniscayaan yang harus kita syukuri dan dioptimalkan untuk melengkapi suatu hubungan.

Dengan mengoptimalkan perbedaan yang ada setiap peran dalam keluarga akan saling melengkapi dan diisi sehingga tidak lagi mempermasalahkan siapa yang bekerja dan siapa mengurus rumah, namun semua bergerak sesuai peran dan kemampuan yang dimiliki untuk saling melengkapi.

Berbagai konflik atau permasalahan yang timbul dalam suatu hubungan, tentunya memiliki beberapa langkah pengelolaan konfliknya. Mulai dari saling memahami perasaan orang lain, saling memegangi norma dan komitmen, saling memiliki strategi komunikasi yang tepat, serta saling mengenali perbedaan yang pasti terjadi dalam hubungan antar pribadi. Artinya di sini resolusi konflik dalam hubungan berkeluarga kembali lagi pada konsep keSALINGan atau mubaadalah, untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan membahagiakan. []

Tags: keluargaKesalingankonflikperkawinanRelasi Suami dan Istriresolusi konflik
Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version