Mubadalah.id – Apakah laki-laki boleh menangis? Siang ini teleponku berdering 4x. Lalu sebuah pesan singkat masuk. “Boleh saya nelpon?” tanya kawanku. Sebut saja namanya Manto. Sudah beberapa hari ini Manto memohon untuk diberi kesempatan bicara. Saya memang tidak pernah mengabulkan permintaannya.
Saya sangat menjaga pembicaraan di ruang privasi dengan laki-laki beristri kecuali itu urusan pekerjaan.
“Plis.. saya mohon.. sekali ini saja,” sambungnya lagi.
“Saya mau curhat. Saya tidak tahu harus curhat kemana lagi, ini persoalan yang sangat pribadi, dan saya sangat percaya sama kamu,” pesan ketiga masuk.
“Oke, tapi sekali ini saja ya,” jawabku luluh.
Tidak menunggu beberapa detik dari pesan itu dia baca, teleponku berdering. “Manto memanggil!”
Lalu mengalirlah curhatan Manto. Ternyata itu persoalan rumah tangganya yang kini di ambang perceraian.
Saya berusaha memposisikan diri hanya sebagai pendengar.
Saya pun dalam pergolakan batin khas perempuan yang tidak tahan selalu ingin menghakimi.
Saya tahu dia sedang tidak butuh dikomentari. Dia hanya butuh didengar.
“Come on, cukup sediakan telinga saja, jangan berkomentar,” batinku.
Jelas sekali terdengar suaranya bergetar menahan tangis dan emosi yang membuncah. Saya bisa merasakan Manto berada di bawah tekanan yang cukup berat. Selama ini dia hanya berpura-pura seolah-olah semuanya baik-baik saja.
Hal yang umum sih, toh semua orang pun begitu. Berpura-pura baik-baik saja.
“Saya seorang laki-laki. Tidak mungkin saya menunjukkan pada dunia bahwa saya sedang rapuh. Dunia akan menertawakan dan memberi label laki-laki lemah padaku. Ini persoalan harga diri,” katanya.
OH MY GOD ?
Lagi-lagi saya berusaha menahan diri untuk menimpali. Bukan saatnya berdebat, saat ini Manto hanya butuh dukungan moril, butuh support agar dia bisa kembali memiliki energi menghadapi dan menyelesaikan persoalan rumah tangganya.
*Persoalan Manto membuat saya sadar betapa patriarkisme tidak hanya mengintimidasi kaum perempuan, tapi kaum laki-laki pun jadi tertekan dan tidak leluasa dalam berekspresi.
Kawanku..
Laki-laki boleh menangis
Laki-laki boleh lemah
Laki-laki boleh rapuh
Laki-laki boleh salah dalam mengambil keputusan
It’s okay to not be okay
Because we are only human????